Jakarta (ANTARA) - Pertemuan Meja Bundar Indonesia-Filipina yang digelar di sela penyelenggaraan KTT ke-43 ASEAN 2023 sepakat untuk menjajaki kemitraan strategis di dua sektor mutakhir yakni mineral dan nanopreneurship.
"Ini adalah dua bidang mutakhir yang sangat relevan bagi Indonesia dan Filipina," kata Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Arsjad yang juga Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia itu menilai Indonesia dan Filipina sama-sama memegang posisi penting di dunia global pasar mineral, terutama ekspor komoditas mineral yang digunakan dalam produksi baterai untuk kendaraan listrik (electronic vehicle).
"Kami di Indonesia ingin terus bekerja sama dengan Filipina pada sektor mineral bernilai tambah yang dapat memaksimalkan potensi ekonomi kedua negara," ucapnya.
Selain menjajaki kemitraan di sektor mineral dan nanopreneurship, pertemuan bilateral tersebut juga membahas penguatan kerja sama di sektor pertanian dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Terkait kerja sama pengembangan UMKM, Indonesia mengapresiasi kemitraan dengan Go Negosyo yang berhasil memajukan sektor UMKM pertanian di Filipina. Hal tersebut mendorong Indonesia untuk mengumpulkan sumber daya dan membangun jaringan baru dalam pemberdayaan pelaku UMKM di akar rumput sebagai landasan perekonomian nasional.
Selain itu juga dilakukan penandatangan nota kesepahaman tentang kerjasama pertanian dan pengembangan UMKM dengan ASEAN BAC Filipina.
Lebih lanjut Arsjad secara khusus mengajak seluruh stakeholder di kedua negara, termasuk pemimpin perusahaan untuk sama-sama memikul tanggung jawab menghasilkan lingkungan yang inklusif bagi semua pihak.
"Mari kita membangun persahabatan abadi yang dapat mengubah kehidupan sosial kita menjadi lebih baik. Mari kita memulai perjalanan ini, eksplorasi, kerja sama, dan kemajuan bersama," ajaknya.
Sementara itu, Ketua ASEAN BAC Filipina, Jose Ma “Joey” Concepcion III, dalam sambutannya menyampaikan Indonesia dan Filipina memiliki visi yang sama untuk transformasi kawasan yang sejahtera yang dapat diwujudkan melalui kerja sama di berbagai bidang, termasuk pertanian dan UMKM, baik transformasi digital, mineral, maupun nanopreneurship.
"Program pendampingan regional dapat memungkinkan pembelajaran kolaboratif dan mengumpulkan pengetahuan. Saling membantu pada saat dibutuhkan. Bersama-sama, kami bertujuan untuk mendapatkan banyak manfaat," kata Joey.
Sementara itu, Presiden Filipina Ferdinand "Bongbong" Romualdez Marcos Jr menyampaikan bahwa Filipina fokus memaksimalkan potensi perdagangan dan investasi. Filipina juga akan fokus pada produksi energi terbarukan dan tetap menjadikan pertanian sebagai prioritas nomor satu untuk ketahanan pangan dan kesejahteraan rakyat.
Salah satu rencana pengembangan Filipina di sektor pertanian adalah dengan memberikan vaksin pada ternak untuk melawan penyakit, memastikan penyediaan pasokan, dan hilirisasi ke energi terbarukan.
"Kunci utamanya adalah selalu menjadikan masyarakat dan kegiatan ekonomi produktif agar mempunyai nilai investasi yang lebih besar. Kami optimis bahwa dengan memperkuat kemitraan regional dan mitra strategis, kita dapat mendukung pertumbuhan ASEAN yang inklusif dan berkelanjutan yang juga berkembang secara global," kata Ferdinand.