Palu (ANTARA) - Kawasan Wisata Religi (KWR) di Jalan Sis Aljufri, Kota Palu, Sulawesi Tengah, mulai dipadati pedagang untuk berdagang pakaian muslim dan makanan buka puasa pada bulan Ramadhan 1442 Hijriah.
"Iya, kawasan wisata religi khususnya di Jalan Sis Aljufri setiap tahun pada bulan Ramadhan menjadi tempat perputaran ekonomi," ucap Sekretaris Jenderal Himpunan Pemuda Alkhairaat Taufik Lasenggo, di Kota Palu, Selasa.
Tepat di depan dan di sekitar lembaga pendidikan Alkhairaat para pedagang mendirikan lapak-lapak jualan di kiri dan kanan bahu Jalan Sis Aljufri.
Di tempat itu pedagang menjual kopiah, sajadah, mukena, busana muslimah dan baju koko, gamis, tasbih dan sebagainya yang bernuansa religi. Pada sore hingga malam hari lapak pedagang ramai dikunjungi oleh warga di Kota Palu, Sigi dan Donggala.
"Alhamdulillah, di sini ada lokasi untuk berdagang di bulan Ramadhan," kata umar salah satu pedagang di KWR itu.
Bagi pedagang lokasi KWR sangat strategis pada bulan Ramadhan untuk mendapatkan keuntungan lewat berdagang.
Sekjen Himpunan Pemuda Alkhairaat Taufik Lasenggo mengemukakan bahwa KWR khususnya Jalan Sis Aljufri menjadi lokasi strategis karena menjadi jalan poros utama yang menyangga Sigi dan Donggala.
"Lokasi ini menjadi akses pilihan masyarakat yang mengintegrasikan beberapa permukiman padat penduduk di wilayah Tatanga, Sigi dan penunjang akses menuju Donggala," sebutnya.
Tidak hanya itu, letak Jalan Sis Aljufri juga mengintegrasikan masyarakat dengan beberapa pusat perdagangan seperti Palu Plaza dan Pasar Tua.
Selain itu, ujar Taufik, Jalan Sis Aljufri yang di dalamnya terdapat Masjid Alkhairaat dengan jamaahnya yang begitu banyak, menjadi satu modal ekonomis bagi pedagang.
"Jamaah setelah Shalat Isya dan Tarawih mereka bisa berbelanja di lapak-lapak yang ada di Jalan Sis Aljufri," ujarnya.
Taufik yang merupakan Akademisi IAIN Palu ini menilai ramadhan dan KWR memberikan dampak besar terhadap pemulihan ekonomi warga di Palu, Sigi dan Donggala pascagempa, tsunami dan likuefaksi, serta di masa pandemi COVID-19.
"Harapannya ramadhan bisa dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat untuk bangkit bersama pascabencana 28 September 2018 dan di situasi pandemi COVID-19," ujarnya Taufik.
Warga mengunjungi dagang para pedagang yang di pajang di lapak mereka bangun di sisi kiri dan kanan Jalan Sis Aljufri, Palu, Selasa. (ANTARA/Muhammad Hajiji)
"Iya, kawasan wisata religi khususnya di Jalan Sis Aljufri setiap tahun pada bulan Ramadhan menjadi tempat perputaran ekonomi," ucap Sekretaris Jenderal Himpunan Pemuda Alkhairaat Taufik Lasenggo, di Kota Palu, Selasa.
Tepat di depan dan di sekitar lembaga pendidikan Alkhairaat para pedagang mendirikan lapak-lapak jualan di kiri dan kanan bahu Jalan Sis Aljufri.
Di tempat itu pedagang menjual kopiah, sajadah, mukena, busana muslimah dan baju koko, gamis, tasbih dan sebagainya yang bernuansa religi. Pada sore hingga malam hari lapak pedagang ramai dikunjungi oleh warga di Kota Palu, Sigi dan Donggala.
"Alhamdulillah, di sini ada lokasi untuk berdagang di bulan Ramadhan," kata umar salah satu pedagang di KWR itu.
Bagi pedagang lokasi KWR sangat strategis pada bulan Ramadhan untuk mendapatkan keuntungan lewat berdagang.
Sekjen Himpunan Pemuda Alkhairaat Taufik Lasenggo mengemukakan bahwa KWR khususnya Jalan Sis Aljufri menjadi lokasi strategis karena menjadi jalan poros utama yang menyangga Sigi dan Donggala.
"Lokasi ini menjadi akses pilihan masyarakat yang mengintegrasikan beberapa permukiman padat penduduk di wilayah Tatanga, Sigi dan penunjang akses menuju Donggala," sebutnya.
Tidak hanya itu, letak Jalan Sis Aljufri juga mengintegrasikan masyarakat dengan beberapa pusat perdagangan seperti Palu Plaza dan Pasar Tua.
Selain itu, ujar Taufik, Jalan Sis Aljufri yang di dalamnya terdapat Masjid Alkhairaat dengan jamaahnya yang begitu banyak, menjadi satu modal ekonomis bagi pedagang.
"Jamaah setelah Shalat Isya dan Tarawih mereka bisa berbelanja di lapak-lapak yang ada di Jalan Sis Aljufri," ujarnya.
Taufik yang merupakan Akademisi IAIN Palu ini menilai ramadhan dan KWR memberikan dampak besar terhadap pemulihan ekonomi warga di Palu, Sigi dan Donggala pascagempa, tsunami dan likuefaksi, serta di masa pandemi COVID-19.
"Harapannya ramadhan bisa dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat untuk bangkit bersama pascabencana 28 September 2018 dan di situasi pandemi COVID-19," ujarnya Taufik.