New York - Harga minyak bervariasi pada Kamis (Jumat pagi WIB), dengan kontrak berjangka New York naik didorong membaiknya data ekonomi AS dan kejutan penurunan pasokan minyak mentah, serta "rebound" di bidang manufaktur China.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, menetap di 87,09 dolar AS per barel, naik 85 sen dari penutupan Rabu.
Sementara di perdagangan di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember turun 53 sen menjadi 108,17 dolar AS per barel.
Harga minyak New York didorong oleh data yang menunjukkan sektor manufaktur di China berkembang untuk pertama kalinya dalam tiga bulan, kata Matt Smith dari Summit Energy.
"Data positif pekerjaan (AS) dari laporan bulanan ADP dan klaim pengangguran mingguan memicu sentimen positif di pasar yang lebih luas pagi ini, mengangkat minyak mentah," tambahnya.
Dimulainya kembali ekspansi pada sektor manufaktur China mendorong harapan bahwa ekonomi terbesar kedua dan konsumen energi terbesar di dunia itu bangkit dari keterpurukan.
Di AS, konsumen minyak mentah terbesar di dunia, departemen energi melaporkan persediaan minyak mentahnya telah turun 2,0 juta barel dalam pekan yang berakhir 26 Oktober, bukannya kenaikan 2,3 juta barel seperti yang diperkirakan oleh analis.
Untuk Rich Ilczyszyn di iiTrader.com, pemicu terbesar untuk membeli WTI adalah penarikan persediaan.
Dengan musim dingin kian mendekat, "pedagang bertaruh dalam beberapa minggu berikutnya akan ada banyak penggunaan minyak mentah akibat digenjotnya produksi bensin dan mungkin penarikan persediaan akan berlanjut," kata Ilczyszyn.
"Tak seorang pun ingin kekurangan."
Dimulainya kembali produksi secara bertahap di kilang-kilang Pantai Timur AS juga mendukung kenaikan harga WTI, analis Commerzbank mengatakan.
Laporan mingguan cadangan minyak AS ditunda sehari karena mega badai Sandy yang menghantam Pantai Timur AS pada Senin dan Selasa.(SYS/SKD)
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, menetap di 87,09 dolar AS per barel, naik 85 sen dari penutupan Rabu.
Sementara di perdagangan di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember turun 53 sen menjadi 108,17 dolar AS per barel.
Harga minyak New York didorong oleh data yang menunjukkan sektor manufaktur di China berkembang untuk pertama kalinya dalam tiga bulan, kata Matt Smith dari Summit Energy.
"Data positif pekerjaan (AS) dari laporan bulanan ADP dan klaim pengangguran mingguan memicu sentimen positif di pasar yang lebih luas pagi ini, mengangkat minyak mentah," tambahnya.
Dimulainya kembali ekspansi pada sektor manufaktur China mendorong harapan bahwa ekonomi terbesar kedua dan konsumen energi terbesar di dunia itu bangkit dari keterpurukan.
Di AS, konsumen minyak mentah terbesar di dunia, departemen energi melaporkan persediaan minyak mentahnya telah turun 2,0 juta barel dalam pekan yang berakhir 26 Oktober, bukannya kenaikan 2,3 juta barel seperti yang diperkirakan oleh analis.
Untuk Rich Ilczyszyn di iiTrader.com, pemicu terbesar untuk membeli WTI adalah penarikan persediaan.
Dengan musim dingin kian mendekat, "pedagang bertaruh dalam beberapa minggu berikutnya akan ada banyak penggunaan minyak mentah akibat digenjotnya produksi bensin dan mungkin penarikan persediaan akan berlanjut," kata Ilczyszyn.
"Tak seorang pun ingin kekurangan."
Dimulainya kembali produksi secara bertahap di kilang-kilang Pantai Timur AS juga mendukung kenaikan harga WTI, analis Commerzbank mengatakan.
Laporan mingguan cadangan minyak AS ditunda sehari karena mega badai Sandy yang menghantam Pantai Timur AS pada Senin dan Selasa.(SYS/SKD)