Waspada, Es di Kutub Utara Menyusut

Selasa, 28 Agustus 2012 13:52 WIB

Moskow - Luas es di Kutub Utara menyusut jadi 4,21 juta kilometer persegi sehingga tercatat sebagai yang terkecil sejak pengamatan satelit dimulai pada 1979, demikian laporan Badan Eksplorasi Antariksa Jepang (JAXA).

Lembaga tersebut mencatat, luas es terkecil di wilayah tersebut adalah 4,25 juta kilometer persegi pada 24 September 2007. Luas es yang mengapung di laut akan terus berkurang hingga pertengahan September 2012.

Deputi Kepala Institut Penelitian Kutub Utara dan Antartika di St. Petersburg, Alexander Danilov, mengatakan kepada RIA Novosti bahwa penyusutan tersebut terjadi akibat dari suhu yang menghangat secara tidak normal pada 2011.

"Suhu waktu itu memang tercatat menghangat," katanya mengutip laporan pada Maret dari Organisasi Meteorologi Dunia.

Selain itu, lembaga tersebut mencatat, "Itulah mengapa pembentukan es tidak intensif. Tidak banyak, tapi memang ada dan sebagai hasilnya rata-rata ketebalan es hanya berkisar 10 hingga 15 centimeter."

Pusat Data Es dan Salju Nasional Amerika Serikat (NSIDC) secara terpisah melaporkan bahwa jumlah luas es di kawasan Kutub Utara tercatat lebih sedikit dari 2007.

Namun, dia menyatakan, luas yang ada pada saat ini masih lebih lebar ketimbang catatan es terkecil sepanjang masa, yakni 4,17 juta kilometer yang terjadi pada 16 September 2007.

NSIDC juga mencatat bahwa lonjakan penyusutan es dalam beberapa hari pada awal Agustus 2012 hampir mendekati 200.000 kilometer persegi per hari dari sebelumnya sekitar 100.000 kilometer persegi per harinya pada beberapa bulan terakhir yang bersamaan dengan badai besar di Samudera Kutub Utara (Arctic).

"Hal itu bisa disebabkan perpecahan es secara mekanik dan meningkatnya pelelehan es oleh angin dan gelombang sewaktu badai terjadi. Namun, mungkin hal itu hanya kebetulan, mengingat konsentrasi es yang sedikit di kawasan secara cepat meleleh," kata NSIDC.

Danilov setuju bahwa pergerakan sirkulasi di atmosfer yang cepat menjadi faktor yang menyebabkan penyusutan luas es.

"Keadaan atmosfer menghangat dan badai yang terjadi di Kutub Utara lebih sering," ujarnya.

Menurut Danilov, sirkulasi yang cepat di Kutub Utara telah terjadi sejak lama, dan menyebabkan pergerakan es dari Samudera Kutub Utara menuju Samudera Atlantik menjadi lebih cepat ketimbang biasanya.
(Uu.B019/M016)

Pewarta :
Editor : Riski Maruto
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Rusia Bentuk Komando Militer di Kutub

18 February 2014 9:02 Wib, 2014

Suhu Kutub Utara Capai Titik Terpanas

25 October 2013 15:02 Wib, 2013

Makanan Beruang Kutub Tercemar

25 September 2013 11:05 Wib, 2013

Fosil Unta Ditemukan di Kutub Utara

08 March 2013 9:23 Wib, 2013

Ilmuan Serukan Moratorium Tangkap Ikan di Kutub Utara

24 April 2012 9:43 Wib, 2012
Terpopuler

Kasatgas Humas Damai Cartenz imbau personel bijak mengunakan medsos

Polhukam - 17 May 2024 14:45 Wib

Lapas Palu terima kunjungan Dinas Koperasi UMKM dan Tenaga Kerja

Polhukam - 14 May 2024 13:13 Wib

Dinas Pertanian Kudus intensifkan pantauan hewan ternak jelang kurban

Ekonomi Dan Keuangan - 17 May 2024 14:46 Wib

Jaga kualitas makanan, Kalapas Palu tinjau dapur Lapas

Humaniora - 14 May 2024 13:17 Wib

Pakar: Kemurnian suara pemilih dan hak caleg harus dijaga

Polhukam - 17 May 2024 14:47 Wib