Madiun (ANTARA) - PT Industri Kereta Api (Persero) melakukan uji coba purwarupa atau prototipe trem bertenaga baterai yang selama beberapa tahun terakhir dikembangkan guna menjawab tantangan kebutuhan moda transportasi yang lebih ramah lingkungan dan nyaman.
Direktur Utama PT INKA (Persero) Budi Noviantoro di Madiun, Jawa Timur, Selasa mengatakan pengujian dilakukan untuk menguji "performansi" trem baterai sebelum diproduksi massal. Uji coba trem dilakukan di jalur kereta api dengan menempuh perjalanan dari Stasiun Madiun sampai Stasiun Babadan pergi-pulang (PP).
"Dari sini (Stasiun Madiun) sampai Babadan PP, alhamdulilah lancar. Tapi masih "timik-timik" atau pelan-pelan. Nanti akan kita uji lagi kalau sudah siap, targetnya kecepatan bisa mencapai 60 kilometer per jam. Sekarang ini masih 15 kilometer," ujar Budi Noviantoro kepada wartawan.
Menurut dia uji coba berlangsung selama dua hari, yakni pada Senin (9/11) dan Selasa (10/11). Adapun uji coba tersebut merupakan yang pertama kalinya prototipe trem baterai diuji di luar lintasan milik INKA.
"Sebelum ini trem diuji coba di lintasan internal INKA. Untuk mencoba di lintasan utama memang harus mempunyai izin. Tidak seperti bus listrik yang bisa langsung keluar dan tancap gas. Tapi untuk kereta memang butuh perizinan dari Daops PT KAI," kata dia.
Trem tersebut terdiri dari dua "car" atau gerbong. Satu car dengan unit penggerak yang dilengkapi dengan baterai dan car lainnya adalah kereta penumpang yang dilengkapi dengan tempat duduk bagi para penumpang serta pegangan tangan di bagian atas untuk penumpang yang berdiri.
Trem menggunakan baterai sebagai satu-satunya sumber energi. Energi baterai itu digunakan untuk menggerakkan kereta, AC, kompresor, dan lampu penerangan.
Untuk prototipe kali ini kapasitas baterainya mencapai 30 KWh dengan waktu pengisian daya baterai 3 sampai 4 jam. Jarak tempuh satu kali pengisian daya baterai mencapai 25 kilometer.
"Karena menggunakan baterai dalam operasionalnya, maka trem ini tentu sangat ramah lingkungan dan dapat digunakan di daerah yang tidak terdapat jalur "catenary" atau listrik aliran atas," katanya.
Budi menambahkan nantinya trem tersebut akan ditawarkan ke pasar dalam negeri dan luar negeri. Sejauh ini INKA telah menjalin kerja sama dengn Pemprov Bali untuk diproduksi massal.
"Trem telah kita tawarkan kepada Pemda Bali dan beberapa pemda lainnya. Bahkan degan Bali telah melakukan MoU. Ada yang tertarik lainnya. Seperti Jakarta, itu juga tertarik," katanya.
Direktur Utama PT INKA (Persero) Budi Noviantoro di Madiun, Jawa Timur, Selasa mengatakan pengujian dilakukan untuk menguji "performansi" trem baterai sebelum diproduksi massal. Uji coba trem dilakukan di jalur kereta api dengan menempuh perjalanan dari Stasiun Madiun sampai Stasiun Babadan pergi-pulang (PP).
"Dari sini (Stasiun Madiun) sampai Babadan PP, alhamdulilah lancar. Tapi masih "timik-timik" atau pelan-pelan. Nanti akan kita uji lagi kalau sudah siap, targetnya kecepatan bisa mencapai 60 kilometer per jam. Sekarang ini masih 15 kilometer," ujar Budi Noviantoro kepada wartawan.
Menurut dia uji coba berlangsung selama dua hari, yakni pada Senin (9/11) dan Selasa (10/11). Adapun uji coba tersebut merupakan yang pertama kalinya prototipe trem baterai diuji di luar lintasan milik INKA.
"Sebelum ini trem diuji coba di lintasan internal INKA. Untuk mencoba di lintasan utama memang harus mempunyai izin. Tidak seperti bus listrik yang bisa langsung keluar dan tancap gas. Tapi untuk kereta memang butuh perizinan dari Daops PT KAI," kata dia.
Trem tersebut terdiri dari dua "car" atau gerbong. Satu car dengan unit penggerak yang dilengkapi dengan baterai dan car lainnya adalah kereta penumpang yang dilengkapi dengan tempat duduk bagi para penumpang serta pegangan tangan di bagian atas untuk penumpang yang berdiri.
Trem menggunakan baterai sebagai satu-satunya sumber energi. Energi baterai itu digunakan untuk menggerakkan kereta, AC, kompresor, dan lampu penerangan.
Untuk prototipe kali ini kapasitas baterainya mencapai 30 KWh dengan waktu pengisian daya baterai 3 sampai 4 jam. Jarak tempuh satu kali pengisian daya baterai mencapai 25 kilometer.
"Karena menggunakan baterai dalam operasionalnya, maka trem ini tentu sangat ramah lingkungan dan dapat digunakan di daerah yang tidak terdapat jalur "catenary" atau listrik aliran atas," katanya.
Budi menambahkan nantinya trem tersebut akan ditawarkan ke pasar dalam negeri dan luar negeri. Sejauh ini INKA telah menjalin kerja sama dengn Pemprov Bali untuk diproduksi massal.
"Trem telah kita tawarkan kepada Pemda Bali dan beberapa pemda lainnya. Bahkan degan Bali telah melakukan MoU. Ada yang tertarik lainnya. Seperti Jakarta, itu juga tertarik," katanya.