Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau pada dasarian II Juni 2023 masih tetap waspada potensi banjir untuk sebagian wilayah Sulawesi hingga Papua.
"Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan bagian timur, Maluku, dan Papua Barat, serta di bagian selatan Papua ini masih menjadi perhatian untuk waspada banjir," ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing di Jakarta, Senin.
BNPB meminta pemerintah daerah (pemda) di wilayah tersebut untuk mewaspadai potensi hujan dengan intensitas menengah.
Sebagian wilayah Sulawesi, kata dia, didominasi tanah longsor dan cuaca ekstrem. Sebagian lainnya dan Papua terpengaruh adanya badai di dekat Filipina, sehingga masih ada awan hujan yang berpengaruh pada kondisi hidrometeorologi basah, kata Abdul.
Abdul mengatakan di wilayah lainnya, pemda mesti bersiap dengan potensi kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Hidrometeorologi basah rasanya tidak akan terlalu dominan, karena kita sudah mulai masuk musim kering. Dan kita harapkan memang musim kering ini, nanti tidak akan terlalu kering," kata Abdul.
Abdul mengatakan dalam 2-3 tahun terakhir, Indonesia dalam indeks El Nino yang masih di bawah nol, yang artinya di periode basah.
Namun pada saat ini, lanjut dia, Indonesia mulai memasuki periode kering, yang akan diprediksi mencapai puncaknya pada Agustus 2023.
Baca juga: 3.555 jiwa warga terdampak banjir di Balinggi Kabupaten Parigi Moutong
Baca juga: Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong tetapkan status tanggap darurat bencana banjir
Baca juga: 1.814 hektare sawah rusak akibat banjir Balinggi Parigi Moutong
"Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan bagian timur, Maluku, dan Papua Barat, serta di bagian selatan Papua ini masih menjadi perhatian untuk waspada banjir," ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing di Jakarta, Senin.
BNPB meminta pemerintah daerah (pemda) di wilayah tersebut untuk mewaspadai potensi hujan dengan intensitas menengah.
Sebagian wilayah Sulawesi, kata dia, didominasi tanah longsor dan cuaca ekstrem. Sebagian lainnya dan Papua terpengaruh adanya badai di dekat Filipina, sehingga masih ada awan hujan yang berpengaruh pada kondisi hidrometeorologi basah, kata Abdul.
Abdul mengatakan di wilayah lainnya, pemda mesti bersiap dengan potensi kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Hidrometeorologi basah rasanya tidak akan terlalu dominan, karena kita sudah mulai masuk musim kering. Dan kita harapkan memang musim kering ini, nanti tidak akan terlalu kering," kata Abdul.
Abdul mengatakan dalam 2-3 tahun terakhir, Indonesia dalam indeks El Nino yang masih di bawah nol, yang artinya di periode basah.
Namun pada saat ini, lanjut dia, Indonesia mulai memasuki periode kering, yang akan diprediksi mencapai puncaknya pada Agustus 2023.
Baca juga: 3.555 jiwa warga terdampak banjir di Balinggi Kabupaten Parigi Moutong
Baca juga: Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong tetapkan status tanggap darurat bencana banjir
Baca juga: 1.814 hektare sawah rusak akibat banjir Balinggi Parigi Moutong