Parigi, Sulteng (ANTARA) -
Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah mengatakan pihaknya tetap melanjutkan gerakan pangan murah (GPM) sebagai salah satu wadah untuk pengendalian inflasi di kabupaten itu.
"Pangan murah merupakan gerakan pemerintah sebagai upaya stabilisasi pasokan dan harga kebutuhan bahan pokok serta pengendalian inflasi dengan menggandeng para pihak," kata Kepala Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan Dinas Ketahanan Pangan Parigi Moutong Rahmatia di Parigi, Selasa.
"Pangan murah merupakan gerakan pemerintah sebagai upaya stabilisasi pasokan dan harga kebutuhan bahan pokok serta pengendalian inflasi dengan menggandeng para pihak," kata Kepala Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan Dinas Ketahanan Pangan Parigi Moutong Rahmatia di Parigi, Selasa.
Ia menjelaskan, pada pelaksanaannya gerakan ini melibatkan pedagang dan distributor atau ritail, termasuk Perum Bulog yang menyasar semua wilayah di kabupaten itu dengan waktu pelaksanaan secara bergilir.
Di sisi lain, Parigi Moutong juga mendapat suntikan Dana Insentif Daerah (DID) yang salah satu peruntukannya yakni untuk kegiatan pengendalian inflasi.
"Tahun ini kami melaksanakan kegiatan pangan murah hingga 30 Desember untuk menyambut Perayaan Natal dan Tahun Baru 2024. Meski begitu tahun depan diupayakan kegiatan ini terus dilaksanakan dan menyambut hari besar keagamaan, seperti Bulan Suci Ramadan dan Idul Fitri," ujarnya.
Menurut dia, upaya pengendalian inflasi tidak cukup hanya melalui pemerintah, keterlibatan para pihak merupakan salah satu kunci utama dalam menjaga kondisi perekonomian daerah.
Selain itu mengefektifkan intervensi pasar melalui pasar murah, gerakan pangan murah maupun operasi pasar pada masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sebagai bentuk kolaborasi nyata.
Kolaborasi dimaksud sesuai arahan Badan Pangan Nasional yakni dinas yang menangani urusan pangan, BUMN dan BUMD pangan, petani, peternak maupun pelaku usaha lainnya dengan menyediakan pangan murah berkualitas kepada masyarakat dengan harga terjangkau atau di bawah pasar
"Kegiatan ini juga untuk memudahkan aksesibilitas pangan bagi masyarakat," ucap Rahmatia.
Ia memaparkan, sejumlah komoditas pangan dijual pada gerakan selisih Rp5 ribu dibandingkan dengan harga di pasar tradisional, telur ayam misalnya dijual dengan harga Rp45 ribu per rak kemudian bawang merah Rp25 ribu per kilogram, bawang putih dan cabai keriting masing Rp35 ribu per kilogram.
Selanjutnya, minyak goreng ukuran 2 liter dijual dengan harga Rp33 ribu, minyak goreng ukuran 1,8 liter Rp29 ribu, minyak goreng ukuran 1 liter dan gula pasir ukuran 1 kilogram masing-masing dijual Rp15 ribu dengan dengan nilai subsidi Rp2 ribu masing-masing komoditas.
"Selama gerakan ini kami lakukan, antusias masyarakat datang berbelanja tinggi. Kami berharap masyarakat manfaatkan momen ini untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dengan harga yang wajar," kata dia.