Palu (ANTARA) - Terkesan mubazir dan pemborosan, karena setelah dibangun secara massal, hingga kini masih sebanyak 915 bilik atau sekitar 76 unit hunian sementara yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk pengungsi korban gempa, tsunami dan likuefaksi di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala masih belum terisi.

''Pemberitaan di media massa tentang 3.000 bilik huntara masih kosong tidak benar. Dapat kami sampaikan, sesuai validasi data per hari Kamis tanggal 15 Agustus, hanya ada 915 bilik huntara yang masih kosong," kata Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sulawesi Tengah pada Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Ferdinand Kana Lo di Palu.

Ratusan Huntara yang masih kosong tersebut, tersebar di sejumlah daerah yang terdampak bencana yaitu di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala.

Ia menjelaskan di Kota Palu pihaknya menemukan 320 bilik huntara di enam lokasi masih belum terisi. Sementara 141 bilik huntara dari tiga lokasi berada di Sigi dan di Donggala sebanyak 325 bilik huntara di lima lokasi.

"Adapun permasalahan belum terisi antara lain menunggu nama-nama penghuni huntara dari desa, lebih memilih tinggal di rumah agar mendapat bantuan dari Wahana Visi Indonesia. Jika warga menghuni huntara maka tidak mendapat bantuan dari Wahana Visi Indonesia,"ucapnya.

Ferdinand mengatakan pihaknya telah berupaya agar huntara-huhtara tersebut segera terisi ,yakni meminta bantuan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulteng untuk memfasilitasi rapat semua sektor terkait dalam mencari solusi agar huntara Kementerian PUPR itu segera dihuni.

"Huntara yang dibangun Kementerian PUPR tersebar di 72 lokasi di Palu, Sigi dan Donggala. Jumlah unit yang dibangun 699 atau 8.388 bilik,"katanya.
 

Pewarta : Muhammad Arshandi
Editor : Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2024