Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis anak dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menilai ada beberapa hal yang perlu dilakukan dan diperhatikan sebelum ibu menyusui memutuskan untuk berpuasa saat bulan Ramadhan.

dr. Jeanne Roos Tikoalu, Sp.A, IBCLC menilai ibu yang sedang menyusui tetap bisa berpuasa saat bulan Ramadhan karena produksi air susu ibu (ASI) tidak bergantung pada banyak-sedikit makanan yang dikonsumsi.

"Produksi ASI bukan tergantung dari banyak sedikitnya ibu makan. Perlu diketahui filosofi bagaimana mempertahankan produksi ASI agar tetap terjaga," kata Jeanne kepada ANTARA, Jumat (17/2) malam.
 

Meskipun banyak-sedikit makanan tidak berpengaruh terhadap produksi ASI, kualitas ASI bisa dipengaruhi makanan yang dikonsumsi sang ibu. Jeanne menyarankan ibu yang menyusui tetap menjaga asupan gizi selama berpuasa Ramadhan.

"Kualitas ASI bisa tergantung dari konsumsi makanan ibu sehingga disarankan walaupun ibu berpuasa tetap usahakan makan yang beraneka ragam jenis dan rasanya. Kalau perlu ibu bisa minum vitamin mineral,” kata Jeanne.

Menurut Jeanne, supaya produksi ASI tetap terjaga, ibu menyusui sebaiknya rutin mengeluarkan ASI dari payudara, baik dengan menyusui bayi secara langsung maupun dengan bantuan pompa ASI.

Dihubungi secara terpisah, dr. Melanie Yudiana Iskandar, SpA menyarankan ibu menyusui tidak berpuasa saat bulan Ramadhan jika bayi masih berusia di bawah 6 bulan karena masih dalam masa ASI eksklusif.

"Kalau dia bayi ASI eksklusif, masih di bawah 6 bulan dan belum makan, masih sangat tergantung sama ibunya untuk susunya dan nutrisinya. Saya tidak menyarankan untuk berpuasa,” kata Melanie.

Ibu bisa mencoba berpuasa jika usia bayi sudah di atas 6 bulan dan sudah mengonsumsi makanan pendamping ASI (MPASI). Melanie juga mengingatkan jika bayi berusia 6 sampai 12 bulan masih membutuhkan ASI dalam jumlah yang banyak.
 


 

Pewarta : Lifia Mawaddah Putri
Editor : Andilala
Copyright © ANTARA 2024