Kulawi, Sulawesi Tengah (Antaranews Sulteng) - Peserta kegiatan pertukaran pelajar bertajuk "Siswa Mengenal Nusantara" asal Provinsi Bangka Belitung diajar membuat pakaian adat Kulawi, di Desa Mataue, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Minggu.
"Kami baru temukan hal seperti ini, ternyata ada kain dari kulit kayu. Daerah ini sangat kaya dengan budayanya," ucap salah seorang peserta SMN asal Bangka Belitung Siti Mardatila, terkait pembelajaran pembuatan pakaian adat di Kecamatan Kulawi itu.
Pakaian adat kulawi terbuat dari kulit kayu pohon beringin. Proses pembuatan pakaian adat ini memakan waktu sekitar satu minggu untuk satu pakaian adat.
Siswa Mengenal Nusantara (SMN) bukan hanya diajar membuat pakaian adat dari kulit kayu oleh masyrakat setempat, tetapi juga diajak menjelajah bukit atau ke hutan dengan medan yang terjal yang salah satu tujuannya melihat anggrek dan mengambil bahan baku pembuatan pakaian adat.
Peserta juga diajak melintas di perkebunan warga sekitar tempat tinggal mereka, untuk melihat langsung gambaran kehidupan warga setempat.
"Kami juga diajak melihat Lobo atau rumah adat Kulawi yang biasanya digunakan untuk tepat peradilan adat," kata Mardatia.
Peserta berjumlah 23 orang itu ditempatkan di rumah-rumah warga, tujuannya agar para siswa bisa mengenal kehidupan masyarakat setempat meskipun mereka hanya tinggal sementara.
Program BUMN Hadir untuk Negeri merupakan program unggulan Kementerian BUMN dan saat ini pelaksanaannya sudah memasuki tahun keempat yang digelar setiap tahun untuk memperingati HUT Kemerdekaan RI 17 Agustus.
Mardatia menilai, kegiatan SMN yang dimotori tiga perusahaan BUMN itu sangat bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan tentang keberagaman adat dan budaya Nusantara.
"Belajar bukan hanya di ruang kelas. Berbaur dengan masyarakat, itu juga namanya belajar," sebut siswi kelas XI SMK Bakti Pangkal Pinang itu.
Sementara Dianto seorang peserta SMN mengatakan, umumnya peserta merasa bangga dan sangat senang selama berada di Desa Mataue.
"Masyarakatnya ramah-ramah, mereka menerima kami sangat terbuka, dan apa yang saya dapat dari sini akan menjadi bahan pembelajaran setelah pulang ke daerah saya," katanya.
Dianto juga mewakili seluruh temannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada panitia penyelenggara kegiatan itu dan masyarakat serta pemerintah setempat karena sudah memfasilitasi mereka selama di lokasi kegiatan.
Siswa Bangka Belitung ini ditempatkan di Desa Matauwe, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi, mulai Sabtu, 11 hingga Minggu 12 Agustus dan kemudian akan melanjutkan kembali kegiatan di Markas Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Palu.
"Kami baru temukan hal seperti ini, ternyata ada kain dari kulit kayu. Daerah ini sangat kaya dengan budayanya," ucap salah seorang peserta SMN asal Bangka Belitung Siti Mardatila, terkait pembelajaran pembuatan pakaian adat di Kecamatan Kulawi itu.
Pakaian adat kulawi terbuat dari kulit kayu pohon beringin. Proses pembuatan pakaian adat ini memakan waktu sekitar satu minggu untuk satu pakaian adat.
Siswa Mengenal Nusantara (SMN) bukan hanya diajar membuat pakaian adat dari kulit kayu oleh masyrakat setempat, tetapi juga diajak menjelajah bukit atau ke hutan dengan medan yang terjal yang salah satu tujuannya melihat anggrek dan mengambil bahan baku pembuatan pakaian adat.
Peserta juga diajak melintas di perkebunan warga sekitar tempat tinggal mereka, untuk melihat langsung gambaran kehidupan warga setempat.
"Kami juga diajak melihat Lobo atau rumah adat Kulawi yang biasanya digunakan untuk tepat peradilan adat," kata Mardatia.
Peserta berjumlah 23 orang itu ditempatkan di rumah-rumah warga, tujuannya agar para siswa bisa mengenal kehidupan masyarakat setempat meskipun mereka hanya tinggal sementara.
Program BUMN Hadir untuk Negeri merupakan program unggulan Kementerian BUMN dan saat ini pelaksanaannya sudah memasuki tahun keempat yang digelar setiap tahun untuk memperingati HUT Kemerdekaan RI 17 Agustus.
Mardatia menilai, kegiatan SMN yang dimotori tiga perusahaan BUMN itu sangat bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan tentang keberagaman adat dan budaya Nusantara.
"Belajar bukan hanya di ruang kelas. Berbaur dengan masyarakat, itu juga namanya belajar," sebut siswi kelas XI SMK Bakti Pangkal Pinang itu.
Sementara Dianto seorang peserta SMN mengatakan, umumnya peserta merasa bangga dan sangat senang selama berada di Desa Mataue.
"Masyarakatnya ramah-ramah, mereka menerima kami sangat terbuka, dan apa yang saya dapat dari sini akan menjadi bahan pembelajaran setelah pulang ke daerah saya," katanya.
Dianto juga mewakili seluruh temannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada panitia penyelenggara kegiatan itu dan masyarakat serta pemerintah setempat karena sudah memfasilitasi mereka selama di lokasi kegiatan.
Siswa Bangka Belitung ini ditempatkan di Desa Matauwe, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi, mulai Sabtu, 11 hingga Minggu 12 Agustus dan kemudian akan melanjutkan kembali kegiatan di Markas Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Palu.