Parigi, Sulteng (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyampaikan bahwa bencana banjir yang melanda bagian wilayah Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah, pada akhir Mei 2023 berdampak pada 1.701 keluarga yang terdiri atas 6.797 warga.

"Data yang disajikan sudah final dan telah dikunci," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Parigi Moutong Amiruddin di Parigi, Sabtu.

Data final dampak banjir tersebut diperoleh setelah asesmen ulang dilakukan. Sebelumnya, BPBD mencatat warga yang terdampak banjir sebanyak 3.555 orang dari 1.082 keluarga.

Amiruddin menjelaskan bahwa menurut kaji cepat pada awal bencana 30 Mei 2023, banjir berdampak pada 14 desa di wilayah Kecamatan Balinggi dan Torue, tetapi setelah asesmen dilakukan kembali jumlah desa yang terdampak hanya 11.

Bencana banjir yang terjadi di wilayah tersebut, menurut data BPBD, mengakibatkan dua orang meninggal, menyebabkan 90 rumah rusak, dan memaksa 41 orang mengungsi.

Selain itu, banjir berdampak pada 386 hektare areal perkebunan dan persawahan, sekolah dasar dan fasilitas pendidikan anak usia dini, dan tempat ibadah.

"Di Kecamatan Torue, infrastruktur tanggul yang mengalami kerusakan sepanjang 816 meter," kata Amiruddin.

Pemerintah daerah sudah menetapkan masa tanggap darurat banjir dari 30 Mei hingga 12 Juni 2023.

Selama masa tanggap darurat, BPBD menyalurkan bantuan makanan dan perlengkapan yang dibutuhkan oleh warga yang terdampak banjir.

Amiruddin menjelaskan bahwa pada awal kejadian bencana, Kementerian Sosial menyalurkan bantuan makanan kepada korban bencana dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyediakan dana Rp250 juta untuk mendukung penanggulangan dampak bencana.

Menurut dia, BNPB juga menyalurkan bantuan berupa dua tenda, 300 paket perlengkapan higiene, 500 paket bahan pangan pokok, 10 mesin generator, 300 unit perkakas, serta masing-masing 1.000 lembar selimut dan matras. 

Dia mengatakan bahwa BPBD Parigi Moutong dan Sulawesi Tengah bersama Balai Wilayah Sungai Sulawesi III saat ini masih menangani normalisasi sungai untuk mengatasi banjir.

 

Pewarta : Mohamad Ridwan
Editor : Andilala
Copyright © ANTARA 2024