Parigi (ANTARA) -
Selain mendata, ujar dia, Kadin Parigi Moutong juga melakukan identifikasi terhadap masalah dan kendala di hadapi pelaku usaha dalam menjalankan aktivitas perdagangan.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mendorong pelaku usaha lokal maupun distributor barang memanfaatkan jalur kapal Perintis Tol Laut di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, guna mempermudah akses pengiriman antarpulau.
"Tentunya ini menjadi tanggung jawab kami membantu pemerintah agar memasifkan bongkar muat barang menggunakan kapal perintis tol laut di Pelabuhan Parigi dan Tinombo," kata Wakil Ketua Perhubungan, Pariwisata, Telekomunikasi, Tekhnologi Informasi dan Media Kadin Parigi Moutong Mahamuddin Ahmad, di Parigi, Selasa.
Menurut dia, belum maksimalnya aktivitas angkutan barang antarpulau menggunakan transportasi laut, karena belum tersosialisasi dengan baik program tersebut di tengah masyarakat pelaku usaha, sehingga kegiatan angkut ulang barang dari Parigi ke daerah tujuan masih sepi.
Oleh karena itu, Kadin sebagai lembaga yang bergerak di bidang ekonomi melakukan upaya penetrasi melalui edukasi kepada pengusaha, sebagai mitra.
"Tidak hanya sosialisasi, kami juga melakukan pendataan terhadap Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan sejenisnya sebagai acuan memaksimalkan pengiriman barang menggunakan tol laut," ujar Mahmuddin.
Sejak Pelabuhan Parigi digunakan sebagai jalur transit kapal perintis pada pertengahan 2020 lalu, aktivitas angkut ulang barang masih relatif sepi, bahkan hingga kini baru satu distributor yang memanfaatkan akses ini dengan rata-rata per satu kali pengiriman beras mencapai 200 ton ke pasar Provinsi Sulawesi Utara.
Padahal, di awal tahun 2021ini Pelabuhan Parigi telah menjadi pangkalan kapal perintis yang melayani rute Provinsi Gorontalo, Pelabuhan Bitung, Sulawesi Utara, Pelabuhan Pagimana, Kabupaten Banggai, Pelabuhan Ampana, Tojo Una-Una serta Pelabuhan Tinombo, Parigi Moutong, Sulteng.
Selain mendata, ujar dia, Kadin Parigi Moutong juga melakukan identifikasi terhadap masalah dan kendala di hadapi pelaku usaha dalam menjalankan aktivitas perdagangan.
"Hal ini dimaksudkan agar terpetakan masalah-masalah mereka hadapi, supaya lebih muda menawarkan solusi, termasuk pemanfaatan tol laut," ucap Mahmuddin.
Pihaknya menilai, ada kemungkinan belum termanfaatkan fasilitas ini, dipicu tidak adanya kepastian harga komoditas di pasaran, sehingga petani memproduksi kebutuhan pasar tidak merata karena terjadi permainan harga ditingkat tengkulak, padahal Parigi Moutong memiliki potensi hasil bumi yang melimpah.
"Hal-hal seperti ini perlu dijembatani, sehingga rantai perdagangan dari hulu sampai hilir bisa lebih baik," kata Mahmuddin.