Manado, (antarasulteng.com) - PT PLN Wilayah Sulawesi Utara, Tengah, dan Gorontalo memanfaatkan pembangkit listrik tenaga biomassa untuk mengatasi meningkatnya kebutuhan listrik daerah kepulauan.

"Jadi ada sekitar 20 pulau kecil yang akan ketambahan daya dengan memanfaatkan teknologi biomassa ini. Tahun ini akan berjalan, karena tahun sebelumnya sudah diujicobakan," kata General Manager PT PLN Wilayah Suluttenggo Ir Santoso Januwarsono di Manado, Senin.

Dia mengatakan, pemanfaatan PLT Biomassa sangat memungkinkan dilakukan di pulau-pulau kecil karena ketersediaan bahan baku penggerak turbin, seperti batok kelapa, sabut kelapa, ranting-ranting pohon, cangkang pala, cukup melimpah.

"Potensi bahan bakunya memang cukup tersedia. Apalagi, warga pulau-pulau kecil memproduksi kopra. Sisa produksi kopra seperti batok kelapa hingga sabut kelapanya bisa dimanfaatkan. Begitupun dengan cangkang pala," ungkapnya.

Teknologi ini menurut mantan Kepala Cabang PLN Manado, adalah inovasi dari PLN Wilayah Suluttenggo dan mampu menghasilkan daya sekitar 100 kilowatt setiap unit, dan diperkirakan baru di sini yang memanfaatkannya.

Dia menjelaskan, cara kerja PLT Biomassa ini sangat sederhana karena bahan baku dicacah menjadi kecil, kemudian dipadatkan.

Hasil pembakaran dalam tabung reaktor akan dipisahkan dengan filter, selanjutnya sumber panas yang akan menggerakkan turbin untuk menghasilkan daya listrik.

"Karena itu kami memberikan apresiasi yang tinggi bagi inovasi-inovasi ini. Karena memang harus disadari bahwa kebutuhan listrik terus meningkat sehingga perlu dicari sumber-sumber daya yang baru dan ramah lingkungan," ungkapnya.

Meskipun demikian dia mengatakan, PLT Biomassa tidak menjadi penyedia daya listrik utama karena masih ada suplai daya listrik lainnya seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).

"Memang pengunaan PLT Biomassa tidak menggunakan luasan tanah yang besar seperti PLTS. Bila ditambah lagi PLTS akan mengurangi luas wilayah pulau-pulau kecil," katanya. 

Pewarta : Joyce Bukarakombang
Editor : Santoso
Copyright © ANTARA 2024