Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengaku sedih atas peristiwa robohnya atap bangunan kelas Sekolah Dasar (SD) Negeri Gentong, Kecamatan Gading Rejo, Kota Pasuruan, Jawa Timur, yang menyebabkan jatuhnya dua korban jiwa.
“Saya luar biasa sedih mendengar berita robohnya ruang kelas tersebut. Ucapan belasungkawa saya kepada keluarga korban, baik guru maupun murid. Kepada korban luka, semoga segera diberikan kesembuhan. Saya juga menyampaikan rasa prihatin yang mendalam atas kejadian robohnya empat ruang kelas SD Negeri Gentong,” ujar Nadiem dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Dia menambahkan pihaknya sudah menurunkan tim dari Inspektorat Jenderal untuk dapat bersama-sama dengan tim dari Pemerintah Daerah (Pemda) setempat melakukan investigasi menyeluruh terkait insiden yang terjadi pada Selasa pagi (05/11) tersebut.
"Saya sudah bicara dengan Wakil Wali Kota. Kami berkomitmen untuk mendukung Pemda untuk menyelesaikan investigasinya. Dan memastikan rencana ke depan untuk menghindari hal ini terjadi lagi," kata Nadiem.
Sebagai ungkapan keprihatinan dan dukacita yang mendalam, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah memberikan santunan kepada masing-masing korban meninggal dunia. Dua korban meninggal dunia tersebut adalah Irza Almira (8) siswa kelas 2, dan Sevina Arsy (19), Guru Tidak Tetap (GTT). Santunan telah disampaikan oleh Tim Direktorat Pembinaan SD.
Berdasarkan laporan sementara, ruang kelas yang roboh tersebut terdiri dari ruang kelas II A, II B, V A, dan V B SD Negeri Gentong.
Atas kejadian ini, Mendikbud berharap pemerintah daerah sebagai pengelola pendidikan untuk selalu rutin memonitor dan memastikan kelayakan bangunan sekolah agar lebih aman dan nyaman dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
“Saya harap agar tidak terjadi hal yang serupa, kepada semua Pemda untuk selalu memantau kondisi bangunan sekolah. Ketika ada tanda-tanda kerusakan, pihak sekolah bisa melaporkan kepada dinas pendidikan setempat agar segera diperbaiki. Semua ini untuk kenyamanan dan keamanan siswa dalam proses belajar mengajar,” harap dia.
Untuk proses rehabilitasi sekolah yang rusak, kebijakan penanganan pascainsiden ini akan dilakukan oleh pemerintah daerah.
Saat ini, tim dari Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Jawa Timur telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Dinas Perencanaan Umum Kota Pasuruan untuk mendalami penyebab rubuhnya bangunan SDN Gentong.
“Saya sudah kirimkan tim dari Inspektorat Jenderal ke lokasi. Saya juga memikirkan bagaimana kita bisa menghindari hal ini tidak terjadi lagi, dan tentunya investigasi akan terus berjalan. Harapan saya adalah dengan menciptakan suatu sistem pemantauan yang lebih baik, dan kita bisa menghindari hal ini tidak terjadi lagi," kata Mendikbud lagi.
“Saya luar biasa sedih mendengar berita robohnya ruang kelas tersebut. Ucapan belasungkawa saya kepada keluarga korban, baik guru maupun murid. Kepada korban luka, semoga segera diberikan kesembuhan. Saya juga menyampaikan rasa prihatin yang mendalam atas kejadian robohnya empat ruang kelas SD Negeri Gentong,” ujar Nadiem dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Dia menambahkan pihaknya sudah menurunkan tim dari Inspektorat Jenderal untuk dapat bersama-sama dengan tim dari Pemerintah Daerah (Pemda) setempat melakukan investigasi menyeluruh terkait insiden yang terjadi pada Selasa pagi (05/11) tersebut.
"Saya sudah bicara dengan Wakil Wali Kota. Kami berkomitmen untuk mendukung Pemda untuk menyelesaikan investigasinya. Dan memastikan rencana ke depan untuk menghindari hal ini terjadi lagi," kata Nadiem.
Sebagai ungkapan keprihatinan dan dukacita yang mendalam, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah memberikan santunan kepada masing-masing korban meninggal dunia. Dua korban meninggal dunia tersebut adalah Irza Almira (8) siswa kelas 2, dan Sevina Arsy (19), Guru Tidak Tetap (GTT). Santunan telah disampaikan oleh Tim Direktorat Pembinaan SD.
Berdasarkan laporan sementara, ruang kelas yang roboh tersebut terdiri dari ruang kelas II A, II B, V A, dan V B SD Negeri Gentong.
Atas kejadian ini, Mendikbud berharap pemerintah daerah sebagai pengelola pendidikan untuk selalu rutin memonitor dan memastikan kelayakan bangunan sekolah agar lebih aman dan nyaman dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
“Saya harap agar tidak terjadi hal yang serupa, kepada semua Pemda untuk selalu memantau kondisi bangunan sekolah. Ketika ada tanda-tanda kerusakan, pihak sekolah bisa melaporkan kepada dinas pendidikan setempat agar segera diperbaiki. Semua ini untuk kenyamanan dan keamanan siswa dalam proses belajar mengajar,” harap dia.
Untuk proses rehabilitasi sekolah yang rusak, kebijakan penanganan pascainsiden ini akan dilakukan oleh pemerintah daerah.
Saat ini, tim dari Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Jawa Timur telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Dinas Perencanaan Umum Kota Pasuruan untuk mendalami penyebab rubuhnya bangunan SDN Gentong.
“Saya sudah kirimkan tim dari Inspektorat Jenderal ke lokasi. Saya juga memikirkan bagaimana kita bisa menghindari hal ini tidak terjadi lagi, dan tentunya investigasi akan terus berjalan. Harapan saya adalah dengan menciptakan suatu sistem pemantauan yang lebih baik, dan kita bisa menghindari hal ini tidak terjadi lagi," kata Mendikbud lagi.