El Paso, Texas (ANTARA) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut penembakan massal di sebuah Toko Walmart di El Paso, Texas, yang menewaskan 20 orang dan melukai puluhan yang lain, sebagai sebuah "tindakan pengecut".

Ia menambahkan, "Saya tahu saya bersama semua orang di Negara ini untuk mengutuk aksi kebencian hari ini. Tidak ada alasan yang dapat membenarkan pembunuhan orang tidak bersalah."

Tersangka diidentifikasi sebagai lelaki kulit putih berusia 21 tahun dari Allen, Texas, sebuah kota di daerah Dallas sekitar 1.046 km di timur El Paso.

Beberapa lembaga penegak hukum berlomba menuju lokasi kejadian di Walmart dan Cielo Vista Mall di dekatnya, termasuk polisi, polisi negara bagian, agen Keamanan Dalam Negeri dan patroli perbatasan.

Para pengunjung toko berlarian menyelamatkan diri, termasuk Kianna Long yang berada di Walmart bersama suaminya ketika mereka mendengar suara tembakan.

"Orang-orang panik dan berlari, berteriak bahwa ada penembak," kata Long. "Mereka berlari seraya merunduk, orang-orang berjatuhan di lantai."

Long dan suaminya berlari cepat melalui ruang stok di bagian belakang toko sebelum berlindung bersama para pengunjung lain dalam kotak baja di ruang pengiriman.

Video dari lokasi yang diunggah di media sosial menunjukkan apa yang tampak sebagai mayat dan korban luka-luka. Kisah-kisah kepahlawanan juga muncul.

Walmart mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Kami kaget dengan kejadian tragis di Cielo Vista Mall ... Kami berdoa untuk para korban, komunitas & rekan kami, serta para penyelamat pertama."

Toko-toko di mal juga ditutup saat petugas polisi membersihkan pusat perbelanjaan di bagian timur kota, yang terletak di perbatasan selatan AS dengan Meksiko.

Video yang diunggah di Twitter menunjukkan para pengunjung di satu department store dievakuasi dengan tangan ke atas.

Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan tiga orang Meksiko termasuk di antara korban tewas. Enam orang Meksiko terluka. Itu adalah penembakan massal terburuk kedelapan dalam sejarah AS modern, setelah penembakan massal pada 1984 di San Ysidro yang menewaskan 21 orang.

Penembakan massal sering terjadi di Amerika Serikat. Pada Minggu, seorang remaja bersenjata menembaki pengunjung sebuah festival makanan di California Utara, menewaskan tiga orang sebelum menembak dirinya sendiri.

Sumber: Reuters
 

Pewarta : Gusti Nur Cahya Aryani
Uploader : Sukardi
Copyright © ANTARA 2024