Lebak (ANTARA) -
Tangkapan nelayan tradisional pesisir pantai Kabupaten Lebak melimpah sejak tiga hari terakhir ini, menyusul cuaca perairan Banten selatan relatif normal.
"Kami hari ini tangkapan ikan laut sekitar delapan kuintal dari sebelumnya satu kuintal," kata Acun (45), seorang nelayan Muara Binuangeun, Kabupaten Lebak, Banten, Jumat.
Tangkapan ikan laut di perairan Banten selatan melimpah, sehingga dapat menyumbangkan pendapatan ekonomi bagi masyarakat pesisir.
Kehidupan masyarakat pesisir kebanyakan mengandalkan dari pendapatan tangkapan ikan mulai nelayan, pedagang bakulan, dan perajin aneka makanan yang bahan bakunya ikan laut.
"Kami bisa pulang ke rumah setelah transaksi pelelangan bisa membawa uang bersih Rp550 ribu bersama tiga rekannya, padahal sebelumnya hanya Rp50 ribu," katanya menjelaskan.
Begitu juga nelayan lainnya, Sariman (55) mengaku saat ini tangkapan ikan melimpah, karena cuaca di Perairan Banten selatan atau Samudra Hindia relatif normal dari sebelumnya ketinggian gelombang mencapai 4 meter.
Nelayan tradisional di Muara Binuangeun saat ini banyak melaut, karena tangkapan meningkat. Sebagian besar tangkapan berupa ikan layur, tongkol, cumi-cumi, tuna cakalang, lemadang, kakap, tuna, libida, dan kuwe.
"Kami sekarang bisa menghasilkan pendapatan mencapai Rp800 ribu dibandingkan sebelumnya paling banter Rp100 ribu juga terkadang tidak melaut akibat cuaca buruk," kata Sariman.
Iming (45), seorang nelayan TPI Binuangeun, Kabupaten Lebak mengaku selama ini tangkapan ikan layur melimpah, sehingga dapat membantu ekonomi keluarga. Bahkan, dirinya sejak tiga hari terakhir bisa menghasilkan pendapatan Rp3 juta.
"Semua ikan layur itu ditampung pedagang besar dan dipasok ke luar daerah," katanya pula.
Kepala Bidang Pengelolaan Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Lebak Rizal Ardiansyah mengatakan selama ini kebanyakan tangkapan ikan layur memasuki musim panen, sehingga aktivitas kegiatan melaut meningkat.
Diperkirakan nilai transaksi pelelangan bisa kembali normal hingga Rp3 miliar/bulan, menyusul tangkapan nelayan melimpah dari semula Rp1,5 miliar/bulan akibat cuaca buruk.
"Kami memastikan tangkapan ikan meningkat dengan musim panen ikan layur itu," katanya menjelaskan.
Tangkapan ikan laut di perairan Banten selatan melimpah, sehingga dapat menyumbangkan pendapatan ekonomi bagi masyarakat pesisir.
Kehidupan masyarakat pesisir kebanyakan mengandalkan dari pendapatan tangkapan ikan mulai nelayan, pedagang bakulan, dan perajin aneka makanan yang bahan bakunya ikan laut.
"Kami bisa pulang ke rumah setelah transaksi pelelangan bisa membawa uang bersih Rp550 ribu bersama tiga rekannya, padahal sebelumnya hanya Rp50 ribu," katanya menjelaskan.
Begitu juga nelayan lainnya, Sariman (55) mengaku saat ini tangkapan ikan melimpah, karena cuaca di Perairan Banten selatan atau Samudra Hindia relatif normal dari sebelumnya ketinggian gelombang mencapai 4 meter.
Nelayan tradisional di Muara Binuangeun saat ini banyak melaut, karena tangkapan meningkat. Sebagian besar tangkapan berupa ikan layur, tongkol, cumi-cumi, tuna cakalang, lemadang, kakap, tuna, libida, dan kuwe.
"Kami sekarang bisa menghasilkan pendapatan mencapai Rp800 ribu dibandingkan sebelumnya paling banter Rp100 ribu juga terkadang tidak melaut akibat cuaca buruk," kata Sariman.
Iming (45), seorang nelayan TPI Binuangeun, Kabupaten Lebak mengaku selama ini tangkapan ikan layur melimpah, sehingga dapat membantu ekonomi keluarga. Bahkan, dirinya sejak tiga hari terakhir bisa menghasilkan pendapatan Rp3 juta.
"Semua ikan layur itu ditampung pedagang besar dan dipasok ke luar daerah," katanya pula.
Kepala Bidang Pengelolaan Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Lebak Rizal Ardiansyah mengatakan selama ini kebanyakan tangkapan ikan layur memasuki musim panen, sehingga aktivitas kegiatan melaut meningkat.
Diperkirakan nilai transaksi pelelangan bisa kembali normal hingga Rp3 miliar/bulan, menyusul tangkapan nelayan melimpah dari semula Rp1,5 miliar/bulan akibat cuaca buruk.
"Kami memastikan tangkapan ikan meningkat dengan musim panen ikan layur itu," katanya menjelaskan.