Jakarta (ANTARA) - Carlos Alcaraz hanya satu pertandingan lagi untuk meraih gelar berturut-turut di lapangan Wimbledon, setelah mengalahkan Daniil Medvedev 6-7(1), 6-3, 6-4, 6-4 untuk mencapai final di turnamen major London.
Alcaraz tetap tenang setelah kesulitan menemukan level terbaiknya di set pembuka dan meningkatkan permainannya, terutama saat melakukan servis, untuk memastikan kemenangan dalam waktu dua jam 55 menit di Centre Court.
"Saya sangat senang dengan penampilan saya hari ini. Saya memulainya dengan sangat gugup. Dia mendominasi pertandingan, memainkan permainan tenis yang hebat dengan servisnya," ujar Alcaraz, seperti disiarkan ATP, Sabtu.
"Itu sulit bagi saya, tetapi saya mencoba untuk menghilangkan rasa gugup di awal set kedua. Sangat membantu bisa unggul 3-1 dan setelah itu saya bisa memainkan permainan saya sendiri dan lebih menikmati pertandingan. Saya mencoba melepaskan pukulan yang bagus, saya bergerak dengan baik, jadi secara umum saya pikir saya memainkan pertandingan yang cukup bagus."
Alcaraz, yang juga mengalahkan Medvedev di semifinal Wimbledon tahun lalu, memiliki catatan 3-0 di final Grand Slam setelah kemenangannya di US Open 2022, Wimbledon 2023, dan Roland Garros 2024, menjadikannya petenis termuda yang memenangi turnamen major di ketiga permukaan.
Jika ia berhasil mempertahankan gelarnya pada Minggu (14/7), petenis Spanyol itu akan menjadi petenis keenam yang menyelesaikan gelar ganda Roland Garros-Wimbledon di tahun yang sama setelah Rod Laver, Bjorn Borg, Rafael Nadal, Roger Federer dan Novak Djokovic.
"Saya merasa saya bukan orang baru lagi. Saya tahu bagaimana perasaan saya sebelum final," kata Alcaraz ketika ditanya tentang kemungkinan ketegangan menjelang final.
"Saya pernah berada di posisi ini sebelumnya dan saya akan mencoba melakukan hal-hal yang saya lakukan untuk menang tahun lalu."
"Saya akan berusaha menjadi lebih baik dan mencoba melakukan hal-hal yang berjalan dengan baik," ujar petenis berusia 21 tahun itu.
Cara Alcaraz mengakhiri semifinal sangat kontras dengan set pembuka yang ia hasilkan. Dia tidak seperti biasanya hanya mendaratkan 48 persen (16/33) dari servis pertamanya.
Meskipun berhasil merebut dua break dari servisnya untuk memaksakan tie-break, Medvedev mampu melewatinya untuk mengklaim keunggulan awal.
Petenis peringkat tiga dunia Alcaraz langsung meningkatkan eksekusi pukulannya untuk mengawali set kedua. Dia meraih satu-satunya break servis pada set tersebut pada gim keempat, dan break awal lainnya pada gim ketiga membawanya ke dalam satu set kemenangan.
Meskipun Medvedev tidak menyerah dan merebut kembali break awal di set keempat, kemampuan Alcaraz untuk mengganggu ritme reli terbukti sangat penting.
Alcaraz mematahkan servis, dan kemudian memastikan kemenangan setelah mencetak 55 winner berbanding 31 winner lawannya.
Dengan kemenangan itu, Alcaraz meningkatkan catatan head to head miliknya melawan Medvedev menjadi 5-2.
Meski kecewa dengan kekalahan tersebut, Medvedev dengan cepat memuji lawannya setelah tampil jauh lebih baik di semifinal dibandingkan tahun lalu.
“Pertandingan yang sulit, sulit. Carlos bermain bagus. Saya merasa rencana yang saya buat tidak terlalu buruk. Pertandingannya jauh lebih ketat dibandingkan tahun lalu," kata peringkat lima dunia itu dalam konferensi pers pasca pertandingan.
"Dia sepertinya menyentuh hampir setiap bola di lapangan, berlari dengan baik. Saya mendapat beberapa poin bagus. Saya mungkin bisa menyelesaikan beberapa poin di depan net, tapi tidak berhasil melakukannya."
Alcaraz tetap tenang setelah kesulitan menemukan level terbaiknya di set pembuka dan meningkatkan permainannya, terutama saat melakukan servis, untuk memastikan kemenangan dalam waktu dua jam 55 menit di Centre Court.
"Saya sangat senang dengan penampilan saya hari ini. Saya memulainya dengan sangat gugup. Dia mendominasi pertandingan, memainkan permainan tenis yang hebat dengan servisnya," ujar Alcaraz, seperti disiarkan ATP, Sabtu.
"Itu sulit bagi saya, tetapi saya mencoba untuk menghilangkan rasa gugup di awal set kedua. Sangat membantu bisa unggul 3-1 dan setelah itu saya bisa memainkan permainan saya sendiri dan lebih menikmati pertandingan. Saya mencoba melepaskan pukulan yang bagus, saya bergerak dengan baik, jadi secara umum saya pikir saya memainkan pertandingan yang cukup bagus."
Alcaraz, yang juga mengalahkan Medvedev di semifinal Wimbledon tahun lalu, memiliki catatan 3-0 di final Grand Slam setelah kemenangannya di US Open 2022, Wimbledon 2023, dan Roland Garros 2024, menjadikannya petenis termuda yang memenangi turnamen major di ketiga permukaan.
Jika ia berhasil mempertahankan gelarnya pada Minggu (14/7), petenis Spanyol itu akan menjadi petenis keenam yang menyelesaikan gelar ganda Roland Garros-Wimbledon di tahun yang sama setelah Rod Laver, Bjorn Borg, Rafael Nadal, Roger Federer dan Novak Djokovic.
"Saya merasa saya bukan orang baru lagi. Saya tahu bagaimana perasaan saya sebelum final," kata Alcaraz ketika ditanya tentang kemungkinan ketegangan menjelang final.
"Saya pernah berada di posisi ini sebelumnya dan saya akan mencoba melakukan hal-hal yang saya lakukan untuk menang tahun lalu."
"Saya akan berusaha menjadi lebih baik dan mencoba melakukan hal-hal yang berjalan dengan baik," ujar petenis berusia 21 tahun itu.
Cara Alcaraz mengakhiri semifinal sangat kontras dengan set pembuka yang ia hasilkan. Dia tidak seperti biasanya hanya mendaratkan 48 persen (16/33) dari servis pertamanya.
Meskipun berhasil merebut dua break dari servisnya untuk memaksakan tie-break, Medvedev mampu melewatinya untuk mengklaim keunggulan awal.
Petenis peringkat tiga dunia Alcaraz langsung meningkatkan eksekusi pukulannya untuk mengawali set kedua. Dia meraih satu-satunya break servis pada set tersebut pada gim keempat, dan break awal lainnya pada gim ketiga membawanya ke dalam satu set kemenangan.
Meskipun Medvedev tidak menyerah dan merebut kembali break awal di set keempat, kemampuan Alcaraz untuk mengganggu ritme reli terbukti sangat penting.
Alcaraz mematahkan servis, dan kemudian memastikan kemenangan setelah mencetak 55 winner berbanding 31 winner lawannya.
Dengan kemenangan itu, Alcaraz meningkatkan catatan head to head miliknya melawan Medvedev menjadi 5-2.
Meski kecewa dengan kekalahan tersebut, Medvedev dengan cepat memuji lawannya setelah tampil jauh lebih baik di semifinal dibandingkan tahun lalu.
“Pertandingan yang sulit, sulit. Carlos bermain bagus. Saya merasa rencana yang saya buat tidak terlalu buruk. Pertandingannya jauh lebih ketat dibandingkan tahun lalu," kata peringkat lima dunia itu dalam konferensi pers pasca pertandingan.
"Dia sepertinya menyentuh hampir setiap bola di lapangan, berlari dengan baik. Saya mendapat beberapa poin bagus. Saya mungkin bisa menyelesaikan beberapa poin di depan net, tapi tidak berhasil melakukannya."