Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru dr. Reisa Broto Asmoro mengatakan cakupan vaksinasi COVID-19 Indonesia dengan dosis pertama hingga saat ini setara hampir tiga kali populasi Malaysia.
"Angka ini sama dengan hampir kita sudah memvaksinasi hampir seluruh populasi Vietnam bahkan kalau diibaratkan kita sudah memvaksinasi hampir tiga kali populasi Malaysia," kata Reisa dalam Siaran Pers PPKM virtual di Jakarta, Rabu.
Penerima vaksin dosis pertama di Indonesia hingga Rabu (29/9) mencapai 89.822.987 orang. Pencapaian tersebut merupakan kerja sama semua pihak untuk mempercepat cakupan vaksinasi di Tanah Air dan mewujudkan kekebalan kelompok di tengah masyarakat Indonesia.
"Tentu ini bukan capaian yang kecil bagi upaya gotong royong lebih dari 100.000 vaksinator, ratusan ribu relawan, mahasiswa aparatur sipil negara, dan anggota TNI dan Polri yang tak kenal lelah mengelola sentra vaksinasi di seluruh penjuru Indonesia," ujar Reisa.
Sementara, capaian vaksin COVID-19 dosis lengkap atau dua kali suntikan sudah mencapai 50.412.993 warga di Indonesia. Capaian itu sama dengan vaksinasi hampir seluruh populasi Singapura dengan 10 kali putaran.
"Kita lakukan semuanya dalam kurun waktu sembilan bulan dari pertengahan Januari tahun ini sampai dengan sekarang dan tentunya tidak akan berhenti sampai di sini," tutur Reisa.
Pemerintah Indonesia terus mengupayakan vaksinasi COVID-19 merata dan setara bagi masyarakat termasuk para lanjut usia (lansia), penyandang disabilitas dan anak-anak. Itu ditujukan untuk mewujudkan perlindungan yang merata bagi semua anak bangsa.
Di samping itu, Reisa menuturkan pemerintah Indonesia sudah mempersiapkan semua kemungkinan untuk menghadapi dan mewaspadai kemungkinan gelombang kejadian COVID-19 terutama di akhir tahun 2021.
Namun, apabila cakupan vaksinasi COVID-19 bisa diperluas jauh lebih cepat dari mutasi virus atau datangnya varian baru, dan protokol kesehatan masyarakat Indonesia jauh lebih kuat, maka momentum melemahnya virus dan turunnya status pandemi menjadi endemi akan dapat dihadapi dengan penuh kesiapsiagaan dan resiliensi yang tinggi dengan berbekal semangat gotong royong yang tetap kuat.
"Karena kita sudah pernah melalui semuanya dan kita bisa. Insya Allah kondisi baik ini akan dapat kita pertahankan tentunya dengan segala kewaspadaan untuk Indonesia," ujar Reisa.
"Angka ini sama dengan hampir kita sudah memvaksinasi hampir seluruh populasi Vietnam bahkan kalau diibaratkan kita sudah memvaksinasi hampir tiga kali populasi Malaysia," kata Reisa dalam Siaran Pers PPKM virtual di Jakarta, Rabu.
Penerima vaksin dosis pertama di Indonesia hingga Rabu (29/9) mencapai 89.822.987 orang. Pencapaian tersebut merupakan kerja sama semua pihak untuk mempercepat cakupan vaksinasi di Tanah Air dan mewujudkan kekebalan kelompok di tengah masyarakat Indonesia.
"Tentu ini bukan capaian yang kecil bagi upaya gotong royong lebih dari 100.000 vaksinator, ratusan ribu relawan, mahasiswa aparatur sipil negara, dan anggota TNI dan Polri yang tak kenal lelah mengelola sentra vaksinasi di seluruh penjuru Indonesia," ujar Reisa.
Sementara, capaian vaksin COVID-19 dosis lengkap atau dua kali suntikan sudah mencapai 50.412.993 warga di Indonesia. Capaian itu sama dengan vaksinasi hampir seluruh populasi Singapura dengan 10 kali putaran.
"Kita lakukan semuanya dalam kurun waktu sembilan bulan dari pertengahan Januari tahun ini sampai dengan sekarang dan tentunya tidak akan berhenti sampai di sini," tutur Reisa.
Pemerintah Indonesia terus mengupayakan vaksinasi COVID-19 merata dan setara bagi masyarakat termasuk para lanjut usia (lansia), penyandang disabilitas dan anak-anak. Itu ditujukan untuk mewujudkan perlindungan yang merata bagi semua anak bangsa.
Di samping itu, Reisa menuturkan pemerintah Indonesia sudah mempersiapkan semua kemungkinan untuk menghadapi dan mewaspadai kemungkinan gelombang kejadian COVID-19 terutama di akhir tahun 2021.
Namun, apabila cakupan vaksinasi COVID-19 bisa diperluas jauh lebih cepat dari mutasi virus atau datangnya varian baru, dan protokol kesehatan masyarakat Indonesia jauh lebih kuat, maka momentum melemahnya virus dan turunnya status pandemi menjadi endemi akan dapat dihadapi dengan penuh kesiapsiagaan dan resiliensi yang tinggi dengan berbekal semangat gotong royong yang tetap kuat.
"Karena kita sudah pernah melalui semuanya dan kita bisa. Insya Allah kondisi baik ini akan dapat kita pertahankan tentunya dengan segala kewaspadaan untuk Indonesia," ujar Reisa.