Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo meminta secara khusus kepada Mendikbud Nadiem Makarim untuk memperhatikan kualitas pendidikan secara merata dan efisien tidak hanya di Pulau Jawa melainkan juga di luar Pulau Jawa dari Sabang hingga Merauke.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut dan menekankan hal itu kepada Mendikbud dalam rapat kabinet terbatas tentang Penyampaian Program dan Kegiatan di Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan di Kantor Presiden Jakarta, Kamis.
“Saya ingin titip manfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang merata dan efisien, Pak Mendikbud tolong dilihat betul negara kita bukan hanya Jakarta, bukan hanya Jawa,” katanya.
Ia menegaskan, seluruh wilayah di Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote yang semuanya lebih dari 17.000 pulau, sebanyak 514 kabupaten dan kota harus mendapatkan perhatian.
“Lihatlah yang ada di misalnya Halmahera, lihatlah yang ada di Rote, Wamena, baru kita bisa membuat sistem apa, aplikasi apa yang bisa kita bangun agar ada standarisasi agar ada kualitas yang enggak usah sama, mirip-mirip dan memudahkan guru, murid, pelajar-pelajar kita dalam belajar,” kata Presiden.
Kepala Negara menegaskan salah satu tantangan besar bangsa Indonesia adalah untuk merespon pasar tenaga kerja yang berubah karena perkembangan teknologi.
“Ada shifting job, pergeseran pekerjaan. Ini harus dilihat. Karena nanti pergeseran pekerjaan ini tidak hanya membawa tantangan kehilangan pekerjaan tapi juga sekaligus peluang. Kalau kita bisa mempersiapkan justru peluang itu semakin banyak karena berkembangnya emerging job yang menuntut emerging knowledge dan emerging skill,” katanya.
Untuk itu ia menekankan perlunya review dan penyesuaian kurikulum besar-besaran dalam sistem pendidikan di tanah air.
Terlebih karena dunia sudah berubah sangat cepat dimana ilmu pengetahuan dan keterampilan sekarang ini mudah sekali usang.
“Kurikulum pun jangan kaku harus fleksibel sejalan dengan perubahan dunia yang kita alami,” katanya.
Presiden sekaligus meminta dilakukannya perbaikan kualitas guru melalui sebuah aplikasi atau sistem yang cepat sehingga peningkatan pemerataan kualitas pendidikan benar-benar bisa dirasakan pelajar.
“Manfaatkan teknologi digital untuk memperluas mempercepat dan memudahkan akses pelayanan di bidang pendidikan maupun kesehatan agar semuanya dipermudah dengan teknologi digital dan saya enggan usah memberitahu Mendikbud dan Menkes karena pengetahuan di bidang ini saya kira sudah beliau berdua sudah lebih ngerti dari saya,” katanya.
Presiden bahkan setelah ratas yang dihadiri seluruh jajaran di bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan itu memanggil Mendikbud Nadiem Makarim untuk bertemu secara khusus dalam pertemuan tertutup.
Baca juga: Mendikbud akan fokus pada pembelajaran siswa
Baca juga: Nadiem, Mas Menteri yang ingin tetap jadi murid yang baik
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut dan menekankan hal itu kepada Mendikbud dalam rapat kabinet terbatas tentang Penyampaian Program dan Kegiatan di Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan di Kantor Presiden Jakarta, Kamis.
“Saya ingin titip manfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang merata dan efisien, Pak Mendikbud tolong dilihat betul negara kita bukan hanya Jakarta, bukan hanya Jawa,” katanya.
Ia menegaskan, seluruh wilayah di Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote yang semuanya lebih dari 17.000 pulau, sebanyak 514 kabupaten dan kota harus mendapatkan perhatian.
“Lihatlah yang ada di misalnya Halmahera, lihatlah yang ada di Rote, Wamena, baru kita bisa membuat sistem apa, aplikasi apa yang bisa kita bangun agar ada standarisasi agar ada kualitas yang enggak usah sama, mirip-mirip dan memudahkan guru, murid, pelajar-pelajar kita dalam belajar,” kata Presiden.
Kepala Negara menegaskan salah satu tantangan besar bangsa Indonesia adalah untuk merespon pasar tenaga kerja yang berubah karena perkembangan teknologi.
“Ada shifting job, pergeseran pekerjaan. Ini harus dilihat. Karena nanti pergeseran pekerjaan ini tidak hanya membawa tantangan kehilangan pekerjaan tapi juga sekaligus peluang. Kalau kita bisa mempersiapkan justru peluang itu semakin banyak karena berkembangnya emerging job yang menuntut emerging knowledge dan emerging skill,” katanya.
Untuk itu ia menekankan perlunya review dan penyesuaian kurikulum besar-besaran dalam sistem pendidikan di tanah air.
Terlebih karena dunia sudah berubah sangat cepat dimana ilmu pengetahuan dan keterampilan sekarang ini mudah sekali usang.
“Kurikulum pun jangan kaku harus fleksibel sejalan dengan perubahan dunia yang kita alami,” katanya.
Presiden sekaligus meminta dilakukannya perbaikan kualitas guru melalui sebuah aplikasi atau sistem yang cepat sehingga peningkatan pemerataan kualitas pendidikan benar-benar bisa dirasakan pelajar.
“Manfaatkan teknologi digital untuk memperluas mempercepat dan memudahkan akses pelayanan di bidang pendidikan maupun kesehatan agar semuanya dipermudah dengan teknologi digital dan saya enggan usah memberitahu Mendikbud dan Menkes karena pengetahuan di bidang ini saya kira sudah beliau berdua sudah lebih ngerti dari saya,” katanya.
Presiden bahkan setelah ratas yang dihadiri seluruh jajaran di bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan itu memanggil Mendikbud Nadiem Makarim untuk bertemu secara khusus dalam pertemuan tertutup.
Baca juga: Mendikbud akan fokus pada pembelajaran siswa
Baca juga: Nadiem, Mas Menteri yang ingin tetap jadi murid yang baik