Muara Teweh (ANTARA) - Seorang guru SMAN 1 Muara Teweh Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah Darpo MPd yang mengajar di Sekolah Indonesia Cairo (SIC) di Kairo, ibukota Mesir, untuk mata pelajaran seni dan budaya mendapat penghargaan sebagai "Guru Hebat".
"Darpo mendapat penghargaan dari Kedutaan Besar RI Cairo bertepatan dengan Hari Guru Nasional 2019 pada 25 November di Cairo, Mesir," kata Kepala SMAN 1 Muara Teweh Razikinnor di Muara Teweh, Senin.
Menurut dia, Darpo mendapat penghargaan sebagai Guru Hebat ini karena atas dedikasi yang tinggi dan pengabdian yang luar biasa sebagai guru kesenian di SIC. Penghargaan diserahkan langsung oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Cairo Dr Usman Syihab MA.
Atas peran hebat yang telah dilakukan dalam melatih dan mempromosikan seni budaya Indonesia kepada masyarakat internasional lainnya.
"Kami juga merasa terharu dan bangga karena salah satu tenaga pendidikan SMAN 1 Muara Teweh mampu berprestasi di luar negeri, yang berarti tenaga pengajar dari sekolah ini mampu bersaing baik di tingkat nasional maupun internasional.Kita berharap agar ada dewan guru lainnya di Barito Utara maupn Kalteng bisa mengikuti jejak langkah Darpo untuk mengharumkan nama bumi "Iya Mulik Bengkang Turan maupun bumi Isen Mulang," kata Razikinnor.
Darpo bertugas di SIC Mesir atau Sekolah Internasional Luar Negeri (SILN) sejak Januari 2017 selama tiga tahun dan rencananya awal 2020 nanti kembali ke Tanah Air atau mengajar di SMAN 1 Muara Teweh.
Guru yang mengajar pelajaran di Kelas X SMAN 1 Muara Teweh ini merupakan satu-satunya guru di Kalteng yang terpilih menjadi guru yang diperbantukan di sekolah internasional (SILN) yang berada di kawasan Universitas Al Azhar Kairo itu setelah berhasil terpilih pada tahap seleksi yang diikuti 1.565 guru di seluruh Indonesia untuk ditempatkan di 11 negara pada 2016 lalu.
Selain sebagai tenaga pengajar seni budaya, ia juga mengajar seni karawitan dan wayang atau seni Jawa lainnya juga kesenian khas Kalimantan.
Darpo kelahiran Blora, 2 April 1969 juga mempromosikan Kabupaten Barito Utara dengan membawa produk-produk asli Barito Utara, seperti kerajinan rambat, untuk dipromosikan di Mesir. Dengan promosi ini diharapkan hasil kerajinan masyarakat di Barito Utara dapat dilirik dan diminati oleh masyarakat di Timur Tengah.
"Diharapkan dengan pengalaman tiga tahun mengajar di Kairo, Mesir, guru bersangkutan dapat membawa perubahan pendidikan yang signifikan di SMAN 1 Muara Teweh dan pendidikan di Kabupaten Barito Utara," kata dia.
Darpo yang telah mengajar selama 18 tahun, pada mulanya mengajar di SMA PGRI tahun 1998 hingga tahun 2000 sebagai tenaga kerja sukarela. Selanjutnya mengajar di SMA Negeri 3 Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat dari tahun 2000 hingga tahun 2003 dengan status PNS mengampu mata pelajaran Seni Budaya, dan Antropologi.
Selanjutnya, Darpo juga Mengajar di SMA Negeri 1 Muara Teweh dari tahun 2003 hingga Sekarang dengan status PNS, mengampu tiga mata pelajaran yakni seni budaya, bahasa Indonesia dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Selain SMAN 1 Muara Teweh, Darpo juga mengajar di SMA PGRI Muara Teweh, STIE Muara Teweh, dan Politeknik Muara Teweh.
Selain menjadi guru, Darpo juga menjadi seorang penulis yang hasil karya tulisannya juga telah dimuat dalam beberapa buku, di antaranya Pendidikan Seni Tari, buku Pengantar Seni Teater SMA, Pengantar Seni Musik SMA, dan Diktat Pengantar Seni Rupa SMA.
Selain itu juga, dia juga menjadi sebagai dalang wayang kulit sejak 1987 lalu ketika masih duduk di kelas II SPG Negeri Blora sampai dengan sekarang, daerah pementasan di Kabupaten Blora, Kabupaten Rembang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Batang Jawa Tengah.
"Saat ini pementasan di daerah Kabupaten Barito Utara Kalimantan Tengah, jumlah jam terbang pementasan wayang kulit lebih dari 100 kali," kata Razikinnor.
Dia juga merupakan pemain dan sutradara ketoprak, pemain dan pemimpin perkumpulan karawitan Langen Budaya di Kabupaten Barito Utara, pendiri dan pelatih sanggar Tari Remaja Budaya dengan kegiatan sanggar aktif yakni tari tradisi Jawa, Bali, dan Sunda, serta tari kreasi musik tradisi Dayak dan gamelan Jawa, juga wayang kulit Jawa.
"Rencananya selama tiga tahun di Kairo, Darpo akan diberi fasilitas menjalankan ibadah umroh setiap tahun atau tiga kali dan sekali melaksanakan ibadah haji," ujarnya.
Sementara itu guru SMAN 1 Muara Teweh, Darpo mengatakan program rekrutmen guru sekolah luar negeri yang merupakan program dari Kementerian Luar Negeri yang berkerja sama dengan Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan dengan manfaat untuk daerah, bahwa guru yang direkrut memiliki misi pada bidang pariwisata dan budaya.
"Sehingga sebelum berangkat kesekolah tujuan, guru bersangkutan dapat membawa barang-barang yang dapat dipromosikan pada kegiatan promosi unutk menjadi daya tarik tersendiri bagi negara Indonesia dan daerah," kata dia.
Selanjutnya, anak-anak Indonesia yang ada di luar negeri yang berbeda lingkungan dan pergaulan yang bermacam-macam akan mendapatkan guru untuk membentuk karakter anak Indonesia.
Ada beberapa pengalaman yang menarik di tempat mengajar di luar negeri, maka akan dapat diterapkan dan disesuaikan dengan lingkungan di sekolah asal.
"Masa tugas selama tiga tahun, dimana status kepegawaian tidak berubah bahwa guru yang bersangkutan masih dari asal sekolah di daerah," ujar Darpo.
"Darpo mendapat penghargaan dari Kedutaan Besar RI Cairo bertepatan dengan Hari Guru Nasional 2019 pada 25 November di Cairo, Mesir," kata Kepala SMAN 1 Muara Teweh Razikinnor di Muara Teweh, Senin.
Menurut dia, Darpo mendapat penghargaan sebagai Guru Hebat ini karena atas dedikasi yang tinggi dan pengabdian yang luar biasa sebagai guru kesenian di SIC. Penghargaan diserahkan langsung oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Cairo Dr Usman Syihab MA.
Atas peran hebat yang telah dilakukan dalam melatih dan mempromosikan seni budaya Indonesia kepada masyarakat internasional lainnya.
"Kami juga merasa terharu dan bangga karena salah satu tenaga pendidikan SMAN 1 Muara Teweh mampu berprestasi di luar negeri, yang berarti tenaga pengajar dari sekolah ini mampu bersaing baik di tingkat nasional maupun internasional.Kita berharap agar ada dewan guru lainnya di Barito Utara maupn Kalteng bisa mengikuti jejak langkah Darpo untuk mengharumkan nama bumi "Iya Mulik Bengkang Turan maupun bumi Isen Mulang," kata Razikinnor.
Darpo bertugas di SIC Mesir atau Sekolah Internasional Luar Negeri (SILN) sejak Januari 2017 selama tiga tahun dan rencananya awal 2020 nanti kembali ke Tanah Air atau mengajar di SMAN 1 Muara Teweh.
Guru yang mengajar pelajaran di Kelas X SMAN 1 Muara Teweh ini merupakan satu-satunya guru di Kalteng yang terpilih menjadi guru yang diperbantukan di sekolah internasional (SILN) yang berada di kawasan Universitas Al Azhar Kairo itu setelah berhasil terpilih pada tahap seleksi yang diikuti 1.565 guru di seluruh Indonesia untuk ditempatkan di 11 negara pada 2016 lalu.
Selain sebagai tenaga pengajar seni budaya, ia juga mengajar seni karawitan dan wayang atau seni Jawa lainnya juga kesenian khas Kalimantan.
Darpo kelahiran Blora, 2 April 1969 juga mempromosikan Kabupaten Barito Utara dengan membawa produk-produk asli Barito Utara, seperti kerajinan rambat, untuk dipromosikan di Mesir. Dengan promosi ini diharapkan hasil kerajinan masyarakat di Barito Utara dapat dilirik dan diminati oleh masyarakat di Timur Tengah.
"Diharapkan dengan pengalaman tiga tahun mengajar di Kairo, Mesir, guru bersangkutan dapat membawa perubahan pendidikan yang signifikan di SMAN 1 Muara Teweh dan pendidikan di Kabupaten Barito Utara," kata dia.
Darpo yang telah mengajar selama 18 tahun, pada mulanya mengajar di SMA PGRI tahun 1998 hingga tahun 2000 sebagai tenaga kerja sukarela. Selanjutnya mengajar di SMA Negeri 3 Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat dari tahun 2000 hingga tahun 2003 dengan status PNS mengampu mata pelajaran Seni Budaya, dan Antropologi.
Selanjutnya, Darpo juga Mengajar di SMA Negeri 1 Muara Teweh dari tahun 2003 hingga Sekarang dengan status PNS, mengampu tiga mata pelajaran yakni seni budaya, bahasa Indonesia dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Selain SMAN 1 Muara Teweh, Darpo juga mengajar di SMA PGRI Muara Teweh, STIE Muara Teweh, dan Politeknik Muara Teweh.
Selain menjadi guru, Darpo juga menjadi seorang penulis yang hasil karya tulisannya juga telah dimuat dalam beberapa buku, di antaranya Pendidikan Seni Tari, buku Pengantar Seni Teater SMA, Pengantar Seni Musik SMA, dan Diktat Pengantar Seni Rupa SMA.
Selain itu juga, dia juga menjadi sebagai dalang wayang kulit sejak 1987 lalu ketika masih duduk di kelas II SPG Negeri Blora sampai dengan sekarang, daerah pementasan di Kabupaten Blora, Kabupaten Rembang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Batang Jawa Tengah.
"Saat ini pementasan di daerah Kabupaten Barito Utara Kalimantan Tengah, jumlah jam terbang pementasan wayang kulit lebih dari 100 kali," kata Razikinnor.
Dia juga merupakan pemain dan sutradara ketoprak, pemain dan pemimpin perkumpulan karawitan Langen Budaya di Kabupaten Barito Utara, pendiri dan pelatih sanggar Tari Remaja Budaya dengan kegiatan sanggar aktif yakni tari tradisi Jawa, Bali, dan Sunda, serta tari kreasi musik tradisi Dayak dan gamelan Jawa, juga wayang kulit Jawa.
"Rencananya selama tiga tahun di Kairo, Darpo akan diberi fasilitas menjalankan ibadah umroh setiap tahun atau tiga kali dan sekali melaksanakan ibadah haji," ujarnya.
Sementara itu guru SMAN 1 Muara Teweh, Darpo mengatakan program rekrutmen guru sekolah luar negeri yang merupakan program dari Kementerian Luar Negeri yang berkerja sama dengan Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan dengan manfaat untuk daerah, bahwa guru yang direkrut memiliki misi pada bidang pariwisata dan budaya.
"Sehingga sebelum berangkat kesekolah tujuan, guru bersangkutan dapat membawa barang-barang yang dapat dipromosikan pada kegiatan promosi unutk menjadi daya tarik tersendiri bagi negara Indonesia dan daerah," kata dia.
Selanjutnya, anak-anak Indonesia yang ada di luar negeri yang berbeda lingkungan dan pergaulan yang bermacam-macam akan mendapatkan guru untuk membentuk karakter anak Indonesia.
Ada beberapa pengalaman yang menarik di tempat mengajar di luar negeri, maka akan dapat diterapkan dan disesuaikan dengan lingkungan di sekolah asal.
"Masa tugas selama tiga tahun, dimana status kepegawaian tidak berubah bahwa guru yang bersangkutan masih dari asal sekolah di daerah," ujar Darpo.