Jakarta (ANTARA) - Empat atlet selancar ombak atau surfing Indonesia sedang mengikuti ISA World Surfing Games 2024 di Arecibo, Puerto Rico, yang menjadi ajang terakhir untuk memperebutkan tiket Olimpiade Paris 2024.
Mereka adalah Rio Waida, I Ketut Agus Aditya Putra, Dhany Widianto, dan Jasmine Michelle Studder untuk sektor putri.
Manajer tim nasional surfing Indonesia Egy Adhitya Hilman menjelaskan bahwa ajang kali ini memiliki mekanisme yang berbeda, dan menjadi kesempatan terakhir bagi seluruh atlet, termasuk Rio Waida, yang mengikuti Championship Tour liga surfing dunia World Surf League (WSL).
"Kalau chance-nya untuk kualifikasi kali ini, itu betul-betul yang diambil pemenangnya. Jadi, bukan lagi untuk region-nya," kata Egy kepada ANTARA dalam sambungan telpon dari Jakarta, Senin.
Dia menambahkan setiap negara diperbolehkan mengikuti ajang tersebut meskipun atletnya sudah lolos kualifikasi Olimpiade Paris 2024. Kondisi tersebut kurang menguntungkan bagi atlet yang tidak bermain di WSL, sebab mereka yang telah mendapatkan tiket adalah atlet yang masuk WSL.
"Sebetulnya, untuk Rio Waida itu dia punya kesempatan dalam dua mekanisme pertandingan. Satu adalah kualifikasi Olympic memang yang dibuat oleh AF-nya, oleh International Federation, yaitu ISA. Atau satu lagi dia punya kesempatan di professional league-nya, di WSL," ujar Egy.
"Tapi karena olimpiadenya di Agustus, otomatis WSL tidak menjadi kesempatan dia. Jadi kesempatan Rio di Olympic hanya di Puerto Rico ini, yang event dilaksanakan oleh AF."
Setiap negara memiliki dua kuota putra dan dua kuota putri. Di akhir ajang akan diketahui peringkat mereka dan diambil beberapa teratas dengan mempertimbangkan jumlah tiket yang tersisa dan persyaratan kuota negara.
Egy optimistis timnas surfing Indonesia mampu mencuri tiket Olimpiade. Sebab, dia melihat secara skill atlet Indonesia tidak kalah dari atlet-atlet negara lain. Hanya saja faktor alam menjadi unsur keberuntungan dalam perlombaan.
"Faktor luck-nya juga tinggi, karena medianya alam. Jadi, beda kalau memang surfer ini dilepas untuk latihan freesurfing atau dengan kompetisi. Dan kompetisi ini mereka kan dibatasi oleh waktu," kata Egy.
"Dibatasi oleh waktu dengan jumlah atlet juga terbatas, tiga atau empat. Nah, ombak yang datang pun kita enggak tahu, namanya alam, apakah akan mendapatkan ombak yang bagus atau yang seperti apa."
Saat ini para atlet Indonesia masih berjuang di ISA World Surfing Games 2024 yang berlangsung hingga 3 Maret.
Rio Waida lolos ke round ketiga, sementara Dhany Widianto dan Ketut Agus harus berjuang di Repechage 2 setelah masing-masing terlempar dari round pertama dan round kedua. Demikian pula dengan Jasmine Studer bersiap untuk Repechage 2.
Mereka adalah Rio Waida, I Ketut Agus Aditya Putra, Dhany Widianto, dan Jasmine Michelle Studder untuk sektor putri.
Manajer tim nasional surfing Indonesia Egy Adhitya Hilman menjelaskan bahwa ajang kali ini memiliki mekanisme yang berbeda, dan menjadi kesempatan terakhir bagi seluruh atlet, termasuk Rio Waida, yang mengikuti Championship Tour liga surfing dunia World Surf League (WSL).
"Kalau chance-nya untuk kualifikasi kali ini, itu betul-betul yang diambil pemenangnya. Jadi, bukan lagi untuk region-nya," kata Egy kepada ANTARA dalam sambungan telpon dari Jakarta, Senin.
Dia menambahkan setiap negara diperbolehkan mengikuti ajang tersebut meskipun atletnya sudah lolos kualifikasi Olimpiade Paris 2024. Kondisi tersebut kurang menguntungkan bagi atlet yang tidak bermain di WSL, sebab mereka yang telah mendapatkan tiket adalah atlet yang masuk WSL.
"Sebetulnya, untuk Rio Waida itu dia punya kesempatan dalam dua mekanisme pertandingan. Satu adalah kualifikasi Olympic memang yang dibuat oleh AF-nya, oleh International Federation, yaitu ISA. Atau satu lagi dia punya kesempatan di professional league-nya, di WSL," ujar Egy.
"Tapi karena olimpiadenya di Agustus, otomatis WSL tidak menjadi kesempatan dia. Jadi kesempatan Rio di Olympic hanya di Puerto Rico ini, yang event dilaksanakan oleh AF."
Setiap negara memiliki dua kuota putra dan dua kuota putri. Di akhir ajang akan diketahui peringkat mereka dan diambil beberapa teratas dengan mempertimbangkan jumlah tiket yang tersisa dan persyaratan kuota negara.
Egy optimistis timnas surfing Indonesia mampu mencuri tiket Olimpiade. Sebab, dia melihat secara skill atlet Indonesia tidak kalah dari atlet-atlet negara lain. Hanya saja faktor alam menjadi unsur keberuntungan dalam perlombaan.
"Faktor luck-nya juga tinggi, karena medianya alam. Jadi, beda kalau memang surfer ini dilepas untuk latihan freesurfing atau dengan kompetisi. Dan kompetisi ini mereka kan dibatasi oleh waktu," kata Egy.
"Dibatasi oleh waktu dengan jumlah atlet juga terbatas, tiga atau empat. Nah, ombak yang datang pun kita enggak tahu, namanya alam, apakah akan mendapatkan ombak yang bagus atau yang seperti apa."
Saat ini para atlet Indonesia masih berjuang di ISA World Surfing Games 2024 yang berlangsung hingga 3 Maret.
Rio Waida lolos ke round ketiga, sementara Dhany Widianto dan Ketut Agus harus berjuang di Repechage 2 setelah masing-masing terlempar dari round pertama dan round kedua. Demikian pula dengan Jasmine Studer bersiap untuk Repechage 2.