Buol, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah bertekad meningkatkan produksi dan produktivitas pada sektor pertanian, kelautan dan perikanan melalui berbagai strategi menuju swasembada pangan.
"Produksi dan produktivitas hasil pangan kita harus kita tingkatkan sampai kita bisa swasembada sebagai upaya memenuhikebutuhan pangan masyarakat ," ujar Bupati Buol Amirudin Rauf, di Buol, Sabtu.
Hal itu, kata dia, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumtif daerah, tetapi juga untuk menopang program nasional swasembada pangan.
"Salah satunya yakni harus diikutkan dengan penggunaan teknologi dan pembukaan lahan baru untuk sektor pertanian, namun tetap memperhatikan aspek kesehatan," ujarnya.
Sektor pertanian dan peternakan, menurut Bupati, menjadi sektor yang mesti dikembangkan dan dimajukan agar memberi implikasi ekonomis bagi masyarakat dan daerah-daerah yang menjadi anggota dari kerjasama utara-utara.
Kabupaten Buol dengan Universitas Negeri Gorontalo, Pemkab Gorontalo Utara, Bolaang Mongondow Utara membangun kerjasama bertajuk "kerjasama utara-utara". Salah satu target dari kerjasama ini yakni dapat merealisasikan kawasan ekonomi terpadu bagi tiga kabupaten tersebut.
“Jika kita dapat memaksimalkan produksi pangan kita, selain kita dapat memenuhi konsumsi dalam daerah, kita juga dapat memanfaatkan kelebihan hasil pangan (surplus) menjadi pendapatan ekonomi daerah yang ditopang dengan keberadaan kawasan ekonomi," sebutnya.
Ia menguraikan, untuk komoditas jagung produksi mencapai 117 ribu ton, padi 35.000 ton sedangkan sektor peternakan populasi sapi sudah mencapai angka 35.433.
"Ini harus terus digenjot, tidak hanya akan memberikan efek pada pemenuhan kebutuhan konsumtif lokal. Tetapi juga akan berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat," katanya.
Ia menambahkan, agar sektor pertanian bisa memberikan dampak ekonomis terhadap masyarakat, maka dalam teknis pengelolaannya pemerintah menggandeng perusahaan daerah, yang akan intervensi menyangkut alat mesin pertanian, pupuk dan benih, serta memasarkan hasil pertanian beras milik petani.
Bupati Buol Amirudin Rauf meninjau tempat budidaya peternakan sapi milik peternak di daerah tersebut. (ANTARA/HO-Humas Setda Pemkab Buol)
"Produksi dan produktivitas hasil pangan kita harus kita tingkatkan sampai kita bisa swasembada sebagai upaya memenuhikebutuhan pangan masyarakat ," ujar Bupati Buol Amirudin Rauf, di Buol, Sabtu.
Hal itu, kata dia, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumtif daerah, tetapi juga untuk menopang program nasional swasembada pangan.
"Salah satunya yakni harus diikutkan dengan penggunaan teknologi dan pembukaan lahan baru untuk sektor pertanian, namun tetap memperhatikan aspek kesehatan," ujarnya.
Sektor pertanian dan peternakan, menurut Bupati, menjadi sektor yang mesti dikembangkan dan dimajukan agar memberi implikasi ekonomis bagi masyarakat dan daerah-daerah yang menjadi anggota dari kerjasama utara-utara.
Kabupaten Buol dengan Universitas Negeri Gorontalo, Pemkab Gorontalo Utara, Bolaang Mongondow Utara membangun kerjasama bertajuk "kerjasama utara-utara". Salah satu target dari kerjasama ini yakni dapat merealisasikan kawasan ekonomi terpadu bagi tiga kabupaten tersebut.
“Jika kita dapat memaksimalkan produksi pangan kita, selain kita dapat memenuhi konsumsi dalam daerah, kita juga dapat memanfaatkan kelebihan hasil pangan (surplus) menjadi pendapatan ekonomi daerah yang ditopang dengan keberadaan kawasan ekonomi," sebutnya.
Ia menguraikan, untuk komoditas jagung produksi mencapai 117 ribu ton, padi 35.000 ton sedangkan sektor peternakan populasi sapi sudah mencapai angka 35.433.
"Ini harus terus digenjot, tidak hanya akan memberikan efek pada pemenuhan kebutuhan konsumtif lokal. Tetapi juga akan berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat," katanya.
Ia menambahkan, agar sektor pertanian bisa memberikan dampak ekonomis terhadap masyarakat, maka dalam teknis pengelolaannya pemerintah menggandeng perusahaan daerah, yang akan intervensi menyangkut alat mesin pertanian, pupuk dan benih, serta memasarkan hasil pertanian beras milik petani.