Jakarta, 31 Maret 2009 (ANTARA) - PT Timah (Persero) Tbk hari ini menyampaikan Laporan Keuangan Konsolidasian untuk tahun buku yang berakhir tanggal 31 Desember 2008. Perseroan mencatat laba bersih tahun 2008 sebesar Rp 1,34 triliun (Rp1.342,3 miliar) atau Rp267,- per saham, lebih rendah 25% dibandingkan dengan laba bersih tahun 2007 sebesar Rp1.784,6 miliar atau Rp355,- per saham. Lebih rendahnya laba bersih Perseroan pada tahun 2008 tersebut disebabkan oleh penurunan kinerja penjualan perseroan akibat dari turunnya harga logam timah dunia.
 
     Krisis global yang melanda dunia telah menyebabkan penurunan daya beli sehingga menghantam sektor manufaktur selaku penyedia barang konsumtif. Pada akhirnya pelemahan pada sektor manufaktur ini menyebabkan permintaan terhadap komoditas sebagai bahan baku industri ikut turun drastis dan menyebabkan harga komoditas pada umumnya dan logam timah khususnya mengalami penurunan yang signifikan.
 
     Pada kuartal ke empat harga logam timah dunia sementara harga jual menurun dari yang semula berada pada kisaran US$ 20.000  per ton, menjadi US$ 10.000 per ton pada triwulan IV. Akibatnya berdampak pada penurunan margin usaha perusahaan pd kuartal empat 2008.
 
     Tinjauan Operasi
     Pendapatan Perseroan pada tahun 2008 mencapai Rp 9.053,1 miliar atau 6% lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan tahun 2007 sebesar Rp 8.542,4 miliar. Kontribusi terbesar pendapatan Perseroan didapatkan dari penjualan logam timah sebesar 91,52% sementara hasil penjualan batu bara memberikan kontribusi sebesar 8,2%. Sedangkan 0,28% sisanya diperoleh dari laba usaha anak perusahaan seperti jasa galangan kapal sebesar Rp 12,6 miliar, jasa eksplorasi sebesar Rp 12,1 miliar dan jasa konstruksi, listrik dan perbengkelan sebesar Rp 591 juta.
 
     Pendapatan dari penjualan logam timah meningkat 6,4% dari Rp7.786,2 miliar pada tahun 2007 menjadi Rp 8.285,8 miliar. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya harga rata-rata logam timah yang diterima Perseroan. Volume penjualan logam timah menurun sebesar 21%, dari 58.927 Mton pada tahun 2007 menjadi 46.438 Mton pada tahun 2008. 
   
     Harga tertinggi logam timah dunia selama tahun 2008 adalah 25.500 US$/Mton dan terendah adalah 10.000 US$/MTon dengan harga rata-rata sebesar 18,512 US$/Mton, naik 28% dari harga rata-rata logam timah dunia tahun 2007 sebesar 14,529 US$/Mton. Sementara kurs rata-rata nilai tukar Dolar AS terhadap Rupiah pada tahun 2008 dan tahun 2007 relatif stabil. Kurs rata-rata nilai tukar Dolar AS tahun 2007 sebesar Rp9.129,-/US$ dan pada tahun 2008 sebesar Rp9.545,-/US$. Sedangkan produksi logam timah tahun 2008 adalah sebesar 49.029 Mton, 19% lebih rendah dibandingkan dengan produksi tahun 2007 sebesar 58.325 Mton.
 
     Total produksi bijih tahun 2008 sebesar 47.074 ton Sn turun 19% dari produk bijih tahun 2007 sebesar 58.086 ton Sn. Sedangkan persediaan bijih yang dimiliki Perseroan berkurang sebesar 19% yang pada tahun 2007 berjumlah 5.919 ton Sn menjadi tinggal 4.822 ton Sn pada tahun 2008.
 
     Kontribusi terbesar bijih didapatkan dari tambang darat yakni sebesar 33.234 ton Sn pada tahun 2008 yang berarti menurun 28% jika dibandingkan tahun 2007 sebesar 46.078 ton Sn. Sedangkan produksi bijih dari penambangan lepas pantai mengalami kenaikan 15% dari tahun 2007 sebesar 12.008 ton Sn menjadi 13.840 ton Sn pada tahun 2008. 
   
     Penurunan volume produksi logam di mana sebagian produksi memanfaatkan produk bijih yang dihasilkan dan persediaan bijih yang ada memiliki konsekuensi penurunan volume terak (barang dalam proses) sebesar 17% dari sebelumnya pada tahun 2007 sebesar 16.866 ton menjadi 14.021 on pada tahun 2008.
 
     Usaha di bidang batubara tetap memberikan kontribusi berarti bagi Perseroan. Pengadaan batubara, baik yang dihasilkan oleh PT Tanjung Alam Jaya maupun yang dibeli dari mitra usaha diperoleh menurun sebesar 9.7% dari 2.164.885 ton tahun 2007 menjadi 1.955.176 ton pada tahun 2008. Sedangkan volume penjualan juga menurun sebesar 26% dari 2.430.837 ton pada tahun 2007 menjadi 1.789.341 ton pada tahun 2008.  
   
     Tinjauan Keuangan
     Laba kotor Perseroan tahun 2008 mencapai Rp2.718,6 miliar, atau 14% lebih rendah dibandingkan dengan laba kotor tahun 2007 sebesar Rp3.176,0 miliar, dan harga pokok penjualan logam timah meningkat sebesar 61%, sedangkan harga pokok penjualan di luar timah meningkat 25% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.      Laba usaha turun 24% dari Rp2.732,6 miliar tahun 2007 menjadi Rp2.070,2 miliar, dan laba sebelum pajak lebih rendah 21% dibandingkan tahun 2007 sebesar Rp2.653,9 miliar menjadi Rp2.108,9 miliar.
 
     Total Aktiva Perseroan naik 15% dari Rp5.032,7 miliar menjadi Rp5.785,0 miliar. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh naiknya total aktiva lancar sebesar 10% dari Rp3.922,1 miliar tahun 2007 menjadi Rp4.305,9 miliar pada tahun 2008.      Kontribusi terbesar kenaikan total aktiva lancar ini berasal dari peningkatan jumlah persediaan timah lancar yang dimiliki perseroan yang meningkat sebesar 83% dari sebelumnya sebesar Rp1.512,7 miliar pada tahun 2007 menjadi Rp2.774,1 miliar pada tahun 2008.
 
     Piutang usaha meningkat sebesar 33% dari tahun 2007 sebesar Rp318,1 miliar menjadi sebesar Rp423.3 miliar pada tahun 2008.
 
     Pada tahun 2008 Perseroan mengeluarkan kebijakan untuk mengambil pinjaman jangka pendek sebesar Rp 365,7 miliar. Hutang usaha meningkat sebesar 88% dibandingkan tahun sebelumnya, tahun 2007 sebesar Rp190,5 miliar menjadi Rp357,3 miliar.
 
     Total ekuitas meningkat 14% menjadi sebesar Rp3.820,6,- miliar pada tahun 2008 dibandingkan Rp3.359 miliar pada tahun 2007. 
   
     Kondisi Saat Ini dan Prospek Ke Depan
     Lembaga riset independen yang berbasis di London, Commodity Research Unit (CRU) memperkirakan konsumsi logam timah dunia pada tahun 2008 sebesar 333.700 ton atau turun sebesar 6.4%. dari tingkat konsumsi pada tahun 2007 sebesar 356.000 ton. Pada Pebruari 2009, CRU memperkirakan produksi logam timah dunia pada tahun 2009 sebesar 300.300 ton turun 10% dibandingkan dengan tahun 2008. Dengan demikian diperkirakan target produksi logam timah pada 2009 tidak akan melebihi dari produksi pada 2008.
 
     Rencana perusahaan untuk meningkatkan pendapatan yang berasal dari produk dengan nilai yang lebih tinggi tengah berjalan dengan baik. Pengembangan produk premium timah yang memiliki kadar Sn lebih tinggi dari standar LME dengan brand "Banka" masih terus ditingkatkan.
 
     Keberadaan penambangan rakyat / skala kecil merupakan bagian industri penambangan timah secara keseluruhan. Namun penambangan rakyat yang tidak tertib akan menjadi beban perekonomian di masa mendatang karena kerusakan lingkungan yang ditimbulkan. Oleh karena itu, Perseroan mengambil prakarsa untuk mengakomodasikan keberadaan mereka melalui bentuk kemitraan dengan tetap memperhatikan praktik penambangan yang baik, lingkungan hidup, keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan demikian, dukungan dari para pemangku kepentingan terhadap upaya penertiban ini menjadi sangat penting.

     Untuk keterangan lebih lanjut hubungi: Abrun Abubakar, Sekretaris Korporat, telepon : +62 (21) 2352 8000, faksimili : +62 (21) 344 4012
e-mail : investorrelation@pttimah.co.id
website  : www.timah.com

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2009