Palu (Antaranews Sulteng) - Dewan Masjid Indonesia (DMI) membangun 42 unit rumah ibadah berupa mushalah dan masjid yang sifatnya sementara di Kota Palu, Sulawesi Tengah, pascabencana gempa, tsunami dan likuefaksi menghantam kota itu.

"DMI pusat telah membangun rumah ibadah yaitu mushallah dan masjid yang bersifat sementara. Pembangunan itu dilakukan dengan membangun koordinasi bersama DMI Palu," ucap Ketua DMI Kota Palu Mohammad Iqbal Andi Magga, di Palu, Selasa.

Kata Iqbal Andi Magga, 42 unit rumah ibadah itu terdiri dari 12 unit mushallah dan 30 unit masjid, yang tersebar di delapan kecamatan di Palu. Rumah ibadah tersebut, urai dia, tidak hanya berada di lokasi-lokasi pengungsian atau shelter-shelter, melainkan juga di dalam kota yang bukan tempat pengungsian.

Pembangunan itu sebagai bentuk kepedulian DMI, sebut dia, untuk memudahkan masyarakat khususnya umat Islam melaksanakan ibadah.

Hingga saat ini, fasilitas dan sarana yang dibangun oleh DMI, telah dilgunakan oleh umat Islam yang berada di sekitar mushallah dan rumah ibadah tersebut.

Bahkan, menurut dia, semua rumah ibadah yang dibangun oleh DMI seluruh sarana prasarananya ditanggung oleh DMI pusat.

"Daerah, hanya menyalurkan atau membangunkan. Seluruh sarana mulai dari sound sistem, karpet, dan seterusnya di tanggung oleh DMI pusat," kata dia.

Rumah ibadah berupa masjid dan mushallah tidak hanya menjadi sebagai tempat shalat/ibadah semata, melainkan juga sebagai tempat belajar dan mengajar tentang Agama Islam antara lain seperti pengetahuan akhlak, alquran dan aqidah.

Di sisi lain, rumah ibadah itu juga dapat berfungsi sebagai pusat pembangunan ekonomi masyarakat, selain sebagai central peradaban manusia.

Berdasarkan data DMI Kota Palu terdapat 127 rumah ibadah masjid dan mushalah rusak di terpa gempa, likuefaksi dan tsunami. Sekitar 42 rumah ibadah rusak total, 60 rusak sedang dan 25 rusak ringan.

Pewarta : Muhammad Hajiji
Editor : Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2024