Washington (ANTARA) - Lima kapal yang diyakini milik Pengawal Revolusi Iran (IRGC) mendekati tanker minyak Inggris di Teluk pada Rabu dan memintanya berhenti di perairan Iran terdekat.
Namun, kapal itu seketika mundur setelah kapal perang Inggris memperingatkan mereka, kata pejabat Amerika Serikat.
Tidak ada komentar langsung dari Kementerian Pertahanan Inggris.
Insiden tersebut terjadi hampir sepekan setelah Marinir Kerajaan Inggris menaiki tanker Iran, Grace 1, di lepas pantai Gibraltar dan menyitanya dengan dugaan bahwa mereka melanggar sanksi dengan mengirim minyak ke Suriah.
Baca juga: Iran panggil dubes Inggris atas "penyitaan tidak sah" kapal minyak
Pada Rabu Presiden Iran Hassan Rouhani menegaskan Inggris bakal menghadapi "konsekuensi" atas penyitaan tanker milik Iran.
Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat beserta sekutunya semakin memanas sejak Washington menjatuhkan sanksi ekonomi baru terhadap Iran dan memangkas ekspor minyak Iran hingga ke level nol. Langkah tersebut sebagai bagian dari kebijakan "tekanan maksimal" untuk membuat Iran menghentikan aksi yang menurutnya mengacaukan keamanan regional.
Iran merespons sanksi tersebut dengan mulai melanggar batas akitvitas nuklirnya yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan 2015 dengan kekuatan dunia.
Baca juga: Militer: Iran bisa tenggelamkan kapal AS dengan "senjata rahasia"
Sumber: Reuters
Namun, kapal itu seketika mundur setelah kapal perang Inggris memperingatkan mereka, kata pejabat Amerika Serikat.
Tidak ada komentar langsung dari Kementerian Pertahanan Inggris.
Insiden tersebut terjadi hampir sepekan setelah Marinir Kerajaan Inggris menaiki tanker Iran, Grace 1, di lepas pantai Gibraltar dan menyitanya dengan dugaan bahwa mereka melanggar sanksi dengan mengirim minyak ke Suriah.
Baca juga: Iran panggil dubes Inggris atas "penyitaan tidak sah" kapal minyak
Pada Rabu Presiden Iran Hassan Rouhani menegaskan Inggris bakal menghadapi "konsekuensi" atas penyitaan tanker milik Iran.
Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat beserta sekutunya semakin memanas sejak Washington menjatuhkan sanksi ekonomi baru terhadap Iran dan memangkas ekspor minyak Iran hingga ke level nol. Langkah tersebut sebagai bagian dari kebijakan "tekanan maksimal" untuk membuat Iran menghentikan aksi yang menurutnya mengacaukan keamanan regional.
Iran merespons sanksi tersebut dengan mulai melanggar batas akitvitas nuklirnya yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan 2015 dengan kekuatan dunia.
Baca juga: Militer: Iran bisa tenggelamkan kapal AS dengan "senjata rahasia"
Sumber: Reuters