Palu (ANTARA) - Perwakilan organisasi anggota ACT Alliance, Church World Service (WCS) membantu korban bencana alam yang minampa sejumlah wilayah di Sulawesi Tengah pada 28 September 2018 khususnya Kota Palu, Sigi dan Donggala, dengan empat program kerja.
“Pasca bencana sejak 4 Oktober 2018, CWS fokus kerja di empat sektor, yaitu penyediaan hunian emergi dan hunian transisi, kemudian penyediaan air bersih atau sanitasi untuk kebutuhan hidup sehat, pemulihan mata pencarian dan terakhir pengurangan risiko bencana yang berbasis komunitas,” kata Harun Tambing, Program Manejer CWS, Sulteng, dalam konfrensi pers, di Palu, Rabu.
CWS kata dia, memulai program kerjanya membantu masyarakat korban bencana alam dengan pendistribusian air bersih di sejumlah tempat pengungsiaan di wilayah Palu Sigi dan Donggala.
“Setahun terakhir dalam memberikan respon darurat mendukung pemulihan dan rekonstruksi pasca gempa di Palu, Sigi dan Donggala, CWS telah mendistribusikan air bersih sebanyak dua juta liter lebih ke 145 lokasi untuk 20.077 ribu kepala keluarga dan membangun tujuh kontruksi sumur bor air bersih kepada 1.000 orang,” katanya.
Kemudian katanya, CWS juga telah melakukan sanitasi dan kebersihan, membangun 24 unit jamban umum, dengan empat pintu dan satu unit dengan tiga pintu untuk 1.708 penerima manfaat.
“Distribusi 2.347 paket Wash kit untuk 2.347 keluarga, membangun 328 hunian transisi bekerjasama dengan keluarga penerima manfaat di sembilan desa, dan distribusi 2.110 paket shelter kit untuk 2.110 keluarga,” ujarnya.
Ia mengatakan, untuk rencana 12 bulan mendatang CWS akan membangun 100 hunian transisi dan 272 toilet keluarga serta membangun kontruksi sumur bor tambahan sistem pipa air gravitasi jika kondisinya memungkinkan.
“Memberi dukungan pemulihan mata pencarian, baik berupa bisnis makanan tradisional berbasis rumah tangga untuk kelompok perempuan, perikanan, pertanian serta mengorganisir dan memfasilitasi resiko bencana berbasis masyarakat,” tandasnya.
Sementara Michael Yudha W Communications and Information Officer, ACT Alliance, Palu mengatakan tujuan dari konferensi pers itu untuk memberikan informasi terkini tentang hasil yang dicapai dan tantangan yang masih dihadapi masyarakat terdampak bencana serta rencana program kerja kedepan.
Dijelasnya, perwakilan dari organisasi anggota ACT Alliance di Sulteng, CWS (Church World Service), Pelkesi (Persekutuan Pelayanan Kristen untuk Kesehatan di Indonesia) dan YEU (Yakkum Emergency Unit) pasca bencana lalu telah berada di Sulteng membantu korban bencana.
Dia katakan, ACT Alliance adalah koalisi global gereja-gereja Protestan dan Ortodoks dan organisasi berbasis agama yang beroperasi di lebih dari 140 negara, memberikan bantuan kemanusiaan kepada yang paling membutuhkan.
Di Indonesia, ACT Alliance melakukan operasi tanggap darurat dan kemanusiaan untuk mendukung proyek-proyek yang berfokus pada adaptasi dan membangun ketahanan bagi masyarakat lokal.***
CWS bantu korban bencana Sulteng dengan empat program kerja
Dari kiri Anastasia Maylinda, Manajer Sekreariat, Informasi dan Komunikasi YEU, anggota ACT Alliance, Harun Tambing, Program Manager CWS dan Sukendri Siswanto, Project Manager Pelkesi, dalam konfrensi pers, di Palu, Rabu (9/10).(ANTARA/Sulapto Sali).