Jakarta (ANTARA) - Aksi bersih Gunung Prau dan Kawasan Wisata Alam Dieng yang diinisiasi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) selama dua hari berhasil mengumpulkan 934 kilogram sampah.

Deputi Bidang Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK, Warsito, mengatakan bahwa dari total 934 kilogram sampah yang terkumpul, sebanyak 409 kilogram dari Gunung Prau dan 525 kilogram dari Kawasan Wisata Alam Kawah Sikidang.

"Aksi Nyata Revolusi Mental Bersih Gunung ini merupakan inisiasi untuk menggerakkan seluruh potensi masyarakat dalam melakukan aksi kebaikan khususnya gerakan Indonesia Bersih demi pelestarian lingkungan," katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.

Kegiatan yang merupakan bagian dari "Aksi Nyata Revolusi Mental Bersih Gunung Prau" ini berlangsung pada 28-29 Agustus 2024. Kegiatan ini mencakup beberapa titik operasi bersih di Gunung Prau, meliputi jalur pendakian Patak Banteng, Sunrise Camp, Sunset Area, dan Cemoro Tungal/Sunrise Area Plawangan.

Selain itu, aksi bersih dan kampanye zero waste juga dilakukan di kawasan wisata alam Sikidang dan Candi Arjuna.

Uniknya, dalam aksi bersih Gunung Prau ditemukan sampah-sampah menarik misalnya sampah "purba" berupa barang-barang yang tertera tahun 2003 dan 2005.

Warsito menekankan pentingnya keberlanjutan dari aksi ini agar lingkungan tetap terjaga dengan baik. Dirinya juga mendorong kegiatan ini tetap bisa diagendakan dengan rutin.

Program "Aksi Nyata Revolusi Mental Bersih Gunung Prau" merupakan pengembangan dari kegiatan serupa yang sebelumnya dilakukan di Gunung Gede Pangrango.

Kegiatan ini melibatkan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten Wonosobo, dan Banjarnegara.

Selain itu, pihak swasta dan berbagai komunitas peduli lingkungan juga turut dilibatkan dalam aksi ini, di antaranya Mapala UI, Mapala UNJ, Mapala Unsoed, Mapala Unsiq, APGI, Trahsbag Community, Prodi Olahraga UNJ, Forum Koordinasi Prau Indonesia, Perum Perhutani KPH Kedu Utara, AREI Outdoor Gear, dan BRI.

Warsito mengatakan gunung adalah simbol kehidupan, seperti dalam pewayangan gunung menjadi pembuka dan penutup gelaran.

Menurut dia, jika hulunya bersih maka hilirnya pun juga bersih. "Dengan menjaga kebersihan gunung, kita menjamin kelestarian alam untuk generasi berikutnya," ujarnya.

Dia berharap kegiatan ini dapat menginspirasi masyarakat luas untuk melakukan hal serupa dan mendorong pemerintah daerah untuk membuat kebijakan yang mendukung perlindungan dan pengelolaan kawasan gunung.

"Mari kita syiarkan semangat ini dan jangan biarkan usaha kita hari ini berhenti di sini. Kita ajak lebih banyak orang untuk bergabung dalam menjaga kebersihan dan melestarikan alam," kata Warsito.



 

Pewarta : Farhan Arda Nugraha
Editor : Andilala
Copyright © ANTARA 2024