Jakarta (ANTARA) - PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) menegaskan komitmennya untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi kendaraan Toyota bagi pasar domestik dan global.
Komitmen tersebut tercermin dari capaian ekspor kumulatif yang telah menembus 3 juta unit kendaraan ke lebih dari 100 negara di berbagai kawasan dunia.
Presiden Direktur TMMIN Nandi Julyanto, dalam pernyataan di Jakarta, Senin, menyatakan pencapaian itu merupakan hasil perjalanan panjang Toyota bersama Indonesia dalam membangun fondasi industri otomotif nasional yang berdaya saing global.
Menurutnya, pengendalian kualitas yang konsisten serta kemampuan memenuhi kebutuhan pasar internasional menjadi faktor utama yang memperkuat peran Indonesia sebagai basis produksi Toyota di tingkat dunia.
Ia menambahkan sinergi antara pemerintah dan dunia industri dalam memperdalam kapabilitas manufaktur telah mendorong sektor otomotif menjadi salah satu tulang punggung industri nasional.
"Sektor otomotif kini menjadi tulang punggung manufaktur dan berkontribusi hingga 18 persen terhadap PDB nasional," ucapnya.
Lebih lanjut, komitmen menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi juga ditunjukkan melalui tingginya tingkat kandungan lokal kendaraan Toyota.
Disampaikan Nandi, kendaraan yang diproduksi untuk pasar domestik dan ekspor saat ini telah memiliki kandungan lokal hingga lebih dari 80 persen yang memperkuat daya saing rantai pasok nasional.
Selain memperkokoh struktur industri, pengembangan basis produksi Toyota di Indonesia juga memberikan dampak signifikan terhadap penciptaan lapangan kerja.
Melalui aktivitas produksi dan ekspor, TMMIN membangun ekosistem industri bersama lebih dari 760 perusahaan pemasok, termasuk pelaku UMKM, dengan total serapan tenaga kerja mencapai sekitar 360 ribu orang di berbagai lini industri otomotif.
Ke depan, katanya, TMMIN menargetkan penguatan posisi Indonesia sebagai basis produksi dan ekspor global melalui perluasan pasar, peningkatan kualitas manufaktur, pendalaman rantai pasok nasional, serta pengembangan sumber daya manusia.
Langkah tersebut diharapkan dapat menjaga keberlanjutan ekspor sekaligus memperkokoh peran Indonesia dalam peta industri otomotif dunia.
Sementara itu, pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu menilai pencapaian ekspor 3 juta unit kendaraan oleh TMMIN merupakan bukti konkret bahwa industri otomotif Indonesia telah bertransformasi menjadi pemain utama yang disegani dalam rantai pasok global.
Ia menyebut capaian ini mencerminkan kesiapan industri nasional dari sisi standar kualitas produk, efisiensi manufaktur, serta ketangguhan sistem logistik dalam memenuhi ekspektasi pasar internasional yang sangat kompetitif.
Menurut Yannes, keberhasilan ini juga menandakan bahwa ekosistem otomotif dalam negeri telah mencapai skala ekonomi yang memadai. Kolaborasi antara pabrikan besar dan ratusan pemasok lokal dinilai mampu menghasilkan kendaraan dengan tingkat kandungan dalam negeri tinggi tanpa mengorbankan daya saing global.
Yannes menilai pula langkah TMMIN membina ratusan pemasok lokal dari tingkat tier 1 hingga tier 3 secara berjenjang telah berhasil mendorong pemasok nasional naik kelas untuk memenuhi standar kualitas global Toyota yang ketat.
Upaya tersebut memungkinkan lokalisasi produksi komponen vital berteknologi tinggi, seperti blok mesin dan material resin, sehingga mengurangi ketergantungan impor dan memperkuat ketahanan industri terhadap gejolak nilai tukar.
Ia menambahkan, kontribusi TMMIN dalam meningkatkan TKDN yang kini melampaui 85 persen pada sejumlah model telah menjadi katalis utama pendalaman struktur industri otomotif nasional.
Strategi itu dinilai telah mengubah wajah industri otomotif Indonesia dari yang sebelumnya berfokus pada perakitan menjadi manufaktur utuh berbasis teknologi.
"Lebih dari sekadar otomatisasi, kemampuan rekayasa mandiri insinyur lokal TMMIN dalam merancang jig dan dies presisi terbukti mampu memastikan setiap unit memenuhi standar toleransi ketat pasar ekspor," katanya.
Ia menambahkan kapabilitas lini produksi fleksibel TMMIN yang mampu merakit kendaraan bermesin pembakaran internal (ICE) dan hybrid electric vehicle (HEV) secara bersamaan dalam satu jalur produksi menunjukkan kematangan teknologi manufaktur nasional.
Menurut dia, dukungan sumber daya manusia yang andal dinilai menjadi faktor kunci yang memungkinkan TMMIN memenuhi spesifikasi teknis dan standar ketat di lebih dari 100 negara tujuan ekspor
"Ini jelas menjadi bukti bahwa fasilitas di Indonesia telah bertransformasi dari sekadar perakit menjadi pusat manufaktur modern yg adaptif, efisien, dan siap merespons dinamika teknologi otomotif masa depan," katanya lagi.