Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi menyampaikan ada tiga fokus utama yang akan menjadi landasan kerja ke depannya, yaitu rebranding dan revitalisasi koperasi, digitalisasi koperasi, serta peningkatan tata kelola dan sumber daya manusia.
“Ini akan kami kejar dalam 100 hari kerja ke depan,” kata dia setelah serah terima jabatan di Jakarta, Senin.
Budi Arie memaparkan bahwa rebranding menjadi sangat penting karena koperasi saat ini memiliki citra yang kurang positif di mata masyarakat.
Selain itu, ia menekankan pentingnya rebranding karena minat masyarakat Indonesia untuk bergabung dalam koperasi masih rendah. Ia menyebut saat ini baru 27 juta atau sekitar 10 persen dari 275 juta penduduk Indonesia yang menjadi anggota koperasi, jauh di bawah angka di Amerika Serikat yang mencapai 125 juta orang.
Selanjutnya, ia juga akan mendorong digitalisasi koperasi yang menjadi kunci untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing koperasi di era modern. Digitalisasi juga disebut akan memudahkan pengawasan terhadap koperasi.
Tak hanya itu, Budi Arie mengutarakan kunci sukses koperasi terletak pada tata kelola yang baik dan sumber daya manusia yang profesional. Oleh karena itu, ia akan memprioritaskan peningkatan kualitas pengurus koperasi agar mampu mengelola koperasi secara efektif dan efisien.
"Kami ingin membangun koperasi-koperasi yang dikelola secara profesional karena dengan tata kelola yang baik, koperasi akan lebih dipercaya oleh anggota dan masyarakat dan membawa manfaat bagi anggotanya,” kata dia.
Budi Arie resmi dilantik menjadi Menteri Koperasi pada Kabinet Merah Putih di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin.
Pada era kabinet sebelumnya, pria yang lahir di Jakarta pada 20 April 1969 tersebut menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika sejak 17 Juli 2023, menggantikan Johnny G Plate.
Ia juga tercatat pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia 2019-2023.
“Ini akan kami kejar dalam 100 hari kerja ke depan,” kata dia setelah serah terima jabatan di Jakarta, Senin.
Budi Arie memaparkan bahwa rebranding menjadi sangat penting karena koperasi saat ini memiliki citra yang kurang positif di mata masyarakat.
Selain itu, ia menekankan pentingnya rebranding karena minat masyarakat Indonesia untuk bergabung dalam koperasi masih rendah. Ia menyebut saat ini baru 27 juta atau sekitar 10 persen dari 275 juta penduduk Indonesia yang menjadi anggota koperasi, jauh di bawah angka di Amerika Serikat yang mencapai 125 juta orang.
Selanjutnya, ia juga akan mendorong digitalisasi koperasi yang menjadi kunci untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing koperasi di era modern. Digitalisasi juga disebut akan memudahkan pengawasan terhadap koperasi.
Tak hanya itu, Budi Arie mengutarakan kunci sukses koperasi terletak pada tata kelola yang baik dan sumber daya manusia yang profesional. Oleh karena itu, ia akan memprioritaskan peningkatan kualitas pengurus koperasi agar mampu mengelola koperasi secara efektif dan efisien.
"Kami ingin membangun koperasi-koperasi yang dikelola secara profesional karena dengan tata kelola yang baik, koperasi akan lebih dipercaya oleh anggota dan masyarakat dan membawa manfaat bagi anggotanya,” kata dia.
Budi Arie resmi dilantik menjadi Menteri Koperasi pada Kabinet Merah Putih di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin.
Pada era kabinet sebelumnya, pria yang lahir di Jakarta pada 20 April 1969 tersebut menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika sejak 17 Juli 2023, menggantikan Johnny G Plate.
Ia juga tercatat pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia 2019-2023.