Palu, (antarasulteng.com) - Festival Pesona Palu Nomoni (FPPN) II Tahun 2017 di Kota Palu, 22-27 September 2017, menghadirkan sebuah objek kunjungan yang disebut kawasan kuliner `Kampung Kaili`.
"Harapannya ini dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat Kota Palu," kata Wali Kota Palu, Hidayat di Palu, Sabtu.
Hidayat berharap ke depan, kawasan yang berada di arena FPPN Anjungan Nusantara, Pantai Talise, Teluk Palu itu dapat dimanfaatkan sebagai lokasi berjualan makanan-makanan tradisional.
Ia juga menekankan bahwa desain tempat berjualan pun harus mencerminkan ciri khas Kampung Kaili, seperti 46 soki-soki yang telah mengisi kawasan tersebut.
"Kita harapkan ke depan, tidak ada lagi yang berjualan pakai tenda. Siapa yang mau berjualan dan berdagang di sini, harus bangun pondoknya dengan desain seperti ini (soki-soki) supaya kawasan ini terjaga, seperti Kampung Kaili," tuturnya.
Hidayat menjelaskan bahwa desain awal pembangunan 46 soki-soki itu merupakan buah pemikiran dari pengurus Dewan Kesenian Kota Palu. Di kawasan itu akan digelar sejumlah penampilan kesenian.
Hidayat juga berharap di kawasan itu nantinya akan menjadi ruang kuliner tradisional Kota Palu.
Sebelumnya, Jumat (22/9) malam, ribuan warga membanjiri pembukaan FPPN II yang dirangkai dengan Pekan Budaya Indonesia (PBI) III, di Lokasi Anjungan Nusantara, Pantai Talise Palu.
Kegiatan itu dibuka Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Hilmar Farid.
Pembukaan ajang tahunan Pemkot Palu itu juga dihadiri Asisten Deputi Pengembangan Budaya, Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Wakil Ketua Komisi X DPR-RI, Asisten III Pemprov Sulteng, istri Wakapolri bersama rombongan, sejumlah pejabat dari Kemendikbud RI, Ketua DPRD Sulteng, sejumlah kepala daerah dan ratusan pejabat, baik dari Pemprov Sulteng maupun dari sejumlah kabupaten/kota serta pelaku usaha. (skd)
"Harapannya ini dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat Kota Palu," kata Wali Kota Palu, Hidayat di Palu, Sabtu.
Hidayat berharap ke depan, kawasan yang berada di arena FPPN Anjungan Nusantara, Pantai Talise, Teluk Palu itu dapat dimanfaatkan sebagai lokasi berjualan makanan-makanan tradisional.
Ia juga menekankan bahwa desain tempat berjualan pun harus mencerminkan ciri khas Kampung Kaili, seperti 46 soki-soki yang telah mengisi kawasan tersebut.
"Kita harapkan ke depan, tidak ada lagi yang berjualan pakai tenda. Siapa yang mau berjualan dan berdagang di sini, harus bangun pondoknya dengan desain seperti ini (soki-soki) supaya kawasan ini terjaga, seperti Kampung Kaili," tuturnya.
Hidayat menjelaskan bahwa desain awal pembangunan 46 soki-soki itu merupakan buah pemikiran dari pengurus Dewan Kesenian Kota Palu. Di kawasan itu akan digelar sejumlah penampilan kesenian.
Hidayat juga berharap di kawasan itu nantinya akan menjadi ruang kuliner tradisional Kota Palu.
Sebelumnya, Jumat (22/9) malam, ribuan warga membanjiri pembukaan FPPN II yang dirangkai dengan Pekan Budaya Indonesia (PBI) III, di Lokasi Anjungan Nusantara, Pantai Talise Palu.
Kegiatan itu dibuka Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Hilmar Farid.
Pembukaan ajang tahunan Pemkot Palu itu juga dihadiri Asisten Deputi Pengembangan Budaya, Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Wakil Ketua Komisi X DPR-RI, Asisten III Pemprov Sulteng, istri Wakapolri bersama rombongan, sejumlah pejabat dari Kemendikbud RI, Ketua DPRD Sulteng, sejumlah kepala daerah dan ratusan pejabat, baik dari Pemprov Sulteng maupun dari sejumlah kabupaten/kota serta pelaku usaha. (skd)