Jakarta (ANTARA) - Diah Pramana Rachmawati Soekarno atau yang populer dengan nama Rachmawati Soekarnoputri merupakan seorang nasionalis yang tulus dalam bersikap dan menghargai perbedaan, kata politisi dan mantan menteri Yusril Ihza Mahendra.
"Bu Rachma juga menghargai perbedaan-perbedaan dan beliau menyadari semua bermuara pada satu tujuan: memelihara keutuhan bangsa dan negara serta memajukannya mengejar ketertinggalan. Beliau ingin bangsa kita didikte dan dan dikendalikan kepentingan bangsa lain," kata Yusril, sebagaimana dikutip dari akun Twitter pribadinya @Yusrilihza_Mhd di Jakarta, Sabtu.
Karakter dan kepribadian-nya itu pun membuat Yusril yakin bahwa Rachmawati Soekarnoputri, yang wafat di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Sabtu, sebagai seorang nasionalis sejati.
"Bu Rachma adalah seorang nasionalis sejati. Sikap religiusnya juga terasa, baik dalam ucapan, sikap, dan tindakan. Keteguhannya memegang idealisme menyebabkan beliau menempuh cara sendiri dalam berjuang. Beliau tidak mengejar posisi dan jabatan," tutur Yusril, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB).
Oleh karena sikapnya itu, Rachmawati dikenang sebagai sosok yang selalu kritis terhadap kekuasaan.
"Bu Rachma kritis terhadap perkembangan dan kekuasaan politik, siapa pun yang berkuasa. (Ia) mengedepankan idealisme dan rela berada di luar lingkar kekuasaan adalah sesuatu yang melekat pada diri beliau. Hal itu jadi pelajaran dan keteladanan bagi kita semua," ungkap Yusril mengenang sosok putri Proklamator RI Soekarno dan Ibu Negara, Fatmawati.
Oleh karena itu, Yusril mengaku kehilangan sosok Rachmawati yang menurut dia idealis.
"Kepergian beliau terasa begitu tiba-tiba. Sejak pandemi awal 2020, saya tak berkesempatan bertemu dengan beliau," ujar Yusril.
"Saya berdoa ke hadirat Allah semoga menerima segala amal kebaikan Ibu Rachma dan mengampuni segala kekhilafan beliau semasa hidupnya. Saya menjadi saksi bahwa beliau adalah seorang yang baik hati, teguh pendirian dan menghormati pendirian orang lain," ujar Yusril mendoakan.
Rachmawati, adik kandung Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri, wafat pada usia 70 tahun, setelah almarhumah dikabarkan positif COVID-19 pada 26 Juni 2021.
"Bu Rachma juga menghargai perbedaan-perbedaan dan beliau menyadari semua bermuara pada satu tujuan: memelihara keutuhan bangsa dan negara serta memajukannya mengejar ketertinggalan. Beliau ingin bangsa kita didikte dan dan dikendalikan kepentingan bangsa lain," kata Yusril, sebagaimana dikutip dari akun Twitter pribadinya @Yusrilihza_Mhd di Jakarta, Sabtu.
Karakter dan kepribadian-nya itu pun membuat Yusril yakin bahwa Rachmawati Soekarnoputri, yang wafat di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Sabtu, sebagai seorang nasionalis sejati.
"Bu Rachma adalah seorang nasionalis sejati. Sikap religiusnya juga terasa, baik dalam ucapan, sikap, dan tindakan. Keteguhannya memegang idealisme menyebabkan beliau menempuh cara sendiri dalam berjuang. Beliau tidak mengejar posisi dan jabatan," tutur Yusril, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB).
Oleh karena sikapnya itu, Rachmawati dikenang sebagai sosok yang selalu kritis terhadap kekuasaan.
"Bu Rachma kritis terhadap perkembangan dan kekuasaan politik, siapa pun yang berkuasa. (Ia) mengedepankan idealisme dan rela berada di luar lingkar kekuasaan adalah sesuatu yang melekat pada diri beliau. Hal itu jadi pelajaran dan keteladanan bagi kita semua," ungkap Yusril mengenang sosok putri Proklamator RI Soekarno dan Ibu Negara, Fatmawati.
Oleh karena itu, Yusril mengaku kehilangan sosok Rachmawati yang menurut dia idealis.
"Kepergian beliau terasa begitu tiba-tiba. Sejak pandemi awal 2020, saya tak berkesempatan bertemu dengan beliau," ujar Yusril.
"Saya berdoa ke hadirat Allah semoga menerima segala amal kebaikan Ibu Rachma dan mengampuni segala kekhilafan beliau semasa hidupnya. Saya menjadi saksi bahwa beliau adalah seorang yang baik hati, teguh pendirian dan menghormati pendirian orang lain," ujar Yusril mendoakan.
Rachmawati, adik kandung Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri, wafat pada usia 70 tahun, setelah almarhumah dikabarkan positif COVID-19 pada 26 Juni 2021.