Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar pengolahan porang dapat dilakukan dengan serius sehingga dapat menjadi produk ekspor unggulan.
"Saya tadi sudah menyampaikan ke Menteri Pertanian agar kita betul-betul seriusi komoditas baru ini, komoditas porang. Kita harap kita tidak ekspor porang dalam bentuk mentahan, tapi kita lihat di sini tadi sudah setengah jadi dalam bentuk tepung dan InsyaAllah tahun depan bisa barang jadi yaitu beras porang," kata Presiden Jokowi di Madiun, Jawa Timur, Kamis.
Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut saat meninjau PT Asia Prima Konjac di Desa Kuwu, Balerejo, Madiun, sebagai fasilitas pengolahan porang. Hadir juga dalam peninjauan tersebut Menteri Pertanian (Mentan) Syarul Yasin Limpo, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawangsa, dan pejabat terkait lainnya.
"Menurut saya, dari pengolahan yang ada di PT Asia Prima ini memberikan nilai tambah yang baik utamanya kepada petani. Saya tadi menanyakan per hektare bisa menghasilkan berapa ton? Disampaikan 1 hektare bisa 15-20 ton, mungkin hasilnya per musim tanam, musim tanam pertama hasilnya bisa 40 juta dalam kurun 8 bulan," ungkap Presiden Jokowi.
Menurut Presiden Jokowi, nilai tersebut adalah nilai yang sangat besar.
"Pasarnya juga masih terbuka lebar dan kita tahu porang ini akan menjadi makanan masa depan karena low callory, low carbon, dan juga rendah kadar gula, bebas kadar gula. Saya kira ini menjadi makanan sehat ke depan," ujar Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi menilai porang bisa menjadi pengganti beras yang lebih sehat karena kadar gulanya sangat rendah.
Tanaman pporang (Amorphophallus muelleri blume) adalah tanaman jenis umbi-umbian yang mengandung karbohidrat glukoman atau zat dalam bentuk gula kompleks.
Porang dapat menjadi makanan alternatif selain nasi karena mengandung karbohidrat yang tidak mudah dicerna dengan baik sehingga baik untuk diet.
Glukomanan juga dipercaya bisa menurunkan kadar kolesterol, menurunkan kadar gula darah, mencegah kanker dan mengatasi sembelit.
Porang digunakan sebagai bahan baku pembuatan tepung konjak atau tepung glucomannan yang menjadi bahan utama pembuatan mie shirataki. Harganya bisa melonjak menjadi di atas Rp 100.000 per kg setelah diolah.
"Saya tadi sudah menyampaikan ke Menteri Pertanian agar kita betul-betul seriusi komoditas baru ini, komoditas porang. Kita harap kita tidak ekspor porang dalam bentuk mentahan, tapi kita lihat di sini tadi sudah setengah jadi dalam bentuk tepung dan InsyaAllah tahun depan bisa barang jadi yaitu beras porang," kata Presiden Jokowi di Madiun, Jawa Timur, Kamis.
Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut saat meninjau PT Asia Prima Konjac di Desa Kuwu, Balerejo, Madiun, sebagai fasilitas pengolahan porang. Hadir juga dalam peninjauan tersebut Menteri Pertanian (Mentan) Syarul Yasin Limpo, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawangsa, dan pejabat terkait lainnya.
"Menurut saya, dari pengolahan yang ada di PT Asia Prima ini memberikan nilai tambah yang baik utamanya kepada petani. Saya tadi menanyakan per hektare bisa menghasilkan berapa ton? Disampaikan 1 hektare bisa 15-20 ton, mungkin hasilnya per musim tanam, musim tanam pertama hasilnya bisa 40 juta dalam kurun 8 bulan," ungkap Presiden Jokowi.
Menurut Presiden Jokowi, nilai tersebut adalah nilai yang sangat besar.
"Pasarnya juga masih terbuka lebar dan kita tahu porang ini akan menjadi makanan masa depan karena low callory, low carbon, dan juga rendah kadar gula, bebas kadar gula. Saya kira ini menjadi makanan sehat ke depan," ujar Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi menilai porang bisa menjadi pengganti beras yang lebih sehat karena kadar gulanya sangat rendah.
Tanaman pporang (Amorphophallus muelleri blume) adalah tanaman jenis umbi-umbian yang mengandung karbohidrat glukoman atau zat dalam bentuk gula kompleks.
Porang dapat menjadi makanan alternatif selain nasi karena mengandung karbohidrat yang tidak mudah dicerna dengan baik sehingga baik untuk diet.
Glukomanan juga dipercaya bisa menurunkan kadar kolesterol, menurunkan kadar gula darah, mencegah kanker dan mengatasi sembelit.
Porang digunakan sebagai bahan baku pembuatan tepung konjak atau tepung glucomannan yang menjadi bahan utama pembuatan mie shirataki. Harganya bisa melonjak menjadi di atas Rp 100.000 per kg setelah diolah.