Jakarta (ANTARA) - Pemerintah menyerap dana Rp8,03 triliun dari lelang enam seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan total penawaran yang masuk sebesar Rp18,05 triliun.

Keterangan pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan yang diterima di Jakarta, Selasa, menyebutkan hasil lelang sukuk ini memenuhi target indikatif yang ditentukan sebelumnya.

Jumlah yang dimenangkan untuk seri SPNS07022020 mencapai Rp1,65 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,06951 persen dan imbalan secara diskonto.

Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 7 Februari 2020 sebesar Rp6,55 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk 6,03125 persen dan tertinggi 6,25 persen.

Jumlah dimenangkan untuk seri PBS014 sebesar Rp4,1 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,83342 persen dan tingkat imbalan 6,5 persen.

Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Mei 2021 ini mencapai Rp6,5 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 6,71875 persen dan tertinggi 7,1875 persen.

Untuk seri PBS019, jumlah dimenangkan mencapai Rp2,05 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,17831 persen dan tingkat imbalan 8,25 persen.

Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 September 2023 ini mencapai Rp2,6 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 7,0625 persen dan tertinggi 7,59375 persen.

Untuk seri PBS022, jumlah dimenangkan mencapai Rp0,23 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,28659 persen dan tingkat imbalan 8,625 persen.

Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 April 2034 ini mencapai Rp0,31 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 8,125 persen dan tertinggi 8,46875 persen.

Pemerintah tidak memenangkan lelang seri PBS021 dan PBS015 meski penawaran masuk untuk dua seri ini masing-masing sebesar Rp0,57 triliun dan Rp1,39 triliun.

 

Pewarta : Satyagraha
Uploader : Sukardi
Copyright © ANTARA 2024