Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono mengatakan bahwa
pihaknya tengah mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni untuk bertugas di Satuan Ruang Angkasa TNI AU.
"Yang bisa kita lakukan adalah menyiapkan sumber daya manusianya, orang-orangnya. Ada kesempatan sekolah, kita berangkatkan sekolah ke luar negeri atau dalam negeri untuk siap membentuk spaceforce," kata Tonny saat ditemui di Mabes AU, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu.
Menurut Tonny, pihaknya memprioritaskan penguatan SDM karena personel harus memiliki kemampuan di bidang antariksa agar bisa berkontribusi di satuan ruang angkasa.
Selain itu, pihaknya lebih mengutamakan pelatihan SDM lantaran saat ini TNI AU belum bisa menghadirkan teknologi yang menunjang satuan ruang angkasa.
Tonny menilai fasilitas teknologi satuan ruang angkasa cukup mahal sehingga butuh anggaran yang besar untuk membeli alat-alat tersebut.
"Saya sudah datang ke PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), sudah melihat dan kalau lihat dari infrastrukturnya sangat mahal. Saya sangat yakin AU kalau kita membuat suatu satelit sendiri anggaran akan habis ke sana," kata Tonny.
Karenanya, Tonny menilai butuh kolaborasi antar beragam pihak untuk mendukung pengadaan satelit untuk Satuan Ruang Angkasa TNI AU.
Kolaborasi antar lintas lembaga dan pihak ini pun dilakukan beberapa negara dalam membentuk satuan ruang angkasa untuk kepentingan pertahanan.
"Australia saja kita sudah ke sana. Mereka tidak bisa bekerja sendiri untuk membentuk spaceforce. Saya datang ke Mabesnya, mereka tetap kerja sama dengan negara-negara sekutu Australia, nah kita juga seperti itu," kata Tonny.
Walaupun terkendala biaya yang cukup mahal,Tonny yakin nantinya secara bertahap satuan ruang angkasa akan terbentuk secara perlahan hingga akhirnya dapat bekerja efektif dalam mempertahankan kedaulatan negara.
pihaknya tengah mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni untuk bertugas di Satuan Ruang Angkasa TNI AU.
"Yang bisa kita lakukan adalah menyiapkan sumber daya manusianya, orang-orangnya. Ada kesempatan sekolah, kita berangkatkan sekolah ke luar negeri atau dalam negeri untuk siap membentuk spaceforce," kata Tonny saat ditemui di Mabes AU, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu.
Menurut Tonny, pihaknya memprioritaskan penguatan SDM karena personel harus memiliki kemampuan di bidang antariksa agar bisa berkontribusi di satuan ruang angkasa.
Selain itu, pihaknya lebih mengutamakan pelatihan SDM lantaran saat ini TNI AU belum bisa menghadirkan teknologi yang menunjang satuan ruang angkasa.
Tonny menilai fasilitas teknologi satuan ruang angkasa cukup mahal sehingga butuh anggaran yang besar untuk membeli alat-alat tersebut.
"Saya sudah datang ke PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), sudah melihat dan kalau lihat dari infrastrukturnya sangat mahal. Saya sangat yakin AU kalau kita membuat suatu satelit sendiri anggaran akan habis ke sana," kata Tonny.
Karenanya, Tonny menilai butuh kolaborasi antar beragam pihak untuk mendukung pengadaan satelit untuk Satuan Ruang Angkasa TNI AU.
Kolaborasi antar lintas lembaga dan pihak ini pun dilakukan beberapa negara dalam membentuk satuan ruang angkasa untuk kepentingan pertahanan.
"Australia saja kita sudah ke sana. Mereka tidak bisa bekerja sendiri untuk membentuk spaceforce. Saya datang ke Mabesnya, mereka tetap kerja sama dengan negara-negara sekutu Australia, nah kita juga seperti itu," kata Tonny.
Walaupun terkendala biaya yang cukup mahal,Tonny yakin nantinya secara bertahap satuan ruang angkasa akan terbentuk secara perlahan hingga akhirnya dapat bekerja efektif dalam mempertahankan kedaulatan negara.