Jakarta (ANTARA) - Menteri BUMN Erick Thohir akan ubah Perum Produksi Film Negara (PFN) menjadi lembaga pembiayaan film dan konten.
"Kita tidak mau BUMN menjadi menara gading dan pesaing industri. PFN, kita tidak mau dengan kondisi industri perfilman dan konten sedang berat saat ini akibat COVID-19, kemudian bioskop juga tutup. PFN sedang kita coba ubah menjadi lembaga pembiayaan film dan konten," ujar Erick Thohir dalam Rakernas HIPMI di Jakarta, Jumat.
Erick Thohir menyebut kalau PFN juga bikin film, maka itu sama saja bohong. Tetapi sinergi PFN sendiri harus didukung oleh BUMN lainnya, seperti Telkom. Saat ini eranya sudah Netflix dan sebagainya, kata dia.
"Media juga saat ini berubah, radio juga ikut berubah seperti ada radio clubhouse. Di sini saya sudah bilang kepada PFN, kadang-kadang BUMN ini juga kalau diberikan kesempatan dia pikir ingin jadi raja sendiri dan saya bilang tidak. Anda lembaga pembiayaan, anda harus bersinergi dengan komunitas-komunitas yang ada di Indonesia yang biasa membuat film atau konten," ujar Erick Thohir.
Terkait market driven, kata dia, nantinya distribusi dan pembelian film serta konten dari komunitas yang dibiayai oleh PFN, akan dilakukan oleh Telkom.
Kalau tidak, lanjut Erick Thohir, maka tidak akan kembali modal itu semua. Sepuluh kali membuat film, 9 film gagal dan hanya satu film yang untung. Mana ada bank yang mau membiayai.
"Hal-hal ini yang kita coba pastikan dengan ekspansi pasar, infrastruktur yang ada di Telkom dan Telkomsel. Kita juga sedang mengubah bisnis model Telkomsel supaya menjadi pemain yang berbeda, jangan jadi Telkomsel berbisnis di sektor telekomunikasi yang akan tenggelam atau sunset. Kita harus ubah juga," ujar Menteri BUMN Erick Thohir.
"Kita tidak mau BUMN menjadi menara gading dan pesaing industri. PFN, kita tidak mau dengan kondisi industri perfilman dan konten sedang berat saat ini akibat COVID-19, kemudian bioskop juga tutup. PFN sedang kita coba ubah menjadi lembaga pembiayaan film dan konten," ujar Erick Thohir dalam Rakernas HIPMI di Jakarta, Jumat.
Erick Thohir menyebut kalau PFN juga bikin film, maka itu sama saja bohong. Tetapi sinergi PFN sendiri harus didukung oleh BUMN lainnya, seperti Telkom. Saat ini eranya sudah Netflix dan sebagainya, kata dia.
"Media juga saat ini berubah, radio juga ikut berubah seperti ada radio clubhouse. Di sini saya sudah bilang kepada PFN, kadang-kadang BUMN ini juga kalau diberikan kesempatan dia pikir ingin jadi raja sendiri dan saya bilang tidak. Anda lembaga pembiayaan, anda harus bersinergi dengan komunitas-komunitas yang ada di Indonesia yang biasa membuat film atau konten," ujar Erick Thohir.
Terkait market driven, kata dia, nantinya distribusi dan pembelian film serta konten dari komunitas yang dibiayai oleh PFN, akan dilakukan oleh Telkom.
Kalau tidak, lanjut Erick Thohir, maka tidak akan kembali modal itu semua. Sepuluh kali membuat film, 9 film gagal dan hanya satu film yang untung. Mana ada bank yang mau membiayai.
"Hal-hal ini yang kita coba pastikan dengan ekspansi pasar, infrastruktur yang ada di Telkom dan Telkomsel. Kita juga sedang mengubah bisnis model Telkomsel supaya menjadi pemain yang berbeda, jangan jadi Telkomsel berbisnis di sektor telekomunikasi yang akan tenggelam atau sunset. Kita harus ubah juga," ujar Menteri BUMN Erick Thohir.