Jakarta - PT Pertamina EP akan mengebor sebanyak 11 sumur pengembangan di Area Matindok, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah.
General Manager Area Matindok Pertamina EP, Medianto Satyawan di Jakarta, Senin mengatakan, saat ini, pihaknya sudah mengebor delapan sumur.
"Kami akan bor 11 sumur lagi, sehingga totalnya jadi 19 sumur," kata Medianto Satyawan.
Selain itu, menurut dia, pihaknya juga akan memulai pekerjaan rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (engineering, procurement, and construction/EPC) pada dua hingga bulan mendatang.
Saat ini, proses tender kontraktor EPC masih berlangsung.
"Kami harapkan pada pertengahan September ini sudah bisa diketahui pemenang EPC-nya," ujarnya.
Medianto menambahkan, proses konstruksi proyek Matindok direncanakan selama 26 bulan, sehingga, bisa mulai produksi sesuai target pada November 2014.
Sampai saat ini, Area Matindok telah mengeluarkan investasi sebesar 40,8 juta dolar dari rencana 762,1 juta dolar AS.
Sementara itu, Dirut PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Salis Aprilian mengatakan, proyek Senoro masih dalam proses penetapan pemenang tender EPC.
"Pemenangnya sudah ada, tinggal menunggu proses administrasi," kata Salis Aprilian.
Menurut dia, proyek Senoro akan mulai pemboran sumur pertama pada September 2012.
"Dengan demikian, bisa mulai produksi gas pada 2014," katanya.
Produksi Matindok yang dioperasikan Pertamina EP dan Senoro dengan operator Medco akan masuk kilang PT DSLNG.
Matindok dikuasai sepenuhnya oleh Pertamina EP, sementara Senoro dimiliki Medco dengan partisipasi 30 persen, 50 persen PT Pertamina Hulu Energi dan Mitsubishi Corporation 20 persen.
Total gas yang masuk ke kilang DSLNG berjumlah 330 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) yang berasal dari Senoro 250 MMSCFD dan Matindok 80 MMSCFD.
Target pengapalan pertama LNG adalah kuartal keempat 2014.
Kapasitas kilang LNG direncanakan 2,1 juta ton per tahun.
DSLNG, selaku operator kilang, sudah menandatangani perjanjian jual beli LNG dengan tiga pembeli selama 13 tahun sejak 2014.
Mereka adalah Chubu Electric Power Co Inc, Jepang dengan volume satu juta ton, Kyushu Electric Power Co Inc, Jepang 300.000 ton per tahun, dan Korea Gas Corporation (Kogas) 700.000 ton per tahun.
Selain LNG, gas yang diproduksikan Senoro dan Matindok akan dimanfaatkan di dalam negeri yakni untuk pabrik pupuk milik PT Panca Amara Utama dan pembangkit PT PLN (Persero).
Komposisi pemegang saham DSLNG adalah Sulawesi LNG Development Ltd 59,9 persen, PT Pertamina Hulu Energi 29 persen, dan PT Medco LNG Indonesia 11,1 persen.
Sulawesi LNG Development Ltd merupakan perusahaan yang sahamnya dimiliki Mitsubishi Corporation 75 persen dan Kogas 25 persen. (K007)
General Manager Area Matindok Pertamina EP, Medianto Satyawan di Jakarta, Senin mengatakan, saat ini, pihaknya sudah mengebor delapan sumur.
"Kami akan bor 11 sumur lagi, sehingga totalnya jadi 19 sumur," kata Medianto Satyawan.
Selain itu, menurut dia, pihaknya juga akan memulai pekerjaan rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (engineering, procurement, and construction/EPC) pada dua hingga bulan mendatang.
Saat ini, proses tender kontraktor EPC masih berlangsung.
"Kami harapkan pada pertengahan September ini sudah bisa diketahui pemenang EPC-nya," ujarnya.
Medianto menambahkan, proses konstruksi proyek Matindok direncanakan selama 26 bulan, sehingga, bisa mulai produksi sesuai target pada November 2014.
Sampai saat ini, Area Matindok telah mengeluarkan investasi sebesar 40,8 juta dolar dari rencana 762,1 juta dolar AS.
Sementara itu, Dirut PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Salis Aprilian mengatakan, proyek Senoro masih dalam proses penetapan pemenang tender EPC.
"Pemenangnya sudah ada, tinggal menunggu proses administrasi," kata Salis Aprilian.
Menurut dia, proyek Senoro akan mulai pemboran sumur pertama pada September 2012.
"Dengan demikian, bisa mulai produksi gas pada 2014," katanya.
Produksi Matindok yang dioperasikan Pertamina EP dan Senoro dengan operator Medco akan masuk kilang PT DSLNG.
Matindok dikuasai sepenuhnya oleh Pertamina EP, sementara Senoro dimiliki Medco dengan partisipasi 30 persen, 50 persen PT Pertamina Hulu Energi dan Mitsubishi Corporation 20 persen.
Total gas yang masuk ke kilang DSLNG berjumlah 330 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) yang berasal dari Senoro 250 MMSCFD dan Matindok 80 MMSCFD.
Target pengapalan pertama LNG adalah kuartal keempat 2014.
Kapasitas kilang LNG direncanakan 2,1 juta ton per tahun.
DSLNG, selaku operator kilang, sudah menandatangani perjanjian jual beli LNG dengan tiga pembeli selama 13 tahun sejak 2014.
Mereka adalah Chubu Electric Power Co Inc, Jepang dengan volume satu juta ton, Kyushu Electric Power Co Inc, Jepang 300.000 ton per tahun, dan Korea Gas Corporation (Kogas) 700.000 ton per tahun.
Selain LNG, gas yang diproduksikan Senoro dan Matindok akan dimanfaatkan di dalam negeri yakni untuk pabrik pupuk milik PT Panca Amara Utama dan pembangkit PT PLN (Persero).
Komposisi pemegang saham DSLNG adalah Sulawesi LNG Development Ltd 59,9 persen, PT Pertamina Hulu Energi 29 persen, dan PT Medco LNG Indonesia 11,1 persen.
Sulawesi LNG Development Ltd merupakan perusahaan yang sahamnya dimiliki Mitsubishi Corporation 75 persen dan Kogas 25 persen. (K007)