Poso, (antarasulteng.com) - Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulawesi Tengah mendorong Kabupaten Poso menjadi pusat kajian kerukunan umat beragama.
"Poso menjadi kabupaten sebagai laboratorium kebangsaan dan keberagamaan. Kerukunan keberagamaan di daerah ini telah teruji," ungkap Ketua FKUB Sulawesi Tengah Jamaluddin Mariadjang pada pertemuan silaturahim dengan FKUB Poso di sekretariat Jemaat Klasis Poso Kota.
Jamaluddin mengemukakan kebangsaan dan keberagamaan di Kabupaten Poso telah diuji dengan berbagai dinamika dan peristiwa sosial keagamaan yang terjadi di daerah tersebut.
Ujian itu, sebut dia, tidak meruntuhkan nilai - nilai persudaraan dan kerukunan antaragama di Kabupaten Poso.
Karena itu, Poso menurut FKUB layak untuk menjadi simbol kerukunan beragama, serta pusat kajian kerukunan keberagama.
"Pemerintah Kabupaten Poso melalui Wakil Bupati T Samsuri telah memberikan respon yang baik, yang luar biasa kepada FKUB dan Unsimar untuk mengimplementasikan hal ini," ujarnya.
Hal itu akan diawali dengan dilakukannya penelitian dan kajian oleh akademisi di Universitas Sintuwu Maroso (Unsimar) Poso. Penelitian akan mengarah pada pendalaman tentang penguatan nilai - nilai potensi kearifan lokal sebagai modal menangkal radikalisme dan intoleransi.
FKUB terus berupaya memelihara ketenteraman dan kedamaian yang memberikan dampak terhadap keberagamaan.
Terkait hal itu, Ketua FKUB Poso Yusuf Runa mendukung gagasan FKUB Sulawesi Tengah untuk Poso sebagai pusat kajian kerukunan beragama.
"Ini penting, FKUB Poso akan mendorong dan bersama - sama Unsimar untuk melakukan kajian pendalaman terhadap kerukunan keberagamaan dengan membangkitkan kearifan lokal," sebutnya.
Dukungan juga disampaikan oleh Pendeta Jemaat Klasis Poso Kota Budi S Tarusu, yang memandang bahwa gagasan itu memberikan dampak yang signifikan terhadap ketenteraman dan perdamaian di Bumi Poso.
Ia menambahkan gagasan tersebut jika terimplementasi maka akan menyatukan umat. (skd)
"Poso menjadi kabupaten sebagai laboratorium kebangsaan dan keberagamaan. Kerukunan keberagamaan di daerah ini telah teruji," ungkap Ketua FKUB Sulawesi Tengah Jamaluddin Mariadjang pada pertemuan silaturahim dengan FKUB Poso di sekretariat Jemaat Klasis Poso Kota.
Jamaluddin mengemukakan kebangsaan dan keberagamaan di Kabupaten Poso telah diuji dengan berbagai dinamika dan peristiwa sosial keagamaan yang terjadi di daerah tersebut.
Ujian itu, sebut dia, tidak meruntuhkan nilai - nilai persudaraan dan kerukunan antaragama di Kabupaten Poso.
Karena itu, Poso menurut FKUB layak untuk menjadi simbol kerukunan beragama, serta pusat kajian kerukunan keberagama.
"Pemerintah Kabupaten Poso melalui Wakil Bupati T Samsuri telah memberikan respon yang baik, yang luar biasa kepada FKUB dan Unsimar untuk mengimplementasikan hal ini," ujarnya.
Hal itu akan diawali dengan dilakukannya penelitian dan kajian oleh akademisi di Universitas Sintuwu Maroso (Unsimar) Poso. Penelitian akan mengarah pada pendalaman tentang penguatan nilai - nilai potensi kearifan lokal sebagai modal menangkal radikalisme dan intoleransi.
FKUB terus berupaya memelihara ketenteraman dan kedamaian yang memberikan dampak terhadap keberagamaan.
Terkait hal itu, Ketua FKUB Poso Yusuf Runa mendukung gagasan FKUB Sulawesi Tengah untuk Poso sebagai pusat kajian kerukunan beragama.
"Ini penting, FKUB Poso akan mendorong dan bersama - sama Unsimar untuk melakukan kajian pendalaman terhadap kerukunan keberagamaan dengan membangkitkan kearifan lokal," sebutnya.
Dukungan juga disampaikan oleh Pendeta Jemaat Klasis Poso Kota Budi S Tarusu, yang memandang bahwa gagasan itu memberikan dampak yang signifikan terhadap ketenteraman dan perdamaian di Bumi Poso.
Ia menambahkan gagasan tersebut jika terimplementasi maka akan menyatukan umat. (skd)