Teheran (ANTARA) - Setidaknya 14 orang tewas dan 3.267 lainnya dilaporkan terluka di Iran sejak bermulanya perayaan awal tahun baru tradisional Iran pada 20 Februari lalu, demikian dilaporkan kantor berita Mehr, Rabu.
Festival permulaan tahun baru tersebut, yang dikenal sebagai Chaharshanbe Suri atau Rabu Merah, dirayakan pada Rabu terakhir menjelang titik balik musim semi atau hari tahun baru Persia, yang dikenal dengan istilah Nowruz, dan diperkirakan jatuh pada 21 Maret.
Kantor berita tersebut melaporkan setidaknya sudah ada 463 orang yang telah dibawa ke fasilitas kesehatan akibat cedera.
Selain itu, 189 orang kehilangan anggota badannya, 1.070 orang mengalami cedera mata, dan 981 lainnya menderita luka bakar.
Nowruz dirayakan di banyak negara di Asia Barat dan Tengah serta di kawasan Kaukasus, Laut Hitam, dan di negeri-negeri Balkan selama beberapa hari.
Sementara Chaharshanbe Suri, yang digelar dua hingga tiga pekan menjelang tahun baru, menandakan datangnya musim semi dan kelahiran kembali alam.
Dalam festival tradisional tersebut, jutaan orang membuat api unggun di jalanan dan melompatinya.
Kembang api dan petasan juga marak digunakan dalam perayaan tersebut. Namun, petasan yang digunakan sering kali diproduksi tanpa memerhatikan faktor keselamatan, sehingga dapat menyebabkan ledakan di rumah-rumah ataupun jalanan.
Hal tersebut dapat menyebabkan cedera bagi pejalan kaki, anak-anak, serta orang tua, khususnya mereka yang memiliki penyakit.
Sumber: Sputnik
Festival permulaan tahun baru tersebut, yang dikenal sebagai Chaharshanbe Suri atau Rabu Merah, dirayakan pada Rabu terakhir menjelang titik balik musim semi atau hari tahun baru Persia, yang dikenal dengan istilah Nowruz, dan diperkirakan jatuh pada 21 Maret.
Kantor berita tersebut melaporkan setidaknya sudah ada 463 orang yang telah dibawa ke fasilitas kesehatan akibat cedera.
Selain itu, 189 orang kehilangan anggota badannya, 1.070 orang mengalami cedera mata, dan 981 lainnya menderita luka bakar.
Nowruz dirayakan di banyak negara di Asia Barat dan Tengah serta di kawasan Kaukasus, Laut Hitam, dan di negeri-negeri Balkan selama beberapa hari.
Sementara Chaharshanbe Suri, yang digelar dua hingga tiga pekan menjelang tahun baru, menandakan datangnya musim semi dan kelahiran kembali alam.
Dalam festival tradisional tersebut, jutaan orang membuat api unggun di jalanan dan melompatinya.
Kembang api dan petasan juga marak digunakan dalam perayaan tersebut. Namun, petasan yang digunakan sering kali diproduksi tanpa memerhatikan faktor keselamatan, sehingga dapat menyebabkan ledakan di rumah-rumah ataupun jalanan.
Hal tersebut dapat menyebabkan cedera bagi pejalan kaki, anak-anak, serta orang tua, khususnya mereka yang memiliki penyakit.
Sumber: Sputnik