Palu (ANTARA) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) berusaha memaksimalkan penerapan konsep wasatiah dalam kehidupan sosial keagamaan, sebagai prinsip dalam mendorong moderasi beragama.

"Prinsip wasatiah. Ini berarti mendorong umat Islam berinteraksi, berdialog, dan terbuka dengan semua pihak," ucap Sekretaris MUI Provinsi Sulteng Sofyan Bachmid di Palu, Sabtu.

Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan kegiatan orientasi ulama wasatiah yang mengangkat tema "Ulama Wasatiah Solusi untuk NKRI" berlangsung selama 20-22 November 2020 di Palu.

Sofyan mengemukakan tentang bagaimana mungkin seorang muslim bisa menjadi saksi adil atau menjadi penengah kalau tertutup atau menutup diri dari lingkungan dan perkembangan global.

Ia mengatakan dengan konsep wasatiah atau berada di posisi tengah, membuat seorang muslim dilihat dari penjuru yang berbeda dan ketika itu ia dapat menjadi teladan semua pihak.

"Posisi itu juga membuatnya bisa melihat siapa pun dan di mana pun," ujarnya.

Sekretaris Panitia Kegiatan Orientasi Ulama Wasathiyah MUI Sulteng, Arfan Hakim, mengharapkan kegiatan tersebut, membawa peserta memahami dan mengimplementasikan paham moderasi beragama dan wasatiah.

Ia menyebut implementasi itu dapat dilakukan lewat dakwah dan interaksi sosial di tengah masyarakat Sulteng yang multikultur.

"Seperti yang kita ketahui, salah satu visi MUI adalah menjaga nilai-nilai dan mengedepankan citra Islam yang moderat. Para ulama dan dai merupakan agen utama yang perlu mendapatkan penguatan secara berkala dan berkelanjutan melalui forum-forum orientasi,” katanya.

Orientasi ulama wasatiah yang dilaksanakan MUI Provinsi Sulteng dengan diikuti 60 peserta dan dibuka Wakil Sekretaris Jenderal MUI Pusat Nadjamuddin Ramly.

Nadjamuddin Ramly mengatakan MUI Pusat berkomitmen penuh dan utuh terhadap moderasi sekaligus menjanjikan keberlanjutan program serupa di Sulawesi Tengah pada tahun-tahun berikutnya.
 

Pewarta : Muhammad Hajiji
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024