Jakarta (ANTARA) - Babak final tunggal putra Indonesia Masters 2020 yang dilakoni Anthony Sinisuka Ginting dan wakil Denmark Anders Antonsen dalam waktu satu jam 11 menit berlangsung seru dengan diwarnai adu strategi dan ketahanan fisik kedua pebulu tangkis Top 10 itu.
Meski kalah dan harapannya untuk mempertahankan gelar juara di turnamen kelas Super 500 ini terpaksa pupus, namun Antonsen masih bisa menikmati permainannya di Istora Senayan Jakarta yang berlangsung dalam rubber game.
"Tadi pertandingan yang menyenangkan, saya bisa unggul di awal tapi saya membuat kesalahan selanjutnya. Anthony juga bermain semakin baik saat ini, saya ucapkan selamat untuknya," kata Antonsen saat ditemui setelah pertandingan, Minggu malam.
Keunggulan yang ia raih di gim pertama ternyata tak bisa ia pertahankan di gim kedua dan ketiga. Kesalahan yang terlanjur ia lakukan dan Anthony yang mengubah strategi di gim kedua membuatnya berbalik di dalam tekanan hingga akhirnya skor penentuan melalui gim ketiga terpaksa dilakukan.
Pebulu tangkis berusia 22 tahun ini menyadari meski ia mengganti strategi di gim kedua, hal itu tidak bisa mengubah posisinya yang sudah kepalang basah di bawah bayang-bayang Anthony.
"Kalau saya ganti strategi pun rasanya tidak akan mengubah banyak kedudukan saya, dia sudah menaikkan level permainan yang mana tak bisa saya kejar lagi. Itu lah yang membedakan jalannya pertandingan tadi," katanya menceritakan momen krusial itu.
Di gim ketiga, Antonsen sudah tak sanggup meladeni strategi Anthony yang asik mengajaknya melakukan reli panjang dan pukulan jarak jauh. Gaya permainan cepat yang ia lancarkan di gim pertama berbanding terbalik di gim ketiga saat energinya mulai payah.
"Saya tidak boleh terlalu kecewa dengan hasilnya, tapi ini adalah final saya yang kedua dan saya sangat bangga dengan ini. Saya senang bisa masuk ke final," katanya menegaskan.
Dari sisi Ginting, sapaan akrab Anthony, ketertinggalan di gim pertama akibat ia kurang siap dengan Antonsen yang langsung menghujaninya dengan serangan bertempo cepat. Ditambah dengan postur lawannya yang tinggi, membuatnya kesulitan memberikan balasan sepadan.
Tak ingin memaksakan posisinya, pebulu tangkis asal Cimahi Jawa Barat ini pun menyerah di gim pembuka dan memilih menyiapkan balasan di gim kedua, serta gim ketiga jika ia bersikukuh ingin menyabet gelar juara.
"Di gim kedua saya coba melambatkan tempo, jangan sampai terbawa temponya dia yang cepat. Saya ambil peluangnya dari situ. Di gim ketiga mungkin dia sudah kelihatan lelah ya, akhirnya dia jadi kesusahan mengimbangi permainan saya," tutur Ginting menceritakan.
Ginting yang begitu bahagia dengan hasil ini, masih mengatakan bahwa pertandingannya hari ini belum menggunakan seluruh kemampuan maksimalnya.
Kendati begitu, ia berkomitmen akan menjadikan gelar juara di awal musim ini sebagai cambuk untuk memacunya berkompetisi lebih baik, terlebih dalam masa kualifikasi jelang Olimpiade Tokyo 2020 yang akan selesai pada bulan April yang menuntut semua pebulu tangkis berlomba-lomba memupuk poin.
Meski kalah dan harapannya untuk mempertahankan gelar juara di turnamen kelas Super 500 ini terpaksa pupus, namun Antonsen masih bisa menikmati permainannya di Istora Senayan Jakarta yang berlangsung dalam rubber game.
"Tadi pertandingan yang menyenangkan, saya bisa unggul di awal tapi saya membuat kesalahan selanjutnya. Anthony juga bermain semakin baik saat ini, saya ucapkan selamat untuknya," kata Antonsen saat ditemui setelah pertandingan, Minggu malam.
Keunggulan yang ia raih di gim pertama ternyata tak bisa ia pertahankan di gim kedua dan ketiga. Kesalahan yang terlanjur ia lakukan dan Anthony yang mengubah strategi di gim kedua membuatnya berbalik di dalam tekanan hingga akhirnya skor penentuan melalui gim ketiga terpaksa dilakukan.
Pebulu tangkis berusia 22 tahun ini menyadari meski ia mengganti strategi di gim kedua, hal itu tidak bisa mengubah posisinya yang sudah kepalang basah di bawah bayang-bayang Anthony.
"Kalau saya ganti strategi pun rasanya tidak akan mengubah banyak kedudukan saya, dia sudah menaikkan level permainan yang mana tak bisa saya kejar lagi. Itu lah yang membedakan jalannya pertandingan tadi," katanya menceritakan momen krusial itu.
Di gim ketiga, Antonsen sudah tak sanggup meladeni strategi Anthony yang asik mengajaknya melakukan reli panjang dan pukulan jarak jauh. Gaya permainan cepat yang ia lancarkan di gim pertama berbanding terbalik di gim ketiga saat energinya mulai payah.
"Saya tidak boleh terlalu kecewa dengan hasilnya, tapi ini adalah final saya yang kedua dan saya sangat bangga dengan ini. Saya senang bisa masuk ke final," katanya menegaskan.
Dari sisi Ginting, sapaan akrab Anthony, ketertinggalan di gim pertama akibat ia kurang siap dengan Antonsen yang langsung menghujaninya dengan serangan bertempo cepat. Ditambah dengan postur lawannya yang tinggi, membuatnya kesulitan memberikan balasan sepadan.
Tak ingin memaksakan posisinya, pebulu tangkis asal Cimahi Jawa Barat ini pun menyerah di gim pembuka dan memilih menyiapkan balasan di gim kedua, serta gim ketiga jika ia bersikukuh ingin menyabet gelar juara.
"Di gim kedua saya coba melambatkan tempo, jangan sampai terbawa temponya dia yang cepat. Saya ambil peluangnya dari situ. Di gim ketiga mungkin dia sudah kelihatan lelah ya, akhirnya dia jadi kesusahan mengimbangi permainan saya," tutur Ginting menceritakan.
Ginting yang begitu bahagia dengan hasil ini, masih mengatakan bahwa pertandingannya hari ini belum menggunakan seluruh kemampuan maksimalnya.
Kendati begitu, ia berkomitmen akan menjadikan gelar juara di awal musim ini sebagai cambuk untuk memacunya berkompetisi lebih baik, terlebih dalam masa kualifikasi jelang Olimpiade Tokyo 2020 yang akan selesai pada bulan April yang menuntut semua pebulu tangkis berlomba-lomba memupuk poin.