Jakarta (ANTARA) - Kepolisian telah memeriksa sejumlah saksi terkait kasus bunuh diri sekeluarga di Apartemen Teluk Intan Topas Tower Penjaringan, Jakarat Utara, pada Sabtu (9/3).
"Kami sudah ambil keterangan dari sejumlah saksi di lokasi kejadian perkara," kata Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya di Jakarta, Minggu.
Ia mengatakan, dari keterangan saksi-saksi, para korban bunuh diri yang terdiri dari suami EA (50), istri AIL (52) dan dua anaknya, yaitu JWA (13) serta JL (15) sudah lama tidak menempati tempat tinggal mereka di apartemen ini sejak dua tahun lalu.
"Baru kembali lagi ke apartemen untuk melakukan kegiatan seperti ini," kata dia yang menambahkan bahwa kesimpulan sementara motif dari keempat korban adalah murni bunuh diri.
"Tangan keempatnya terikat saat melakukan aksi bunuh diri. Mereka jatuh bersamaan," kata dia.
Ia mengatakan, petugas juga memeriksa telepon pintar (telepon seluler) milik korban untuk mengetahui penyebab mereka melakukan aksi ini.
"Kami juga akan koordinasi dengan keluarga dan kembangkan dari ponsel mereka untuk mencari penyebab aksi tersebut," kata dia.
Ampat orang yang diduga satu keluarga tewas usai terjun dari lantai 22 apartemen Teluk Intan Tower Topas Penjaringan, Jakarta Utara (Jakut), pada Sabtu sore.
"Keempat korban diduga terjun dari puncak apartemen tersebut," kata Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya di Jakarta, Sabtu.
Ia mengatakan, keempat korban itu adalah pria EA (50), perempuan berinisial AIL dan anak laki-laki berinisial JWA (13) serta anak perempuan berinisial JL (16).
Menurut dia, keempat korban ditemukan petugas keamanan yang berjaga di lobi apartemen. Petugas mendengar ada suara dentuman keras dan langsung menghampiri serta menemukan empat jenazah dalam kondisi terlentang.
Petugas kemudian melapor peristiwa tersebut ke polisi. "Kami masih mendalami dan menyelidiki hal tersebut," kata dia.
Petugas Kepolisian langsung datang dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) mengidentifikasi tubuh korban.
Menurut dia, keempat korban mengalami luka berat di bagian kepala, tangan dan kaki.
"Keempat jasad sudah dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo untuk dilakukan 'visum et repertum' dan saksi diamankan untuk dimintakan keterangan lebih lanjut," kata dia.
"Kami sudah ambil keterangan dari sejumlah saksi di lokasi kejadian perkara," kata Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya di Jakarta, Minggu.
Ia mengatakan, dari keterangan saksi-saksi, para korban bunuh diri yang terdiri dari suami EA (50), istri AIL (52) dan dua anaknya, yaitu JWA (13) serta JL (15) sudah lama tidak menempati tempat tinggal mereka di apartemen ini sejak dua tahun lalu.
"Baru kembali lagi ke apartemen untuk melakukan kegiatan seperti ini," kata dia yang menambahkan bahwa kesimpulan sementara motif dari keempat korban adalah murni bunuh diri.
"Tangan keempatnya terikat saat melakukan aksi bunuh diri. Mereka jatuh bersamaan," kata dia.
Ia mengatakan, petugas juga memeriksa telepon pintar (telepon seluler) milik korban untuk mengetahui penyebab mereka melakukan aksi ini.
"Kami juga akan koordinasi dengan keluarga dan kembangkan dari ponsel mereka untuk mencari penyebab aksi tersebut," kata dia.
Ampat orang yang diduga satu keluarga tewas usai terjun dari lantai 22 apartemen Teluk Intan Tower Topas Penjaringan, Jakarta Utara (Jakut), pada Sabtu sore.
"Keempat korban diduga terjun dari puncak apartemen tersebut," kata Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya di Jakarta, Sabtu.
Ia mengatakan, keempat korban itu adalah pria EA (50), perempuan berinisial AIL dan anak laki-laki berinisial JWA (13) serta anak perempuan berinisial JL (16).
Menurut dia, keempat korban ditemukan petugas keamanan yang berjaga di lobi apartemen. Petugas mendengar ada suara dentuman keras dan langsung menghampiri serta menemukan empat jenazah dalam kondisi terlentang.
Petugas kemudian melapor peristiwa tersebut ke polisi. "Kami masih mendalami dan menyelidiki hal tersebut," kata dia.
Petugas Kepolisian langsung datang dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) mengidentifikasi tubuh korban.
Menurut dia, keempat korban mengalami luka berat di bagian kepala, tangan dan kaki.
"Keempat jasad sudah dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo untuk dilakukan 'visum et repertum' dan saksi diamankan untuk dimintakan keterangan lebih lanjut," kata dia.