Poso, (Antaranews Sulteng) - Jaringan Telkomsel di lembah Napu yang mengalami gangguan sejak Mei 2018, sangat berdampak pada pelaksanakan tahapan Pemilihan Umum Legislatif dan Pemilihan Presiden 2019 di daerah itu.
"Telkomsel adalah operator telekomunikasi paling diandalkan di Napu, karena itu gangguan akses ini berdampak pada kegiatan pemutahiran data karena anggota PPK, PPS dan KPU sulit berkomunikasi," ujar Ferdianto Tarokolo, Sekretaris Kecamatan Lore Timur yang dihubungi dari Poso, Senin.?
Gangguan signal telekomunikasi Telkomsel ini sudah terjadi sejak Mei 2018 dan hingga saat ini belum juga normal dan dirasakan oleh masyarakat di tiga kecamatan yakni Lore Utara, Lore Peore dan Lore Timur atau baisa disebut Lembah Napu.
Menurut Ferdianto, pihak Telkomsel diharapkan ikut prihatin dan berusaha maksimal membantu perbaikan jaringan itu.
"Kami telah berusaha menghubungi Telkomsel berkali-kali termasuh mengontak pusat layanan Telkomsel 188 untuk meminta pemeriksaan dan perbaikan dan pemeriksaan, namun belum ada tanggapan yang nyata," ujarnya.
Menurut Ferdianto, selain berdampak pada proses persiapan pemilu, gangguan signal Telkomsel juga merugikan warga yang mengisi pulsa karena kartu terblokir meski tidak pernah digunakan.
Para pedagang sayur-mayur yang merupakan hasil bumi utama di Lembah Napu juga mengeluh sulit berkomunikasi dengan mitra-mitra mereka di luar dawerah.?
"Nah kalau begini terus, mendingan dicabut saja tower Telkomsel itu, agar kita tau jelas bahwa memang tidak ada jaringan telekomunikasi di daerah ini," ujarnya dengan nada kesal.
Warga Lembah Napu yang terpaksa harus berkomunikasi dengan masyarakat luar, harus ke hutan sekitar Desa Sedoa untuk menangkap jaringan dari tower Telkomsel di Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi.
Beberapa warga meminta pihak kepolisian untuk memeriksa apakah ada tindak pidana dalam kasus ini seperti pencurian batterai tower seperti yang pernah terjadi di daerah lain.
"Telkomsel adalah operator telekomunikasi paling diandalkan di Napu, karena itu gangguan akses ini berdampak pada kegiatan pemutahiran data karena anggota PPK, PPS dan KPU sulit berkomunikasi," ujar Ferdianto Tarokolo, Sekretaris Kecamatan Lore Timur yang dihubungi dari Poso, Senin.?
Gangguan signal telekomunikasi Telkomsel ini sudah terjadi sejak Mei 2018 dan hingga saat ini belum juga normal dan dirasakan oleh masyarakat di tiga kecamatan yakni Lore Utara, Lore Peore dan Lore Timur atau baisa disebut Lembah Napu.
Menurut Ferdianto, pihak Telkomsel diharapkan ikut prihatin dan berusaha maksimal membantu perbaikan jaringan itu.
"Kami telah berusaha menghubungi Telkomsel berkali-kali termasuh mengontak pusat layanan Telkomsel 188 untuk meminta pemeriksaan dan perbaikan dan pemeriksaan, namun belum ada tanggapan yang nyata," ujarnya.
Menurut Ferdianto, selain berdampak pada proses persiapan pemilu, gangguan signal Telkomsel juga merugikan warga yang mengisi pulsa karena kartu terblokir meski tidak pernah digunakan.
Para pedagang sayur-mayur yang merupakan hasil bumi utama di Lembah Napu juga mengeluh sulit berkomunikasi dengan mitra-mitra mereka di luar dawerah.?
"Nah kalau begini terus, mendingan dicabut saja tower Telkomsel itu, agar kita tau jelas bahwa memang tidak ada jaringan telekomunikasi di daerah ini," ujarnya dengan nada kesal.
Warga Lembah Napu yang terpaksa harus berkomunikasi dengan masyarakat luar, harus ke hutan sekitar Desa Sedoa untuk menangkap jaringan dari tower Telkomsel di Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi.
Beberapa warga meminta pihak kepolisian untuk memeriksa apakah ada tindak pidana dalam kasus ini seperti pencurian batterai tower seperti yang pernah terjadi di daerah lain.