Palu (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan curah hujan di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) dipicu partikel abu vulkanik Gunung Ruang di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
"Ada bagian kecil dari partikel paparan abu vulkanik yang menstimulus timbulnya awan hujan di atas langit Sulteng, sehingga dua pekan terakhir hujan di daerah ini terjadi setiap saat, baik dengan intensitas ringan, sedang, hingga lebat," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Mutiara Sis-Aljufi Palu, di Palu, Sabtu.
Ia menjelaskan dari paparan abu vulkanik ada sebagian partikel kecil yang dapat mengikat uap air di udara sehingga dapat memicu pembentukan awan hujan.
Abu vulkanik erupsi Gunung Ruang bergerak dari arah timur laut menuju ke bagian utara dan barat dibawa oleh angin melewati Sulteng hingga Sulawesi Tenggara (Sultra), Sulawesi Barat (Sulbar), maupun Sulawesi Selatan (Sulsel).
"Hingga saat ini potensi hujan masih ada seiring hujan turun Sulfur Dioksida (SO2) yang mengandung racun jatuh ke tanah dan dinetralkan oleh tanah, sehingga secara tidak langsung paparannya dapat tertekan secara alami," ujarnya.
Secara normatif, menurut prakiraan cuaca BMKG, puncak musim hujan di daerah ini terjadi dua kali yakni pada Desember, Januari, hingga Februari, kemudian pada Juni hingga Agustus.
Meski begitu Sulteng masuk dalam daerah non-ZOM (Zona Musim) atau meski masuk pada musim kemarau potensi hujan masih tetap ada.
"Masyarakat tetap waspada potensi bencana hidrometeorologi, terutama warga yang bermukim di sekitar lereng gunung maupun bantaran sungai, serta daerah-daerah yang memiliki riwayat banjir bandang, namun kewaspadaan itu jangan sampai menimbulkan kepanikan," kata dia.