Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin berharap Indonesia betul-betul memiliki generasi emas pada 2045 atau bertepatan perayaan 100 tahun kemerdekaan.
Hal itu disampaikan Wapres dalam sambutannya secara daring, pada acara Peluncuran Buku "Melangkah Maju: Inisiatif Lokal Dalam Menurunkan Stunting di Indonesia", di Jakarta, Selasa.
"Saat Indonesia merayakan 100 tahun kemerdekaan pada 2045 nanti, kita harapkan kita betul-betul mempunyai generasi emas yang mampu membawa Indonesia pada kemajuan, dan bukan generasi yang menjadi beban demografi akibat dari adanya stunting," kata Wapres.
Dia mengatakan upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia telah dimulai sejak tahun 2018. Wapres menekankan prevalensi stunting balita harus ditekan, karena berpotensi membahayakan nasib bangsa ke depan, dari sisi pendidikan, kesehatan, produktivitas, dan ekonomi.
Mengacu pada Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (Stranas Stunting), kata Wapres, pemerintah terus memperkuat investasi pada masa 1.000 hari pertama kehidupan manusia.
"Patut disyukuri prevalensi stunting kini menurun signifikan dari 30,8 persen pada 2018, menjadi 24,4 persen pada 2021. Capaian ini tentunya berkat kerja keras, kerja cerdas, kerja kolaborasi semua pihak, baik di pusat maupun di daerah," jelasnya.
Menurutnya, kehadiran inovasi daerah yang memanfaatkan kearifan lokal dan menyesuaikan dengan berbagai karakteristik wilayah setempat menjadi penting, karena sering kali implementasi program tidak bisa disamakan untuk semua wilayah.
Dia menilai, melalui buku "Melangkah Maju: Inisiatif Lokal Dalam Menurunkan Stunting di Indonesia", bangsa Indonesia dapat melihat semangat para pejuang penurunan stunting di akar rumput, di mana kerja keras dan pengabdian para pejuang penurunan stunting dapat menjadi teladan semua pihak.
"Saya harap buku ini semakin memotivasi para kader, bidan, ahli gizi, petugas kesehatan masyarakat, dan pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas mulia menurunkan kasus stunting anak Indonesia, termasuk melalui upaya mendidik dan memberdayakan masyarakat untuk berperan serta mencegah stunting," ujarnya.
"Bagi saya, buku ini bukan sekadar dokumentasi praktik baik di lapangan, melainkan juga bentuk penghargaan bagi pahlawan lokal atas perjuangan mereka, dan sebagai media pemantik gagasan inovatif bagi semua pelaku dan mitra, dalam upaya percepatan penurunan stunting di seluruh tingkatan pemerintahan," imbuh Wapres.
Hal itu disampaikan Wapres dalam sambutannya secara daring, pada acara Peluncuran Buku "Melangkah Maju: Inisiatif Lokal Dalam Menurunkan Stunting di Indonesia", di Jakarta, Selasa.
"Saat Indonesia merayakan 100 tahun kemerdekaan pada 2045 nanti, kita harapkan kita betul-betul mempunyai generasi emas yang mampu membawa Indonesia pada kemajuan, dan bukan generasi yang menjadi beban demografi akibat dari adanya stunting," kata Wapres.
Dia mengatakan upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia telah dimulai sejak tahun 2018. Wapres menekankan prevalensi stunting balita harus ditekan, karena berpotensi membahayakan nasib bangsa ke depan, dari sisi pendidikan, kesehatan, produktivitas, dan ekonomi.
Mengacu pada Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (Stranas Stunting), kata Wapres, pemerintah terus memperkuat investasi pada masa 1.000 hari pertama kehidupan manusia.
"Patut disyukuri prevalensi stunting kini menurun signifikan dari 30,8 persen pada 2018, menjadi 24,4 persen pada 2021. Capaian ini tentunya berkat kerja keras, kerja cerdas, kerja kolaborasi semua pihak, baik di pusat maupun di daerah," jelasnya.
Menurutnya, kehadiran inovasi daerah yang memanfaatkan kearifan lokal dan menyesuaikan dengan berbagai karakteristik wilayah setempat menjadi penting, karena sering kali implementasi program tidak bisa disamakan untuk semua wilayah.
Dia menilai, melalui buku "Melangkah Maju: Inisiatif Lokal Dalam Menurunkan Stunting di Indonesia", bangsa Indonesia dapat melihat semangat para pejuang penurunan stunting di akar rumput, di mana kerja keras dan pengabdian para pejuang penurunan stunting dapat menjadi teladan semua pihak.
"Saya harap buku ini semakin memotivasi para kader, bidan, ahli gizi, petugas kesehatan masyarakat, dan pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas mulia menurunkan kasus stunting anak Indonesia, termasuk melalui upaya mendidik dan memberdayakan masyarakat untuk berperan serta mencegah stunting," ujarnya.
"Bagi saya, buku ini bukan sekadar dokumentasi praktik baik di lapangan, melainkan juga bentuk penghargaan bagi pahlawan lokal atas perjuangan mereka, dan sebagai media pemantik gagasan inovatif bagi semua pelaku dan mitra, dalam upaya percepatan penurunan stunting di seluruh tingkatan pemerintahan," imbuh Wapres.