Palu (Antaranews Sulteng) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Dwikorita Karnawati mengatakan saat ini alat sensor pendeteksi tsunami untuk Teluk Palu masih dalam proses pengkajian oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Mengingat belum ada satupun wilayah laut di seluruh daerah di Indonesia yang dipasangi alat sensor pendeteksi tsunami di dasar laut.

"Ini segera akan diupayakan pemasangan alat sensor bawah laut biar seketika bila ada peningkatan tekanan hidrostatik akibat longsor atau erupsi gunung berapi itu bisa segera teratasi," kata Dwikorita usai menggelar rapat koordinasi terbatas dengan Gubernur Sulteng Longki Djanggola, Kamis (17/1).

Teknologi pendeteksi tsunami menggunakan alat sensor di bawah laut, lanjut Dwikorita, merupakan teknologi baru sehingga pihaknya bersama BPPT baru mulai mengeksekusi program tersebut akhir tahun 2018.

"Awal 2019 baru dimulai  karena teknologi itu harus dikaji terlebih dahulu karena itu teknologi baru. BPPT yang bertugas untuk mengkaji dan menguji coba. Paling tidak satu atau dua tahun baru bisa dioperasikan," ujarnya.

Langkah tersebut dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku dan dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada, teknologi seperti itu diwajibkan untuk dikaji dan diuji coba terlebih dulu sebelum diterapkan.

"Di Palu sebenarnya sudah siap teknologi untuk mendeteksi tsunami tetapi tsunami seperti di Banda Aceh. Jadi semua teknologi yang ada di dunia saat ini termasuk di BMKG, disiapkan untuk menghadapi tsunami yang dipicu oleh gempa dan juga yang disebabkan longsor di dasar laut," ujar Dwikorita.

Sementara alat deteksi tsunami yang disebabkan gempa tektonik sudah siap dipasang di daerah terutama yang memiliki gunung berapi aktif.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo dalam kesempatan  itu mengatakan penting pendidikan mitigasi bencana dijadikan salah satu mata pelajaran utama di sekolah terutama di sekolah yang daerahnya terdampak bencana khususnya di Sulteng.

"Gempa bumi dan tsunami tidak bisa kita hindari tetapi bisa kita antisipasi dengan langkah-langkah yang sudah disampaikan tadi," kata Doni.
 


Pewarta : Muhammad Arsyandi
Editor : Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2024