Washington (ANTARA) - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Jumat (23/2), menyoroti dampak global dari konflik di Ukraina dan mendesak Rusia untuk mematuhi Piagam PBB.
"Dua tahun berlalu - dan satu dekade sejak upaya Rusia melakukan aneksasi ilegal terhadap Republik Otonomi Krimea di Ukraina dan kota Sevastopol - perang di Ukraina masih menjadi luka terbuka di jantung Eropa," kata Guterres kepada Dewan Keamanan dalam sebuah sesi.
Ini adalah waktu yang tepat untuk perdamaian berdasarkan Piagam PBB, hukum internasional dan resolusi Majelis Umum, tambahnya.
"Dalam perang apa pun, semua orang menderita. Namun rakyat Ukraina sangat menderita akibat perang yang dilakukan Rusia terhadap mereka," kata Guterres sambil mengenang lebih dari 10 ribu warga sipil, pria, wanita dan anak-anak tewas.
Kerusakan dan kehancuran rumah sakit, sekolah, fasilitas kesehatan dan infrastruktur sipil "sering terjadi dan semakin intensif", katanya.
"PBB telah mendokumentasikan kebrutalan yang meluas dan meresahkan. Komisi Penyelidikan Internasional Independen untuk Ukraina melaporkan bahwa warga sipil dan tahanan disiksa, dan lebih dari dua ratus kasus kekerasan seksual, sebagian besar dilakukan oleh pasukan Federasi Rusia.
"Semua pelaku harus dimintai pertanggungjawaban," tegas Sekjen PBB tersebut.
Banyak warga Ukraina yang mengalami "mimpi buruk karena kehilangan anak-anak mereka," kata Guterres.
Dia juga menambahkan hampir empat juta warga Ukraina menjadi pengungsi internal, dan lebih dari 14,5 juta orang di negara tersebut membutuhkan bantuan kemanusiaan.
"Perang ini juga merugikan rakyat Rusia. Ribuan pemuda Rusia tewas di garis depan. Warga sipil yang terkena serangan di kota-kota Rusia juga menderita. Bahaya konflik yang semakin meningkat dan meluas sangat nyata," tegasnya.
Guterres menekankan bahwa perang itu memperdalam perpecahan geopolitik, memperparah ketidakstabilan regional, dan memperkecil ruang yang tersedia untuk mengatasi masalah-masalah global mendesak lainnya.
"Selain itu, kemungkinan perang yang mengakibatkan kecelakaan nuklir membuat dunia ketakutan. Kedua pihak yang berkonflik harus mengambil semua tindakan yang mungkin mencegah hal tersebut terjadi - di semua lokasi nuklir di seluruh negeri," tambahnya.
PBB juga akan terus mendorong kebebasan dan keselamatan navigasi di Laut Hitam dan makanan serta pupuk Ukraina dan Rusia yang sangat dibutuhkan, untuk menjangkau pasar global, katanya.
Sumber: Anadolu
"Dua tahun berlalu - dan satu dekade sejak upaya Rusia melakukan aneksasi ilegal terhadap Republik Otonomi Krimea di Ukraina dan kota Sevastopol - perang di Ukraina masih menjadi luka terbuka di jantung Eropa," kata Guterres kepada Dewan Keamanan dalam sebuah sesi.
Ini adalah waktu yang tepat untuk perdamaian berdasarkan Piagam PBB, hukum internasional dan resolusi Majelis Umum, tambahnya.
"Dalam perang apa pun, semua orang menderita. Namun rakyat Ukraina sangat menderita akibat perang yang dilakukan Rusia terhadap mereka," kata Guterres sambil mengenang lebih dari 10 ribu warga sipil, pria, wanita dan anak-anak tewas.
Kerusakan dan kehancuran rumah sakit, sekolah, fasilitas kesehatan dan infrastruktur sipil "sering terjadi dan semakin intensif", katanya.
"PBB telah mendokumentasikan kebrutalan yang meluas dan meresahkan. Komisi Penyelidikan Internasional Independen untuk Ukraina melaporkan bahwa warga sipil dan tahanan disiksa, dan lebih dari dua ratus kasus kekerasan seksual, sebagian besar dilakukan oleh pasukan Federasi Rusia.
"Semua pelaku harus dimintai pertanggungjawaban," tegas Sekjen PBB tersebut.
Banyak warga Ukraina yang mengalami "mimpi buruk karena kehilangan anak-anak mereka," kata Guterres.
Dia juga menambahkan hampir empat juta warga Ukraina menjadi pengungsi internal, dan lebih dari 14,5 juta orang di negara tersebut membutuhkan bantuan kemanusiaan.
"Perang ini juga merugikan rakyat Rusia. Ribuan pemuda Rusia tewas di garis depan. Warga sipil yang terkena serangan di kota-kota Rusia juga menderita. Bahaya konflik yang semakin meningkat dan meluas sangat nyata," tegasnya.
Guterres menekankan bahwa perang itu memperdalam perpecahan geopolitik, memperparah ketidakstabilan regional, dan memperkecil ruang yang tersedia untuk mengatasi masalah-masalah global mendesak lainnya.
"Selain itu, kemungkinan perang yang mengakibatkan kecelakaan nuklir membuat dunia ketakutan. Kedua pihak yang berkonflik harus mengambil semua tindakan yang mungkin mencegah hal tersebut terjadi - di semua lokasi nuklir di seluruh negeri," tambahnya.
PBB juga akan terus mendorong kebebasan dan keselamatan navigasi di Laut Hitam dan makanan serta pupuk Ukraina dan Rusia yang sangat dibutuhkan, untuk menjangkau pasar global, katanya.
Sumber: Anadolu