Palu (ANTARA) -
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah mengapresiasi peran semua pihak yang turut berkontribusi dalam meningkatkan nilai ekspor komoditas Sulteng tahun 2020.
"Kita patut berbangga karena Sulteng masuk sebagai tiga tiga daerah di luar Pulau Jawa dengan pertumbuhan ekonomi positif pada tahun 2020," kata Gubernur Sulteng Longki Djanggola, di Palu, Jumat.
Tumbuhnya ekonomi positif Sulteng salah satu yang berkontribusi besar yakni nilai ekspor. Oleh karena itu, Pemprov setempat di tahun 2021 menginginkan nilai ekspor lebih baik ke depan dengan berbagai terobosan.
Salah satu instansi yang membantu Pemprov Sulteng yakni Bea Cukai memiliki peran strategis dalam meningkatkan nilai ekspor karena memiliki tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan, penegakan hukum, pelayanan dan optimalisasi penerimaan negara di sektor kepabeanan dan cukai.
Di samping itu, Pemprov juga sedang memperjuangkan salah satu komoditas hasil kerajinan lokal daerah stik Polo berbahan baku rotan Sulteng untuk kebutuhan bahan olahraga pacuan kuda, sehingga bernilai ekspor.
"Kami sedang memperjuangkan komoditas itu di Kementerian Perdagangan untuk bisa segera di ekspor, karena produk tersebut bukan lagi bahan setengah jadi tetapi produk siap pakai, hanya saja kekeliruan dalam pengepakkan material," tutur Longki.
Produk Polo Rotan, merupakan produksi salah satu perusahaan binaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu.
"Ini hanya salah satu produk. Sulteng memiliki banyak produk bernilai ekspor dan saat ini sudah tembus ke pasar Internasional," ucap Longki
Gubernur menambahkan, pada awal 2021 Sulteng telah mengekspor perdana sejumlah hasil bumi diantaranya bawang merah sebanyak 1 ton, kemiri 600 kilogram dan kelapa muda 100 kilogram melalui jalur udara yang diangkut menggunakan maskapai penerbangan Garuda Indonesia dari Bandara Mutiara Sis-Aljufri Palu ke negara tujuan, Jepang.