Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, mulai menggunakan sistem pertanian terpadu atau integrated farming yang mengintegrasikan pertanian dengan peternakan serta perikanan dalam satu kawasan.

"Saat ini terkait dengan pengembangan kawasan pertanian, kami mulai menerapkan sistem pertanian terpadu yang lokasi fokusnya berada di Kecamatan Dolo," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Sigi, Rahmad Iqbal Nurkhalis, di Sigi, Senin, terkait dengan pengembangan kawasan pertanian untuk kesiapan menjadi penyangga IKN Kaltim.

Rahmad mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan 1.000 hektare lahan untuk pengembangan pertanian berbasis kawasan dengan sistem pertanian terpadu di wilayah Kecamatan Dolo.

Lahan dengan luas tersebut, kata dia, ditanami komoditi jagung, yang terintegrasi dengan budidaya perikanan serta peternakan. 

"Sehingga pertanian berbasis kawasan dengan sistem pertanian terpadu di Dolo, menjadi percontohan bagi kecamatan - kecamatan lainnya di Sigi," ungkap dia.

Karena, ujar dia, pengembangan pertanian dengan sistem integrated farming akan di terapkan di semua kecamatan se-Kabupaten Sigi, dalam rangka menopang cita - cita Sigi menjadi penyangga kebutuhan pangan IKN Kalimantan Timur.

Di samping itu, sebut dia, pihaknya juga mengolah lahan - lahan potensial pertanian yang belum tersentuh, seperti di wilayah Kecamatan Palolo sekitar 1.000 hektare.

"Upaya ini memiliki beberapa tujuan, di samping untuk penyangga pangan IKN, juga demi menopang pembangunan ketahanan pangan nasional, dan percepatan peningkatan ekonomi petani," sebutnya.

Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Kabupaten Sigi mencatat produksi gabah kering Januari - November 2022 mencapai 84.147 ton. Produksi ini meningkat bila dibandingkan dengan produksi gabah kering padi tahun 2021 sebesar 83.143 ton.

Produksi gabah kering padi 84.147 ton bila dikonversi ke beras, maka menghasilkan 58.000 ton beras. Dengan demikian, kata Rahmad Iqbal, stok beras yang tersedia dapat memenuhi kebutuhan masyarakat atas beras, bahkan melebihi atau surplus kurang lebih 25.000 ton lebih per tahun 2022.

Hal itu karena, berdasarkan catatan Dinas TPHP Sigi bahwa kebutuhan masyarakat Sigi terhadap beras per tahun mencapai 29.000 ton. Sementara stok beras yang tersedia mencapai 58.000 ton lebih.

Pewarta : Muhammad Hajiji
Editor : Andilala
Copyright © ANTARA 2024