Palu (ANTARA) - Puluhan kendaraan roda dua dan empat memadati area parkiran. Di pintu masuk, satu persatu pengunjung bersama keluarganya berjalan sambil menenteng barang bawaan  masing-masing, berisikan perbekalan dari rumah.

Mereka menggelar tikar di pinggir pantai, menyantap makanan bersama, dan menyaksikan keindahan alam laut yang terbentang.

Ada juga yang memilih bersantai menggunakan gazebo yang berada di pinggir pantai, sembari bercengkerama satu sama lain.

Orang tua memilih berenang bersama anaknya, ada juga yang hanya mengawasi dari jauh. Mereka mengabadikan momen itu sambil bergantian mengambil foto satu sama lain.

Aktivitas itu dilakukan para wisatawan yang berkunjung ke salah satu objek wisata yang menawarkan keindahan menakjubkan, yakni Pantai Tanjung Karang.

Melakukan perjalanan wisata saat libur sekolah, menjadi kebiasaan banyak orang, sambil menikmati waktu bersama orang terkasih, serta melepas penat setelah di luar aktivitas atau pekerjaan rutin.

Berwisata alam merupakan salah satu cara yang efektif untuk melepaskan kepenatan dan stres setelah bekerja. Menikmati keindahan alam menjadi salah satu pilihan karena dapat memberikan perasaan damai dan segar bagi setiap orang.

Indonesia memang dikenal sebagai negara dengan kekayaan alam yang luar biasa. Dari Sabang sampai Merauke, setiap pulau dan provinsi menawarkan objek wisata yang mengagumkan, mulai dari keindahan laut, gunung, sungai, dan air terjun.

Sulawesi Tengah, salah satu provinsi di Indonesia, juga dikenal memiliki banyak tempat wisata alam yang menakjubkan.

Dinas Pariwisata Sulawesi Tengah mencatat wilayah itu memiliki potensi pariwisata mengagumkan pada keindahan bawah lautnya, sehingga dikenal sebagai "The Coral Triangle in The World" atau "Segitiga Terumbu Karang Dunia".

Dalam upaya pengembangan destinasi wisata Pantai Tanjung Karang, Dinas Pariwisata Sulteng hadir sebagai representasi negara, dengan melengkapi sejumlah fasilitas, seperti akses jalan serta bersama warga menyediakan fasilitas tempat penginapan dan warung-warung kuliner masakan lokal.

Untuk mempromosikan destinasi wisata di Sulteng, pemerintah daerah menggelajar sejumlah kegiatan, seperti "Central Celebes Travel Fair" (CCTF) pada 10 Juni 2023 yang bertujuan untuk menarik wisatawan berkunjung ke daerah itu dalam rangka menyambut libur sekolah.
 
Dalam kegiatan itu, Dinas Pariwisata Sulteng menggandeng 60 peserta pameran dari industri pariwisata untuk terlibat menjadi mitra promosi dan menumbuhkan sektor pariwisata di provinsi itu.

Untuk menarik wisatawan berkunjung, dalam kegiatan itu menghadirkan promosi dan penjualan paket wisata, promosi acara pariwisata, penjualan jasa perhotelan, jasa restoran dan transportasi untuk berkunjung ke daerah-daerah pariwisata Sulteng.

Pemprov Sulteng juga menggencarkan promosi pariwisata, baik di daerah, maupun kepada dunia internasional, dengan berpartisipasi di bursa pariwisata internasional atau "Internationale Tourismus Borse" (ITB) di Berlin, Jerman, Maret lalu.

Provinsi itu memiliki potensi wisata bahari yang patut untuk diperkenalkan ke dunia internasional, sekaligus dunia juga harus mengenal keindahan bawah laut itu, karena daerah itu masuk ke dalam wilayah yang setiap kabupaten memiliki keindahan bawah laut, kecuali Kabupaten Sigi.

Keindahan bawah laut tersebut, di antaranya berada di Kabupaten Tojo Una-Una di Kabupaten Donggala, Kabupaten Banggai, Kabupaten Banggai Kepulauan, dan Kabupaten Banggai Laut.

Provinsi Sulawesi Tengah, khususnya Kabupaten Donggala, memiliki potensi keindahan dan keragaman alam yang tidak akan membuat wisatawan terhinggapi rasa bosan. Setiap kali satu tempat dikunjungi, akan selalu ada tempat baru untuk dieksplorasi dan dinikmati.

Beragam objek wisata laut menakjubkan itu berada di Kabupaten Donggala, seperti Desa Wisata Pusat Laut Donggala dan Desa Wisata Tanjung Karang yang menjadi favorit wisatawan untuk berkunjung.


Pantai Tanjung Karang

Pantai Tanjung Karang merupakan objek wisata yang terletak di Desa Labuan Bajo, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Nama ini sama dengan nama tempat wisata yang menjadi lokasi berlangsungnya KTT Ke-42 ASEAN pada Mei 2023, yakni Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Pantai Tanjung Karang dikenal juga sebagai Desa Wisata Tanjung Karang, dengan jarak tempuh sekitar 40 km dan waktu perjalanan darat sekitar satu jam dari Kota Palu, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah. Pantai Tanjung Karang dapat dijangkau dengan mudah melalui jalan Trans Sulawesi yang beraspal mulus, hasil dari program perbaikan infrastruktur transportasi Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).

Kemudahan akses ini menjadi salah satu faktor yang menarik bagi wisatawan yang ingin mengunjungi pantai tersebut. Letaknya yang tidak terlalu jauh dari Kota Palu membuatnya menjadi objek yang populer bagi warga lokal maupun wisatawan yang mengunjungi kawasan tersebut.

Panorama pesisir Pantai Tanjung Karang menyuguhkan hamparan pasir putih yang melingkari pantai, air laut biru yang jernih, dan pemandangan laut yang menakjubkan. Semua itu akan memanjakan mata para pengunjung. Semakin menjauh dari bibir pantai, warna air berubah menjadi biru kehijauan.

Tidak hanya keindahan pantai, pemandangan seberang pantai juga memukau. Barisan pegunungan yang gagah berdiri sebagai latar belakang, menyuguhkan tambahan keindahan. Menjadi suguhan lebih sempurna, manakala terlihat awan putih menghiasi puncak-puncak pegunungan itu.

Desa wisata ini dikenal sebagai Pantai Tanjung Karang karena dipenuhi terumbu karang dan keanekaragaman biota laut.

Pantai Tanjung Karang menjadi pilihan wisatawan lokal maupun mancanegara untuk berwisata, apalagi saat musim libur, seperti pada peringatan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), perayaan hari tahun baru atau libur sekolah seperti saat ini.

Pada waktu–waktu itu, ribuan pengunjung akan memadati tempat wisata itu hingga pasir putih di pinggir pantai tidak lagi terlihat, tertutupi oleh hadirnya  para pengunjung, termasuk tenda-tenda yang didirikan di sepanjang pinggir pantai untuk berkemah.

Adi, salah seorang penyewa perahu di lokasi itu selalu mengingatkan para pengunjung agar selalu menjaga kebersihan di lingkungan tempat wisata, demi kenyamanan bersama.

Di Pantai Tanjung Karang, wisatawan dapat melakukan aktivitas, seperti berenang, bermain air, atau snorkeling dan menyelam.

Bagi pengunjung yang hanya ingin bermain air, dapat menaiki "banana boat", cukup membayar Rp100 ribu per orang, dengan maksimal jumlah penumpang lima orang. Pengunjung juga dapat menyewa ban yang disediakan untuk anak seharga Rp20 ribu dan juga perlengkapan menyelam.

Bagi wisatawan yang menyukai aktivitas menyelam atau snorkeling, Tanjung Karang menjadi pilihan yang tepat. Pantai ini menawarkan beberapa titik penyelaman dengan keunikannya masing-masing.

Sajian keindahan karang itu ada yang berbentuk seperti cabang pohon, mendominasi hampir keseluruhan taman bawah laut di Tanjung Karang.

Pantai ini memiliki sekitar 17 gugus karang yang tersebar dalam radius sekitar 20 km dari bibir pantai. Beberapa di antaranya sudah diberi nama, yakni Irmis block, Natural Reef, Alex Point, Green Wall, Rocky Point, Anchor Reef, dan House Reef.

Wisatawan yang sudah mahir menyelam, dapat menikmati pesona bawah laut Tanjung Karang, mulai dari kedalaman satu hingga empat puluh meter. Wisatawan akan langsung menyaksikan terumbu karang yang indah, dilengkapi dengan tingkah ikan-ikan warna-warni.

Sementara itu, bagi wisatawan yang tidak bisa berenang ataupun alergi dengan air laut, tidak perlu merasa kecewa. Di pantai, tersedia kapal-kapal yang disewakan untuk menemukan lokasi melihat terumbu karang.
Pengunjung menaiki perahu kaca untuk melihat terumbu karang dan biota laut yang ada di Pantai Tanjung Karang, Desa Labuan Bajo, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Minggu (2/7/2023). (ANTARA/Nur Amalia Amir)
 
Kapal-kapal inilah yang dikelola Adi, yang disebut taksi wisata atau perahu kaca. Pengunjung akan diantar ke salah satu titik yang terkenal yang dipenuhi oleh terumbu karang.

Menyewa taksi wisata dikenakan biaya seharga Rp100 ribu, dengan jumlah penumpang maksimal 13 orang.

Selanjutnya, pengunjung akan diajak berkeliling melihat segala keindahan yang ada menggunakan perahu kaca sejauh 500 meter, dan pemandangan laut dapat disaksikan dengan indah dari atas kapal.

Rian, salah satu pengunjung asal Kota Palu, berkunjung ke lokasi wisata yang terkenal dengan keindahan bawah lautnya itu karena tertarik untuk menaiki kapal kaca bersama teman-temannya untuk melihat terumbu karang.

"Mumpung libur juga. Jadi ke sini sama teman-teman, tadi sudah naik banana boat. Sebentar mau coba naik kapal kaca itu," katanya, kepada ANTARA.

Sementara itu, salah satu pengunjung asal Kabupaten Poso, Dini, mengatakan pertama kalinya mengunjungi pantai Tanjung Karang bersama dengan keluarganya.

Tempat tersebut dia nilai memang sangat bagus dan indah dengan berbagai jenis aktivitas yang ditawarkan, serta kebersihan di sepanjang pantai masih terjaga dan bersih.

Dini bersama keluarga juga tertarik menaiki perahu kaca untuk menikmati keindahan bawah laut pantai Tanjung Karang.


Fasilitas yang ditawarkan

Pengunjung yang datang tanpa persiapan pun, tidak perlu merasa khawatir. Di sepanjang pinggir pantai, tersedia puluhan gazebo disewakan bagi yang ingin beristirahat atau sekedar menghabiskan waktu dengan nyaman bersama keluarga. Gazebo disewakan, mulai dari harga Rp150 ribu sampai Rp200 ribu.
 
 
Tidak hanya itu, adanya "cottage-cottage" atau penginapan yang tersedia di tepi pantai di kawasan Pantai Tanjung Karang merupakan pilihan yang baik bagi wisatawan yang ingin menginap.

Dengan berbagai pilihan fasilitas yang disediakan, pengunjung dapat memilih sesuai dengan kebutuhan dan keinginan, mulai dari Rp400 ribu hingga Rp600 ribu per malam.

Cottage-cottage ini dilengkapi dengan fasilitas, seperti lemari pendingin, air panas, dan kasur yang akan membuat pengalaman menginap pengunjung lebih nyaman dan menyenangkan.

Pengunjung juga tidak perlu khawatir apabila merasa lapar dan tidak membawa perbekalan sendiri, aneka rumah makan dengan berbagai pilihan jenis makanan laut, seperti ikan, cumi, dan udang, tersedia di lokasi wisata itu.

Terlebih lagi, Pantai Tanjung Karang tidak membebankan tiket masuk bagi pengunjung. Hal ini menjadi kabar baik bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan pantai ini tanpa harus membayar biaya masuk.

Sebagai gantinya, pengunjung hanya perlu membayar biaya parkir kendaraan. Untuk kendaraan roda empat, biaya parkirnya adalah Rp10 ribu, sedangkan untuk roda dua atau sepeda motor, biaya parkirnya adalah Rp5 ribu.

Dengan tidak adanya tiket masuk, Pantai Tanjung Karang menjadi lebih terjangkau bagi berbagai kalangan pengunjung, termasuk keluarga yang ingin menghabiskan waktu bersama di pantai ini, tanpa harus khawatir tentang biaya tambahan.

Desa Wisata Tanjung Karang memberikan pengalaman liburan yang menyenangkan bagi seluruh anggota keluarga.


 

 

Pewarta : Nur Amalia Amir
Editor : Andilala
Copyright © ANTARA 2024