Luwuk, Sulteng (ANTARA) - PT Donggi Senoro LNG (DSLNG) kembali melepasliarkan 12 ekor burung Maleo (Macrocephalon maleo) di Suaka Margasatwa Bakiriang, Kecamatan Batui Selatan, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, pekan lalu.
Maleo yang dilepasliarkan ke habitat alaminya merupakan hasil konservasi ex situ yang dilakukan perusahaan sejak tahun 2013.
Dalam melepasliarkan satwa endemik Sulawesi ini dilakukan DSLNG bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah yang diwakili Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK) Bakiriang, I Nyoman Ardika.
Selain itu, Ketua Pusat Pengkajian dan Pengembangan Satwa Endemik Sulawesi, Dr. Mobius Tanari, kelompok pecinta alam, serta perwakilan masyarakat adat Batui Djam'un Hakim.
Menurut External Relations Manager DSLNG Ardya Yosy Rahardjo pelepasliaran Maleo itu merupakan momentum yang sangat penting bagi DSLNG.
"Kami peduli dengan pelestarian alam dan kami peduli dengan Maleo," tuturnya.
Pelestarian Maleo, kata dia, salah satu tanggung jawab perusahaan untuk membantu pemerintah dalam pelestarian burung Maleo yang menjadi identitas Kabupaten Banggai.
"Kami terus berharap dukungan dari pemerintah, BKSDA, dan masyarakat secara keseluruhan untuk tetap mendukung DSLNG memberikan yang terbaik. Khususnya, untuk kelestarian Maleo," tuturnya.
Sementara itu, perwakilan masyarakat adat Batui Djam'un Hakim mengapresiasi langkah PT DSLNG yang ikut melestarikan burung Maleo.
"Dari masyarakat adat mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada pihak Donggi yang telah melakukan penangkaran melalui program in situ yang tentunya didukung BKSDA," katanya.
Maleo yang dilepasliarkan ke habitat alaminya merupakan hasil konservasi ex situ yang dilakukan perusahaan sejak tahun 2013.
Dalam melepasliarkan satwa endemik Sulawesi ini dilakukan DSLNG bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah yang diwakili Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK) Bakiriang, I Nyoman Ardika.
Selain itu, Ketua Pusat Pengkajian dan Pengembangan Satwa Endemik Sulawesi, Dr. Mobius Tanari, kelompok pecinta alam, serta perwakilan masyarakat adat Batui Djam'un Hakim.
Menurut External Relations Manager DSLNG Ardya Yosy Rahardjo pelepasliaran Maleo itu merupakan momentum yang sangat penting bagi DSLNG.
"Kami peduli dengan pelestarian alam dan kami peduli dengan Maleo," tuturnya.
Pelestarian Maleo, kata dia, salah satu tanggung jawab perusahaan untuk membantu pemerintah dalam pelestarian burung Maleo yang menjadi identitas Kabupaten Banggai.
"Kami terus berharap dukungan dari pemerintah, BKSDA, dan masyarakat secara keseluruhan untuk tetap mendukung DSLNG memberikan yang terbaik. Khususnya, untuk kelestarian Maleo," tuturnya.
Sementara itu, perwakilan masyarakat adat Batui Djam'un Hakim mengapresiasi langkah PT DSLNG yang ikut melestarikan burung Maleo.
"Dari masyarakat adat mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada pihak Donggi yang telah melakukan penangkaran melalui program in situ yang tentunya didukung BKSDA," katanya.